Senin, 13 Juni 2011

Hal yg paling berat...

"salah satu hal terberat dalam hidup adalah memberitahukan, bahwa orang yang disayanginya telah pergi dulu meninggalkan dia."

Masih ingat dalam ingatanku ketika sesaat setelah bapak pergi meninggalkan kami tuk selamanya. Kami tidak berani langsung mengatakan kepada simbah bahwa anak satu-satunya telah meninggal dunia. Begitu berat dan tak tega mengatakannya, apalagi bapak meninggal dengan begitu cepat. Baru setelah kira-kira menjelang tengah malam dibantu bersama dengan orang-orang tua, akhirnya simbah diberitahu. Segera pecahlah tangis simbah mengetahui anaknya telah terlebih dahulu meninggalkannya. Kata-kata yang terucap, "aku kok, thok tinggal kas...aku neng kene karo sopo.." berulang kali terdengar dengan suara tangis khas seorang ibu yang kehilangan anaknya. Kami yang ikut mendampingi juga tak kuasa ikut menangis. Para orang tua yang ikut "ngeneng-ngenengi" juga berkata, "wes rasah ditangisi anakmu wes kepenak, iki isih ono putumu Sari karo Galih sing ameh ngeladeni kowe." cukup lama simbah menangisi bapak malam itu. Sampai keesokan harinya sebelum peti ditutup simbah dituntun untuk melihat anaknya untuk yang terakhir kalinya. Hari itu nampak simbah telah ikhlas anaknya telah pergi mendahuluinya. Dan dalam hati aku juga berjanji kepada bapak untuk meneruskan merawat simbah sepeninggal bapak. Dari merawat simbah aku mendapat pelajaran yang sangat berharga, yaitu kesabaran, ketulusan merawat orang yang sudah tua. Puluhan tahun bapak telah menjaga dan merawat simbah dengan penuh kesabaran. Dan aku hanya diberi "PR" oleh bapak kurang lebih 2 tahun buat menjaga dan merawat simbah. Kini simbah dan bapak telah bersatu dan berkumpul kembali di surga. Dan memang benar dibalik duka,Tuhan selalu punya rencana tersendiri bagi anak-anaknya.
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati