Kamis, 21 Juli 2011

"Aku, tak butuh penghormatanmu"

Menghormati bendera bukanlah semata-mata menghormati benda mati berupa kain yang berkibar. Tetapi lebih pada arti sebuah kebangsaan, akan nilai sebuah perjuangan para pejuang yang kini diwariskan kepada anak cucunya. Coba saja ketika para pejuang tak berjuang dan tidak mencoba mengibarkan bendera merah putih? Apakah negara Indonesia sekarang masih berdiri?

Sebuah foto kenangan orang yang kita cintai yang telah meninggal, akan kita letakan seindah mungkin di dinding rumah atau di tempat lain yang dianggap pantas. Sebuah foto album kenangan dari orang yang meninggal juga akan kita simpan rapi dalam sebuah lemari. Itu semua dilakukan sebagai rasa hormat dan bakti kita, mungkin bakti sebagai isteri, suami, anak, cucu atau saudara. Tak mungkin foto itu di letakan sembarangan. Diletakan di jalan, biar ketika orang lewat dapat seenaknya menginjak foto orang yang kita cintai. Kita marah terhadap orang yang dengan sengaja menginjak foto, membakar sebuah kenangan akan orang yang telah meninggal. Kenapa kita bisa marah dan sakit hati? Karena kita tau cara menghormati orang yang dulu telah bersama-sama dengan kita. Kita menghormati bukan semata-mata kepada bingkai atau foto(benda mati) yang terpajang. Tetapi akan sebuah kenangan yang ada di dalamnya selama dia hidup. Sebuah kebersamaan, keteladanan dan kasih sayang selama hidupnya yang coba untuk diteruskan bagi orang-orang yang ditinggalkannya.
Toh dari sebuah kenangan akan sebuah foto, akan membimbing kita lebih dalam kearah rasa syukur pada Tuhan karena tlah diberikan orang-orang yang begitu mencintai dan mengasihi kita, dan akhirnya akan berujung pada ungkapan permohonan agar orang yang pernah hadir bersama kita itu mendapat tempat abadi di surga.

Sebuah foto terbingkai orang yang kita sayangi, yang jika direnungkan lebih dalam dapat mengarahkan diri untuk berdoa ke hadirat Tuhan dengan caranya sendiri. Bagi orang yang belum mengenal orang yang terbingkai di dalam foto, mungkin akan bersikap apatis, cuek dan terkadang menyindir ngapain pakai dibingkai mahal dan bagus toh orangnya juga dah meninggal tidak melihat. Tetapi bagi orang yang benar-benar mengenal karena telah mengalami kebersamaan, tau bagaimana cara menghormatinya.

Kita dapat tertegun dan meneteskan air mata, ketika kita melihat foto waktu kecil. Foto ketika bayi, yang dapat mengingatkan akan sebuah pengorbanan yang begitu besar seorang ibu dan ayah mendidik kita hingga seperti saat ini. Jika salah satu dari mereka telah meninggal tentu kita juga akan teringat akan sosok orang tua yang begitu berjasa dalam hidup kita. Dan secara spontan ungkapan doa dan terima kasih akan terucap dengan caranya sendiri.

Menghormati benda bukanlah serta merta mengkultuskan benda mati itu. Menghormati sebagai salah satu cara saja kita tuk mengingatkan nilai apa yang terkandung di dalamnya. Walaupun di setiap tempat dan adat daerah cara menghormati sesuatu itu dengan cara yang berbeda-beda pula.
Dan di negara kita cara menghormati bendera seperti yang sering diajarkan waktu kita sekolah.
Apa susahnya sih menghormati bendera?
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati