Minggu, 24 Juli 2011

Andaikan Tuhan memanggilku hari ini

start-writing-life-story-800x800 Pictures, Images and Photos
Jika kita disuruh melukiskan dan merangkum kisah perjalanan hidup kita masing-masing tentu tanggapan tiap orang berbeda-beda. Bagi yang senang menulis akan antusias, bagi yang belum begitu senang menulis akan bilang "ah entar saja, belum dapat ide," bagi yang sibuk kerja akan bilang "ah apa gunanya," bagi orang yang sukanya pergi keluar jalan-jalan, nonton, ke mal, bilang "ah daripada otak pusing mendingan jalan-jalan."
Ada banyak alasan dan jawaban dari masing-masing orang. Itupun hanya sebatas jawaban saja. Belum kata-kata apa yang terucap, atau ungkapan apa setelah masing-masing orang mengambil alat tulis dan secarik kertas, mengambili notebook, laptop dan peralatan menulis lainnya yang mereka punya. "Aku, mulai darimana ya?" "kisah yang ditulis yang baik-baik atau yang buruk juga ikut disertakan ya?" Dan banyak ungkapan lain yang terkadang akan menghentikan proses menulis kita.

Tetapi semuanya akan berubah total, berbagai alasan akan runtuh jika Tuhan sendiri yang memerintahkan. Andaikan Tuhan, hari ini memerintahkan kita untuk merangkum kisah hidup kita di dunia ini. Ya, hari ini, saat ini juga dan waktu yang diberikan pagi ini hingga malam nanti, dan ketika malam itu juga jatah hidup kita didunia juga habis.
Mungkin seharian ini kita akan diam di kamar dan mencoba merangkum kisah hidup kita. Air mata penyesalan atas apa yang diperbuat, air mata yang mengalir atas perilaku yang banyak menyakiti keluarga dan sesama kita, air mata karena belum sempat mengapai cita dan membahagiakan orang-orang yang dicintai. Dan masih banyak air mata lain yang menandai berbagai macam kisah hidup kita. Rasanya waktu begitu cepat ketika kita hidup di dunia ini. Kita masih belum melakukan ini, itu. Belum sepenuhnya menjadi orang-orang baik. Belum sepenuhnya mencintai sesama dengan tulus, masih sering membuat Tuhan menangis akibat perbuatan kita. Ya...memang penyesalan selalu datang terlambat.
Tak jarang juga sebuah kisah yang membahagiakan, sebuah kesaksian atas kebaikan Tuhan juga ikut tertulis.
Rasanya waktu akan begitu cepat, kita akan berusaha menyelesaikan tulisan itu. Dan sisanya akan segera kita manfaatkan untuk berpamitan dengan orang-orang yang kita cintai, dan sisanya akan kita gunakan untuk mohon ampun kepada Tuhan dengan cara mengunjungi rumah Tuhan, berdoa pribadi dan sarana lain yang digunakan untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Waktu sehari yang tersisa akan mengubah hidup kita. Hidup yang tidak seperti biasanya hingga malampun akhirnya tiba.

Lalu, andaikan Tuhan memberikan waktu seminggu kepada kita untuk menulis rangkuman hidup kita. Tentu tak merubah perasaan hati kita seperti waktu sehari yang hanya diberikan kepada kita untuk menulis. Yang membedakan ada waktu seminggu yang dapat kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang baik. Melakukan hal yang belum kita lakukan. Ingin selalu bersama dengan orang-orang yang kita cintai. Bertobat terus menerus dan mohon pengampunan kepada Tuhan. Tak jarang waktu seminggu ini, membuat orang-orang yang mengenal kita berkata : "wah sekarang kamu kok berubah ya...jadi sregep ini, itu..." Dan sebagian dari rangkuman hidup kita akan menceritakan sisa waktu yang seminggu Tuhan berikan. Kisah perjalanan yang begitu lama, akan coba di tambahi dengan sebuah kenangan indah dan mengharukan selama seminggu. Dan berharap waktu seminggu dapat menghapus kisah kelam perjalanan yang telah dilakukan.

Kita tidak tahu waktu yang masih Tuhan berikan kepada kita. Entah hitungan satu menit, jam, hari, minggu atau tahunan kita tidak tahu. Sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Sudah siapkah kita berjaga-jaga?
Tinggalan rangkuman hidup seperti apa yang akan kita tinggalkan?
Semua belum terlambat, kalau kita masih mau berubah...
Karena kita tlah diselamatkan, maka sudah sewajarnyalah kita berbuat baik hari demi hari.
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati