Jumat, 29 Juli 2011

Tukang Protes

Jika hari ini listrik tak mengalir seharian...
Maka sudah tak terhitung lagi berapa kali petugas PLN menjawab telepone dari warga masyarakat yang bertanya. Bertanya dengan baik-baik, atau protes dengan membentak-bentak mengingat pekerjaan jadi terbengkalai. Padahal kalau dipikir masih banyak daerah pelosok yang belum mendapat aliran listrik.

Jika hari ini air tidak mengalir seharian...
Maka orang-orang yang pada berlanggan PDAM, akan segera bertanya ke kantor PDAM, kenapa air tak mengalir. Keluhan tidak bisa, mandi, mencuci, masak dan hal lainnya akan terucap. Mereka lupa bahwa ada saudara-saudara kita yang saat ini hidup di daerah yang kekurangan air. Kita dihadapkan dengan masalah sehari saja air tak mengalir sudah kelabakan. Lalu bagaimana dengan mereka yang harus mengambil air puluhan kilometer, mencuci di sungai-sungai yang mulai kering? Rasanya keluhan kita tak pantas terucap.

Jika hari ini tidak ada tabung gas, BBM pada kosong...
Maka orang-orang pada bertanya ke Pertamina. Daripada protes lebih baik menyalakan api dalam tungku, dengan bahan bakar kayu atau menggunakan arang buat memasak bagi yang niat memasak. Repot-repot sedikit kenapa susahnya?

Jika hari ini harga-harga sembako pada naik... Maka rakyat wajib protes kepada pemerintah ! Tak ada alasan untuk tidak protes.

Dan jika hari ini matahari tak bersinar...
Apakah semua orang akan bertanya kepada Tuhan? Protes kepadaNya? Lalu siapakah kita sampai berani bertanya?
Mengingat setiap hari matahari rutin selalu bersinar, dan sangat sedikit orang yang bersyukur dan mengucapkan terima kasih.
Dan kala matahari tidak terbit semuanya pada protes dan merengek-rengek kayak anak kecil.

Ya...namanya juga manusia.
Sering protes sana-sini.
Terkadang tak peduli siapa yang dihadapinya.
Jika orang-orang modern ini tiba-tiba berada di jaman batu.
Mungkin mereka akan mengerti artinya bersyukur.
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati