Jumat, 18 November 2011

Kisah sebuah balon gas

balon

Balon gas itupun akhirnya turun juga. Setelah sempat beberap waktu gagah berdiri melayang di angkasa. Melayang kesana kemari, dibawa oleh angin. Tak disadari oleh balon bahwa lambat laun gas yang berada di dalamnya akan berangsur-angsur berkurang, hingga akhirnya habis.

Balon yang terbang melayang ke udarapun sangat senang bisa melihat pemandangan yang indah dari angkasa. Ia bisa melihat puncak gunung yang menjulang tinggi, melihat hamparan sawah, kelap kelip lampu kota, hingga birunya laut. Melihat itu semua, ia pun jadi sombong dan ingin memamerkan apa yang selama ini dilihatnya kepada balon-balon lainnya yang tak bisa terbang tinggi.

Balon-balon lainnya pun terkesima dan ingin diajak oleh balon gas untuk melihat pemandangan dari atas. Namun sia-sia saja, balon gas dengan angkuh dan sombong tak mau menuruti permintaan mereka. Dengan alasan, jika mereka ikut, nanti ia tak dapat terbang dengan tinggi.

Segala sesuatu memang sudah ada masanya. Tepat saja, ketika balon udara hendak berpamitan kepada teman-temannya, balon yang berisi gas tak dapat terbang tinggi. Nampaknya gas yang ada di dalam sudah tak mampu menerbangkannya dengan tinggi. Ancang-ancang sudah dilakukan, yup...dengan susah payah hanya mampu melayang beberapa meter saja. Namun tak berapa lama melayang di udara sudah turun dan jatuh lagi ke tanah. Usaha demi usaha dilakukan, namun sia-sia saja. Balon gas tak mampu terbang tinggi dan melayang-layang lagi di angkasa. Teman-teman lainnya pun pergi meninggalkan balon gas yang sombong tadi. Kini balon gas hanya teronggok sendirian di tanah, tak ada teman yang mau mendekat akibat kesombongannya.

Kala kita mendapat kebahagiaan, alangkah baiknya jika kita membagikan kepada sesama kita.
Kesombongan hanya akan menghancurkan hubungan baik yang selama ini sudah terjalin.
Untuk segala sesuatu hal memang ada masanya, jadi ingat-ingatlah itu teman.
Photobucket

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati