Senin, 18 Juli 2011

Anak itu menghirup lem

Jika dirunut, mungkin anak itu sudah mengenyam bangku kelas 3 SMP. Sejak kecil sampai sekarang hidup dalam keprihatinan. Keprihatinan akan kasih sayang, keprihatinan himpitan ekonomi dan keprihatinan dalam mengenyam dunia pendidikan.

Sudah seminggu ini anak-anak seusia dia pada sibuk masuk sekolah. Orang tua sibuk mencarikan sekolah, membeli perlengkapan sekolah. Tetapi tidak dengan anak ini. Dia masih tetap bergulat dengan kehidupan yang begitu keras dan kejam. Mencari uang dengan segala cara, terkadang mengamen, terkadang membantu ibunya mencari barang-barang rongsokan. Kehidupan jalan yang begitu keras tak bisa ia lawan. Ibunya tak kuasa memberikan pendampingan dan perhatian karena harus kerja keras buat sesuap nasi.

Dan suatu ketika, aku lihat dia di pinggir jalan. Sedang asyik menghirup lem. Sambil menunggu lampu merah menyala. Entah dari mana dia bisa tau akan aktivitas konyol seperti itu. Yang pasti dari apa yang ia lihat sendiri dari kehidupan jalanan yang begitu keras.

Dia salah contoh dari puluhan ribu anak yang harus mengelami kejamnya kehidupan jalanan. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara masih relevankah? Atau sudahkan pasal itu berganti menjadi Para koruptor dilindungi dan dipelihara oleh negara?
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati