Rabu, 22 Juni 2011

Penjual meja kayu

Di bawah rindangnya pohon dan semilirnya angin, lelaki tua itu akhirnya tertidur. Ia tertidur bersama dengan meja dan kursi kayu jualannya. Nampaknya lelah yang dirasa, setelah berjalan setengah hari dengan pikulan di bahu. Menawarkan meja dan kursi keliling dari rumah ke rumah. Beban yang berat itu, tidak tahu kapan berkurangnya. Hari ini, esok hari atau kapan tidak ada yang tau kapan ada orang yang mau membeli meja atau kursi kayunya.
Istirahat, di bawah rindangnya pohon dan semilirnya angin akan mengembalikan tenaga lelaki tua itu untuk kembali menjajakan jualannya. Pengalaman menjajakan meja, kursi menjadikan bahwa tidak perlu kuatir akan kapan ada orang yang akan membeli meja dan kursi. Sikap pasrah dan nerimo kepada sang pencipta, membawa semangat sendiri dalam berjualan. Senang jika ada orang cepat membeli dagangannya, berarti dia bisa cepat pulang ke daerah asalnya. Tapi jika belum ada yang membelinya tetap harus sabar. "sing penting bersyukur mas, masih diberi hidup dan kesehatan oleh Gusti Allah"
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati