Minggu, 31 Juli 2011

Tetes embun

embun
Masih ada tetes embun di daun...
Menentes dan membasahi tanah...
Masih terdengar kokok ayam yang mengalun...
Mentari mulai tersenyum dengan ramah...

Masih ada embun yang membasahi bunga melati..
Udara ikut menari bersama dinginnya pagi...
Burung-burung mulai berkicau menyambut datangnya hari...
Sebuah hari baru yang telah diberi...

Masih ada embun yang mau turun ke bumi...
Bunga-bunga ingin juga menari...
Masih ada harapan yang menanti...
Untuk menghibur hati dan jiwa yang sepi...

Masih terasa dinginnya embun pagi...
Kucoba mengenggam embun ini...
Sebagai sebuah saksi...
Bahwa aku telah berhasil bangun pagi... :)
-siGal-

Sabtu, 30 Juli 2011

AKU = Ah...KU...

Ah...KU tak bisa seperti dia...
Ah...KU mau seperti dia...
Ah...KU ingin hidup enak...
Ah...KU harap semua orang memahamiku...
Ah...KU tak mampu menggapainya...
Ah...KU ingin semua berjalan lancar hari ini...
Ah...KU ingin hidup tentram dan tenang...
Ah...KU ingin semua orang menghargaiku...
Ah...KU ingin tak ada kesedihan di hari ini...
Ah...KU mau hari ini semua bisa hidup rukun...
Ah...KU tak ingin melewatkan hari besamamu...
Ah...KU ingin tawa dan canda menghiasi hari ini...
Ah...KU ingin hari ini makan yang enak-enak...
Ah...KU ingin semua yang dekat denganku merasa bahagia...
Ah...KU ingin selalu berbuat baik...
Ah...KU tak ingin hari ini lupa tuk bersyukur...
Ah...KU akhiri tulisan ini...
Dan Ku beri judul AKU.
AKU yang ingin ini dan itu...
-siGal-

yuuk, pada bernyanyi

Lagu apa yang sering mereka nyanyikan dalam kasus Nazaruddin. Terutama orang-orang yang ikut terlibat didalamnya. Mari kita gali satu persatu

Nazaruddin :
Suka menyanyi lagu Peterpan dengan judul Topeng

"Tapi buka dulu topengmu,
buka dulu topengmu
Biar kulihat warnamu,
kan kulihat warnamu"

Lagu yang ditunjukan buat pengurus partai Demokrat dan KPK. Mungkin Nazaruddin baru mau pulang jika semuanya pada membuka topengnya sendiri.

Para pengurus Partai Demokrat :
Sering menyanyikan lagu lama dari K3S judulnya "Bohong"

"Bohong, kamu tukang bohong
Bohong, janjimu palsu.
Selamat tinggal cintaku.
Tiada maaf bagimu"

Lagu yang ditunjukan kepada Nazaruddin, mungkin dinyanyikan sambil dengan nada marah. Lihat saja di televisi jajaran pengurus partai semua menganggap Nazaruddin tukang bohong.

Kepolisian
Sering menyanyikan lagu Sewu kuto milik Didi Kempot.

"Sewo kuto uwis tak liwati
Sewu ati tak takoni
Nanging kabeh
Podo rangerteni
Lungamu neng endi
Pirang tahun aku nggoleki
Seprene durung biso nemoni"

Nyanyian yang mengambarkan susahnya mencari Nazaruddin, atau memang sengaja dilama-lamakan ya? Ayo pak polisi pencarian belum genap sewu kuto...kejar terus...

KPK
Nama-nama yang sering disebut Nazaruddin juga sering menyanyikan lagu Yovie & Nuno - Manusia Biasa (CLB)

"Aku memang manusia biasa.
Yang tak sempurna dan kadang salah
Namun di hatiku hanya satu
Cinta untukmu luar biasa"

Wah rayuan dan lobi bang Nazar ini juga sangat hebat, sampai lembaga anti korupsi ini tak kuasa menahan rayuannya.

Presiden
Karena presidennya hobi menyanyi dan suka karaokean maka beliau menyanyikan lagu lawas ciptaanya Koes plus dengan judul "Andaikan kau datang"

"Andaikan Kau Datang Kembali
Jawaban Apa Yang Kan Kuberi
Adakah Jalan Yang Kau Temui
Untuk Kita Kembali Lagi"

Wah beruntung ya pak presiden, Nazaruddin belum pulang. Jadi bapak tak usah memberi jawaban kepada rakyat. Karena jawabannya mungkin akan menyakiti hati rakyat banyak.

Rakyat :
Lagi bernyanyi "Makan gak makan asal kumpul" milik SLANK

Hidup memang udah susah, tapi jangan dibikin susah
Hidup memang bikin pusing, jangan tambah dibawa pening
Selama kamu masih mencintaiku,
Selama kamu tetap setia padaku
*Makan gak makan asal kumpul
Makan gak makan asal kumpul
Makan gak makan-makan gak makan asal kumpul
Makan gak makan-makan gak makan asal kau ada di sampingku
Hari demi hari semakin parah,
kuatir semangat biar gak lemah
Gali-gali lobang tutup lobang
Biar gak tambah banyak utang
Tapi selama kamu masih, masih cinta
Tapi selama kita tetap bersatu sama-sama
( Kembali ke * )
Bulan ke bulan semakin gawat,
asal gak lapar sampe lewat.
Kalau gak mikir cepat-cepat,
Bangsa Indonesia bisa kiamat
Selama gak panik dan mikir santai
Selama kita semua tetap cinta damai
( Kembali ke * )
Disampingku … disampingku … disampingku

Daripada sibuk mikirin dagelan politik lebih baik mikir hari ini saya bisa makan apa tidak ya?
-siGal-

Jumat, 29 Juli 2011

Tukang Protes

Jika hari ini listrik tak mengalir seharian...
Maka sudah tak terhitung lagi berapa kali petugas PLN menjawab telepone dari warga masyarakat yang bertanya. Bertanya dengan baik-baik, atau protes dengan membentak-bentak mengingat pekerjaan jadi terbengkalai. Padahal kalau dipikir masih banyak daerah pelosok yang belum mendapat aliran listrik.

Jika hari ini air tidak mengalir seharian...
Maka orang-orang yang pada berlanggan PDAM, akan segera bertanya ke kantor PDAM, kenapa air tak mengalir. Keluhan tidak bisa, mandi, mencuci, masak dan hal lainnya akan terucap. Mereka lupa bahwa ada saudara-saudara kita yang saat ini hidup di daerah yang kekurangan air. Kita dihadapkan dengan masalah sehari saja air tak mengalir sudah kelabakan. Lalu bagaimana dengan mereka yang harus mengambil air puluhan kilometer, mencuci di sungai-sungai yang mulai kering? Rasanya keluhan kita tak pantas terucap.

Jika hari ini tidak ada tabung gas, BBM pada kosong...
Maka orang-orang pada bertanya ke Pertamina. Daripada protes lebih baik menyalakan api dalam tungku, dengan bahan bakar kayu atau menggunakan arang buat memasak bagi yang niat memasak. Repot-repot sedikit kenapa susahnya?

Jika hari ini harga-harga sembako pada naik... Maka rakyat wajib protes kepada pemerintah ! Tak ada alasan untuk tidak protes.

Dan jika hari ini matahari tak bersinar...
Apakah semua orang akan bertanya kepada Tuhan? Protes kepadaNya? Lalu siapakah kita sampai berani bertanya?
Mengingat setiap hari matahari rutin selalu bersinar, dan sangat sedikit orang yang bersyukur dan mengucapkan terima kasih.
Dan kala matahari tidak terbit semuanya pada protes dan merengek-rengek kayak anak kecil.

Ya...namanya juga manusia.
Sering protes sana-sini.
Terkadang tak peduli siapa yang dihadapinya.
Jika orang-orang modern ini tiba-tiba berada di jaman batu.
Mungkin mereka akan mengerti artinya bersyukur.
-siGal-

Kamis, 28 Juli 2011

Untuk Sahabat

Ada air mata yang telah siap kamu alirankan... Ketika kamu melihat, merasakan dan mengalami kesedihan di tinggal orang-orang yang kamu cintai.
Kesedihan ketika gagal, kesedihan ketika ditolak. Air mata itu akan mengingatkan kita, bahawa tidak semua kehidupan ini berjalan sempurna sesuai dengan keinginan kita.

Ada sebuah bahu tempat menyandarkan kepalamu.
Ketika air mata sudah membasahi pipi.
Ketika kata-kata sudah habis terucap.
Ada sebuah bahu, yang siap untuk menerima beban persoalan kamu.
Sandarkanlan disebuah bahu, dan biarkan kesunyian yang akan membawa pergi kesedihanmu.
Sebuah bahu orang terdekat.
Yang mengingatkan bahwa aku memang tidak sempurna dan butuh mereka.

Ada sebuah tangan yang siap memberikan peneguhan.
Ketika semuanya telah dicurahkan.
Ketika yang menemani mendengarkan keluh kesah dengan sabar.
Keheningan yang mengatakan, "aku masih ada untuk kamu, kamu tidak sendiri."
Sebuah tepukan dibahu yang memberikan semangat untuk bangkit lagi.
Pegangan erat tangan yang mengingatkan kembali bahwa aku memang ada buat kamu.
Teruslah melangkah...

Ada sebuah pelukan hangat yang akan mengakhirinya.
Pelukan ucapan terima kasih...
Pelukan untuk melengkapi segala ketidak sempurnaan ini...

Aku dan kamu memang tidak sempurna...
Biarlah air mata, bahu, tangan dan sebuah pelukan,
yang akan selalu melengkapi ketidak sempurnaan kita.
-siGal-

Cinta dan Perkawinan (Plato)

Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya? Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun. Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?” Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)” Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya” Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta” Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, “Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?” Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan saja. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan” Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja. Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?” Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya” Gurunyapun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”

CATATAN – KECIL : Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan… tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.

Rabu, 27 Juli 2011

4 hal terakhir

Ada empat hal terakhir yang pasti terjadi dalam hidup yang belum kita lewati. Dan itu pasti akan terjadi, apapun kondisi kita di dunia ini :
Entah kita kaya atau miskin...
Tinggal di rumah gedhongan atau di gubuk...
Hidup dengan bergelimangan harta atau banyak hutang...
Menjadi seorang pejabat atau penjahat...
Selalu disanjung orang atau dihujat...
Punya banyak teman atau musuh...
Sregep berdoa atau tidak...
Rajin bekerja atau bermalas-malasan...
Suka menghambur-hamburkan uang atau suka menabung...
Selalu memberi atau meminta...
Menjadi koruptor atau dermawan...
Tinggi hati atau menjadi orang yang rendah hati...
Sering sakit-sakitan atau selalu sehat...

Pokoknya apapun kondisi kita di dunia ini kita akan mengalami empat hal yang terakhir dan itu pasti dan tak dapat dihindari...
Empat hal itu adalah :
1. Kematian
2. Pengadilan terakhir.
3. Surga
4. Neraka.
Dari keempat hal itu, semoga surga lah yang pasti akan kita tempati...
Kematian dan pengadilan itu pasti. Pilihan surga atau neraka tergantung "pilihan hidup/cara hidup waktu kita di dunia dan apa yang diputuskan dalam pengadilan terakhir."
Selamat menantikan 4 hal yang terakhir. Swemangaat !
-siGal-

Teh buat bapak

Setiap sore hari menyapa.
Selalu ada aktivitasnya yang tak pernah kulupa.
Dengan tenaga yang masih tersisa.
Mengisi air dengan menimba.

Sebuah ceret menjadi saksi bisu.
Entah berapa puluh kali terpanggang di atas tungku.
Dengan penuh sabar menunggu.
Dua buah gelas telah menanti di atas meja kayu.

Segenggam teh masuk dalam sebua teko kecil.
Air panas siap menyeduh teh dalam teko kecil
Dua buah gelas telah siap memanggil-manggil.
Ikut menambah kehangatan di rumah yang kecil.

Akhirnya teko kecil itu sudah tak ada lagi.
Tak ada lagi 2 gelas yang tersaji.
Tak ada yang membuatkan teh di senja hari.
Hingga suatu hari kucoba buat sendiri.

Kini mulai tersaji lagi segelas teh di atas meja.
Segelas teh yang panas, legi dan kenthel.
Teh yang rasanya tak kalah dengan buatannya.
Mungkin itulah salah satu tinggalan tersisa yang ada padaku.

Sebuah cara membuat teh nasgithel yang diwariskan.
Secangkir teh panas yang menjadi teman.
Menjadi teman yang akrab di senja hari.
Kini minum teh di senja hari terasa sangat berbeda.
Terasa berbeda tanpa kehadirannya.

Ini ceritaku...
apa ceritamu...:)
-siGal-

Sapaan Embun Pagi

Embun lagi Pictures, Images and Photos
Sang mentari belum keluar dari peraduannya.
Si embun dan dedaunan tlah lama bercengkerama.
Udara dingin masih setia menyelimuti kota tercinta.
Daun pintu dan jendela mulai satu persatu tlah terbuka.

Mencoba membuka sebuah lembaran baru.
Untuk langkah kaki dan semangat yang baru.
Lupakan segala haru.
Tuk menyongsong langit biru.

Suara kokok ayam jago mulai lelah.
Kicau burung mulai terdengar indah.
Membuat semangat jiwa yang lelah.
Tuk kembali lagi tergugah.

Kesibukan yang mulai memecah kota.
Semua orang pada berlomba-lomba.
Untuk mengejar segala cita-cita.
Jangan pernah terucap kata putus asa.

Pagi ini awalilah dengan penuh cinta.
-siGal-

Selasa, 26 Juli 2011

Ternyata Tuhan masih memberiku hidup

Ternyata Tuhan masih memberiku hidup di hari ini...
Ketika mataku terbuka di pagi ini...
Wah...ternyata aku masih diberi kesempatan hidup hari ini...
Hidup yang bukan untuk diri sendiri...
Hidup yang tidak terbelenggu dalam sebuah tempurung...
Hidup sebagai uluran tangan kasiNya di dunia...

Ternyata Tuhan masih memberiku anugerah di hari ini...
Sebuah anugerah yang sungguh luar biasa...
Anugerah kehidupan...
Anugerah kesehatan...
Anugerah kebersamaan..
Anugerah suka cita...

Ternyata Tuhan masih memberiku waktu di hari ini...
Waktu yang masih diberikan olehNya...
Untuk menghirup udara segar...
Untuk menikmati mentari yang menyinari bumi...
Untuk menikmati alam ciptaanNya...
Untuk menikmati kebersamaan bersama keluarga,
bersama dengan orang-orang yang kujumpai di hari ini
Dan semuanya ku ucapkan syukur bersama sang fajar yang mulai merekah...

Ternyata Tuhan masih memberiku kesempatan hari ini...
Kesempatan untuk melakukan segala sesuatu...
Untuk menempati janji yang harus ditepati...
Kesempatan untuk memberikan cinta...
Kesempatan untuk membagikan kasih...
Kesempatan untuk membahagiakan orang-orang yang dicintai...
Kesempatan menjadi pelita bagi sesama...

Dan ternyata Tuhan masih memberiku cobaan di hari ini...
Kaki belum genap melangkah dari tempat tidur...
Namun pikiranku sudah menerawang jauh ke depan...
Seakan lupa akan apa yang aku tulis semalam...
Sebuah puisi berjudul jika Tuhan memanggilku malam ini...
Berbagai rengekan seperti anak kecil...
Saling tawar menawar...

Halah...santai saja...
Kamu masih diberi hidup hari ini...
Gunakan semau kamu...
Bersenang-senanglah...
Sebuah bisikan yang melintas di telingaku...

Siapa bilang...kamu masih diberi hidup hingga sampai malam?
Tak ada yang tau...
Beberapa detik kedepan?
Beberapa menit kedepan? Atau masih
Beberapa jam kedepankah?
Tak ada yang akan mengetahui...

Dan kulangkahkan kaki ku...
Untuk menjalani hari ini...
Sebuah bahan refleksi...
Yang menyadarkan dan mengingatkanku...
Sebagai bekal berharga untuk aku melangkah...
Tuhan sertai langkahku hari ini...
Ingatkanku jika anakmu ini masih sering membandel...
-siGal-

Maling teriak maling di kampung maling

Ada sebuah kampung namanya kampung maling. Seisi kampung semuanya berprofesi sebagai maling. Gapura yang berdiri kokoh tanda mau masuk kampung didapat juga dari hasil jerih payah maling. Untuk melengkapi agar terlihat seperti kampung pada umumnya juga dibuatkan pos ronda. Walaupun tiap malam tidak ada yang tugas meronda, mengingat kalau malam mereka pada sibuk kerja.

Pembangunan di kampung ini berjalan pesat, jalan-jalan mulus, sarana dan prasarana ada. Rumah-rumah berdiri dengan megah dan mewah. Di kampung maling juga ada susunan kepengurusan seperti Ketua RW dan ketua RT, ada permasalahan selalu dilaporkan kepada ketua RW, maklumlah jabatan tertinggi di kampung. Yang pasti laporannya tidak masalah kehilangan barang-barang. Karena di kampung ini kehilangan, merupakan hal yang wajar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Toh para warga kampung maling juga akan berkata : "tak apa-apa hilang, lha wong juga barang malingan, besok juga pasti aku maling lagi."

Walaupun keseharian warga kampung maling kehilangan merupakan hal yang wajar, mereka dapat hidup rukun, tidak ada percekcokan di antara mereka. Jika ada sedikit konflik dan untuk menyeragamkan program kerja di kampung, maka segeralah dibuat Rakormal (Rapat Koordinasi Maling)

Kalau ada maling di kampung maling pas malingnya ketahuan pemilik rumah, paling orang pemilik rumah berkata, "lha lagi maling ya? Jangan maling di sini dong, saya kan juga maling. Kalau maling di sana tuh di kampung lain." Tak jarang mereka terlibat obrolan yang akrab. Malahan mereka bisa saling tukar menukar informasi. Mana pedagang yang mau membeli barang hasil curian dengan harga tinggi. Tak jarang malah disuguhi minum oleh si pemilik rumah. "Eh tau tidak gelas ini juga maling lho...airnya juga maling, gulanya juga maling semuanya deh, namanya kan juga kampung maling"

Jika ada petugas yang berwajib datang, seperti KPM (Komisi Pemberantasan Maling) mereka akan saling menyembunyikan satu sama lain. Saling melindungi agar tidak ketahuan. Ketahuan satu, akan ikut menyeret seluruh warga kampung maling. Lha KPM, ini takut dengan ketua RW, maklumlah seorang yang sangat berkuasa. Berani melawan dia? Sama dengan "END"

Tetapi ada yang berbeda, jika ada maling baru yang masih phah-phoh yang ketauan lagi maling di rumah ketua RW di kampung maling. Tentu teriakan maling ketua RW akan segera direspon warga kampung maling dengan memukuli beramai-ramai. Bagaimanapun juga jabatan bos maling akan membuat orang-orang segan dan menghormatinya. Orang yang lagi kepepetlah yang berani maling di rumah bosnya maling.
Dan teriakan maling di rumah ketua RW, tentu akan disaut warga maling dengan berkata : "wah dasar maling tak tau diri, sana enyah dan pergi jauh-jauh dari kampung maling, kalau bisa pergi ke luar negeri dan tak usah kembali lagi" :)
-siGal-

Senin, 25 Juli 2011

Ternyata aku belum siap

Jika malam ini aku di panggil Tuhan...
Tentunya panggilan yang tak dapat ditolak...
Mungkinkah aku bisa menawarnya?
Jika aku boleh menawar...
Apakah tawaran beberapa menit...
Beberapa jam...
Beberapa hari atau bulankah...
Atau malah tawaran beberapa tahun...
Aku sendiri juga pasti bingung...

Sebuah waktu yang pasti digunakan untuk berbagai hal...
Waktu buat pamitan...
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang belum terselesaikan...
Waktu yang digunakan untuk menjadi orang baik...
Waktu yang digunakan untuk rajin berdoa..

Andai malam ini aku dipanggil...
Ternyata aku belum siap...
Buktinya aku masih tawar menawar denganNya...
Aku masih menuliskan permintaan maaf...
Aku masih menyisakan persoalan yang belum terselesaikan...
Aku masih dan masih disibukan dengan urusan duniawi...

Andai malam ini aku belum dipanggil...
Aku akan mencoba memanfaatkan waktu yang masih tersisa.
Agar kelak ketika aku dipanggil...
Tak ada lagi tawar menawar...
Tak ada lagi ganjalan...

Dan ketika saatnya aku dipanggil...
Aku tak lagi berpikiran...
Sudah pantaskah aku?
Semuanya kuserahkan pada kerahiman Tuhan...
Hanya kata yang terucap...
Ya, aku ikut dan percaya pada kerahimanMU yang tiada batasnya Tuhan...amin
-siGal-

Belajar dari Piring

"Urip iku ojo di pageri nanggo beling...ning pager ono nanggo piring."

Sebuah pepatah jawa yang mengartikan bahwa hidup kita itu jangan semakin hari malah semakin membuat jurang pemisah dengan sesama kita. Orang mau mendekati kita, jadi tidak berani, merasa sungkan akibat pagar yang dibuat oleh kita semakin tinggi. Pagar-pagar yang di atasnya penuh taburan beling (pecahan kaca) membuat orang tidak berani untuk melompatinya. Pecahan kaca ditebarkan di atas tembok agar pencuri juga tak berani masuk ke rumah. Seperti tembok-tembok yang tinggi mengitari rumah membuat orang jadi tak berani bertamu. Orang-orang yang berada di luar juga tidak tau keadaan dan kondisi rumah di dalam. Mau mencari pintu masuk saja susah sekali.

Apakah diri kita saat ini sama dengan sebuah rumah yang dikelilingi dengan tembok-tembok yang sangat tinggi? Apakah juga ada taburan pecahan kaca di tembok itu?
Tembok-tembok itu bisa tinggi dan semakin tinggi hari demi hari dari kepandaian kita, jabatan kita, penghasilan dan kekayaan yang semakin berlimpah. Dari popularitas, dari hidup kerohanian, dari kesibukan dan masih banyak lagi.

Meruntuhkan tembok-tembok yang tinggi dan menjadikan diri seperti piring. Piring yang bentuknya selalu terbuka. Hendaklah hidup kita juga selalu terbuka terhadap sesama kita.
Sebuah piring yang di atasnya dapat ditaruh apa saja. Bisa nasi, kecap dan kerupuk tergantung apa yang dipunya saat itu. Kalau ada orang yang datang dan lagi membutuhkan tentu akan disantap juga. Apa yang ia punya siap disajikan dalam sebuah piring untuk dibagikan dan dimakan bersama-sama. Makan gak makan asal kumpul.

Jika hidup kita hari demi hari seperti piring tentu akan membawa suka cita kepada orang-orang sekitar. Orang tidak merasa sungkan untuk mengenal kita. Tak ada jarak dan tembok pemisah, hanya sebuah piring terbuka. Berbeda ketika kita harus melalui sebuah tembok yang tinggi, orang sudah akan balik badan dan menjaga jarak dengan kita.
Sebuah piring juga mengajak kita untuk selalu membuka mulut kita, untuk selalu menyapa, tersenyum dengan sesama kita.

Jadi lah piring yang terbuka, bukan piring yang telungkup. Piring telungkup yang tidak mau menerima dan membagikan apa yang kita punya dan menerima apa yang diberikan. Piring terbuka juga memberikan arti kita juga tulus ikhlas menerima segala kekurangan kita, menerima masukan dan kritikan terhadap kita dengan lapang dada.

Apa yang sekarang kita peroleh hendaknya tidak menjadikan diri seperti tembok-tembok yang menjulang tinggi, tetapi menjadikan diri seperti piring yang tetap rendah hati dan sederhana.
-siGal-

Minggu, 24 Juli 2011

Andaikan Tuhan memanggilku hari ini

start-writing-life-story-800x800 Pictures, Images and Photos
Jika kita disuruh melukiskan dan merangkum kisah perjalanan hidup kita masing-masing tentu tanggapan tiap orang berbeda-beda. Bagi yang senang menulis akan antusias, bagi yang belum begitu senang menulis akan bilang "ah entar saja, belum dapat ide," bagi yang sibuk kerja akan bilang "ah apa gunanya," bagi orang yang sukanya pergi keluar jalan-jalan, nonton, ke mal, bilang "ah daripada otak pusing mendingan jalan-jalan."
Ada banyak alasan dan jawaban dari masing-masing orang. Itupun hanya sebatas jawaban saja. Belum kata-kata apa yang terucap, atau ungkapan apa setelah masing-masing orang mengambil alat tulis dan secarik kertas, mengambili notebook, laptop dan peralatan menulis lainnya yang mereka punya. "Aku, mulai darimana ya?" "kisah yang ditulis yang baik-baik atau yang buruk juga ikut disertakan ya?" Dan banyak ungkapan lain yang terkadang akan menghentikan proses menulis kita.

Tetapi semuanya akan berubah total, berbagai alasan akan runtuh jika Tuhan sendiri yang memerintahkan. Andaikan Tuhan, hari ini memerintahkan kita untuk merangkum kisah hidup kita di dunia ini. Ya, hari ini, saat ini juga dan waktu yang diberikan pagi ini hingga malam nanti, dan ketika malam itu juga jatah hidup kita didunia juga habis.
Mungkin seharian ini kita akan diam di kamar dan mencoba merangkum kisah hidup kita. Air mata penyesalan atas apa yang diperbuat, air mata yang mengalir atas perilaku yang banyak menyakiti keluarga dan sesama kita, air mata karena belum sempat mengapai cita dan membahagiakan orang-orang yang dicintai. Dan masih banyak air mata lain yang menandai berbagai macam kisah hidup kita. Rasanya waktu begitu cepat ketika kita hidup di dunia ini. Kita masih belum melakukan ini, itu. Belum sepenuhnya menjadi orang-orang baik. Belum sepenuhnya mencintai sesama dengan tulus, masih sering membuat Tuhan menangis akibat perbuatan kita. Ya...memang penyesalan selalu datang terlambat.
Tak jarang juga sebuah kisah yang membahagiakan, sebuah kesaksian atas kebaikan Tuhan juga ikut tertulis.
Rasanya waktu akan begitu cepat, kita akan berusaha menyelesaikan tulisan itu. Dan sisanya akan segera kita manfaatkan untuk berpamitan dengan orang-orang yang kita cintai, dan sisanya akan kita gunakan untuk mohon ampun kepada Tuhan dengan cara mengunjungi rumah Tuhan, berdoa pribadi dan sarana lain yang digunakan untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Waktu sehari yang tersisa akan mengubah hidup kita. Hidup yang tidak seperti biasanya hingga malampun akhirnya tiba.

Lalu, andaikan Tuhan memberikan waktu seminggu kepada kita untuk menulis rangkuman hidup kita. Tentu tak merubah perasaan hati kita seperti waktu sehari yang hanya diberikan kepada kita untuk menulis. Yang membedakan ada waktu seminggu yang dapat kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang baik. Melakukan hal yang belum kita lakukan. Ingin selalu bersama dengan orang-orang yang kita cintai. Bertobat terus menerus dan mohon pengampunan kepada Tuhan. Tak jarang waktu seminggu ini, membuat orang-orang yang mengenal kita berkata : "wah sekarang kamu kok berubah ya...jadi sregep ini, itu..." Dan sebagian dari rangkuman hidup kita akan menceritakan sisa waktu yang seminggu Tuhan berikan. Kisah perjalanan yang begitu lama, akan coba di tambahi dengan sebuah kenangan indah dan mengharukan selama seminggu. Dan berharap waktu seminggu dapat menghapus kisah kelam perjalanan yang telah dilakukan.

Kita tidak tahu waktu yang masih Tuhan berikan kepada kita. Entah hitungan satu menit, jam, hari, minggu atau tahunan kita tidak tahu. Sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Sudah siapkah kita berjaga-jaga?
Tinggalan rangkuman hidup seperti apa yang akan kita tinggalkan?
Semua belum terlambat, kalau kita masih mau berubah...
Karena kita tlah diselamatkan, maka sudah sewajarnyalah kita berbuat baik hari demi hari.
-siGal-

Sabtu, 23 Juli 2011

Membuang Sandal jepit

sandal jepit Pictures, Images and Photos
Dalam sebuah perjalanan yang panjang, salah satu sandal jepit sang pengelana putus. Diambilnya sandal jepit yang putus itu lalu pengelana beristirahat di bawah pohon untuk mencoba memperbaikinya. Tetapi tidak bisa karena, sudah putus talinya. Lalu sandal yang putus itu ia tinggal di bawah pohon dan sandal yang sebelah kanan ia masukan ke dalam tas.

Sang pengelana melanjutkan perjalanannya lagi. Berpuluh-puluh kilometer ia berjalan. Sambil ia berjalan mencari sandal jepit yang baru lagi. Setelah berjalan lama, ia akhirnya menemukan warung yang menjual sandal jepit. Ia akhirnya membeli sandal jepit yang baru.

Setelah telapak kaki kanan kirinya beralaskan sandal yang baru. Lalu ia teringat akan sandal jepit lama yang ia masukan ke dalam tas tadi. Ia berpikir kenapa sandal jepit yang sebelah kanan tadi tidak ikut ditinggal bersama sandal yang sebelah kiri yang telah putus tadi? Malah membawa dan memasukannya ke dalam tas. Padahal kalau dipikir tidak ada gunanya membawa sandal yang hanya tinggal sebelah.

Terkadang hidup kita seperti pengelana yang masih menyimpan sandal yang sebelah kanan. Kita tidak berani meninggalkan kenangan-kenangan buruk masa lalu, peristiwa kegagalan, peristiwa ditolak, disakiti dan peristiwa lain yang masih membekas di hati dan pikiran kita. Tak jarang kita masih membawa peristiwa itu sampai sekarang, ada yang selama berbulan-bulan, bertahun-tahun masih saja menyimpannya. Padahal kalau dipikir tidak ada gunanya, karena akan memperberat kita melangkah mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Kita baru berani meninggalkan semua kenangan buruk tentang masa lalu jika kita mendapatkan sebuah kenangan yang baik.
Jika kenangan yang baik itu datangnya cepat tentu tidak masalah, tetapi jika kenangan baik itu datangnya lama, masihkah kita akan terus membawa pengalaman pahit itu?
Jika kita masih membawanya, lekas buang sandal sebelah kanannya. Kalau bisa waktu kita membuang sandal jepit yang tlah putus, kita buang juga sandal yang sebelahnya juga.

Tetapi jujur saja, sangat sulit untuk membuang sandal yang hanya tinggal sebelah.
-siGal-

Refleksi hari anak nasional.

Kira-kira dua tahun yang lalu saya mendapat cerita dari teman yang kerja di Departemen Sosial. Bahwa dalam penelitan dan wawancara tlah mulai ditemukan anak-anak usia SMP sudah menjadi pelangaan warung protitusi Ngebong. Mendengar cerita itu saya sungguh prihatin bagaimana perilaku itu bisa merambah ke anak-anak usia SMP? Dan bagaimana jika mereka terkena penyakit menular seks? Perjalanan mereka masih panjang buat mengejar cita-cita.
Kalau mau marah sama siapa?

Berikut saya utarakan sekilas tentang Ngebong yang diambil dari beberapa sumber.
Ngebong: Bursa Pelacuran Termurah di Jogja. Ngebong memang berbeda dengan pusat pelacuran yang lain. Bursa seks yang terletak di sebelah barat Stasiun Tugu ini telah bertahun- tahun menjadi bursa seks bagi kalangan bawah. di Jogja. Disini banyak waria dan wts setengah tua. Para PSK ini umumnya alumni Sarkem, Samas, Blongkeng dan bursa-bursa terkenal lainnya. Di Ngebong transaksi biasanya dilakukan di warung- remang-remang di sepanjang rel kereta api. Soal tarif super murah, WTS paling tinggi cuma Rp 30.000, kalo main sama bencong cukup 10.000 itupun masih bisa nego. Kalau pas lagi sepi, nilai transaksi bisa lebih jeblog lagi. nggak usah kaget kalau ada perempuan teriak: "walah... limangewu wae diutang .... (lima ribu aja ngutang). Soal tempat main ini yang paling spesial. Disepanjang rel kereta api tersedia gubug-gubug kecil, tapi kalo pengin lebih ngirit sewa tikar aja.

Itu tadi cerita dua tahun yang lalu, apakah di tahun ini masih banyak atau malah berkurang anak-anak usia sekolah yang sering maen ke ngebong? Nampaknya orangtua perlu berhati-hati dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya. Pendidikan dan pengawasan guru di sekolah yang hanya terbatas pada jam sekolah. Dibutuhkan pendidikan dan pengawasan lebih dari keluarga. Celakanya lagi jika anak tidak mendapat perhatian dan kasih sayang yang cukup dari keluarga.

Semoga dalam menyambut hari anak nasional ini semua pihak tak terkecuali memikirkan keberlangsungan masa depan anak-anak Indonesia. Itu tadi hanya sebagian kecil dari berbagai kasus. Dan saya yakin masih banyak persoalan yang membutuhkan uluran tangan kita.
"Tetap Semangat Anak-anak Indonesia!"
-siGal-

Jumat, 22 Juli 2011

Headline berita vs Opiniku

Ibas: Nyanyian Nazaruddin Nggak Enak Didengar
(vivanews).
Opiniku : Mungkin kalau menyanyikan lagu ciptaan bapaknya sendiri mungkin baru enak didengar ya. Apalagi menyanyikan lagu yang pernah Jadi Soal Ujian Masuk CPNS Kemendag itu lho...dijamin enak.

Anas: Saya Kurang 'Sreg' Nazaruddin Jadi Bendum PD
(detikNews)
Opiniku : halah penyesalan selalu datang terlambat pak... Mungkin jika tak terkena kasus pasti juga masih 'Sreg'

Demokrat : Nazaruddin Berbohong Semudah Sarapan Pagi.
(detiknews)
Opiniku : "wah lalu, makan siang dan makan malam jatahnya siapa tuh? Pemerintah dan demokrat silahkan pilih salah satu makan siang atau yang makan malam. Jangan berebut pilihnya.

Presiden Venezuela Marah Timnya Kalah (VIVAnews)
Opiniku : Sama lho pak Hugo Chavez, presiden saya juga marah lho waktu ada sms gelap yang membicarakan partainya. Apalagi media yang sering menjadikan berita dari SMS/BBM Nazaruddin yang belum tentu kebenarannya.


JK: Orang Mulai Lupa dengan Jargon "Lanjutkan!"
(Okezone)
Opiniku : santai pak JK, ini baru istirahat. Sebentar lagi juga mau dilanjutkan. Mari kita LANJUTKAN jalan di tempat grak...!!!

Nazaruddin: Anas Suruh SayaTinggal di Singapura 3 Tahun (TRIBUNNEWS.COM)
Gayus : Denny Suruh Saya ke Singapura (KOMPAS.com)
Opiniku : wah semuanya menyuruh pergi ke Singapura, untung mereka semua pada punya uang ya...?

Benny Harman: Uang dari Anas Cuma untuk Transportasi
(Metrotvnews.com)
Opiniku : transportasi biaya pulang pergi ke daerah asal? Atau uang transportasi jalan-jalan ke luar negeri ya pak? Pokoknya yang penting uang transportasi titik.

PDIP Ingatkan Presiden Jangan Hanya Sibuk Urusi Partai.
(TRIBUNNEWS.COM)
Opiniku : sst...PDIP diem aja...tar disaingi lho...mungkin sebentar lagi ada partai Demokrat Perjuangan.
-siGal-


Kamis, 21 Juli 2011

A...hihihihi...

Bulan ini masih bulan Juli.
Para penguasa tetap saja masih tuli.
Harga sembako mulai melambung tinggi.
Nasib rakyat kecil tidak ada yang peduli.
Rakyat masih susah mencari sesuap nasi.

Bulan ini masih bulan Juli.
Tetap saja banyak yang korupsi.
Banyak tersangka kasus korupsi yang dilindungi.
Nazaruddin masih saja terus dicari.
Ataukah mereka malas mencari?

Bulan ini masih bulan Juli.
Rakyat bosan menanti janji-janji.
Janji yang selalu diingkari.
Mungkinkah mereka sudah tak punya harga diri?
Obral janji dan mengikarinya sendiri.

Bulan ini masih bulan Juli.
Aku masih tetap berdiri.
Menanti perubahan yang tak kunjung menghampiri.
Katanya masa reformasi.
Tetapi masih ada politik dagang sapi.
Berbagai cara dilakukan buat dapat kursi.

Bulan ini masih bulan Juli.
Sebentar lagi hari kan berganti.
Sambil menanti kembalinya mentari.
Kulihat bintang-bintang menari.
Bersama bulan ikut menghiasi langit malam ini.

Bulan ini masih bulan Juli.
Aku terus menanti.
Menanti akan jawaban yang belum pasti.
Kujejakan jejak kaki.
Tuk terus meninggalkan goresan di hati.
Dan kelak disuatu hari nanti.
Jika Tuhan menghendaki.
Kita akan bersama tuk melewati hari demi hari.

Bulan ini masih bulan Juli.
Kutuliskan sebuah puisi.
Dari urusan politik sampai urusan hati.
Terserah mau mencaci atau memuji.
Yang penting kuucapkan selamat menikmati.
Sambil berkata ahihihihi...:)
-siGal-

Layar Terkembang

Aku mulai lelah memandang layar yang terkembang.
Layar yang tersaji setiap hari selalu ada yang buram.
Layar putih yang terkembang mulai penuh dengan noda-noda.
Cahaya yang ada tak kuasa menerangi kelam.

Aku mulai lelah dengan layar yang terkembang.
Tak ada yang berkembang.
Kapankah layar terkembang terlipat rapi?
Hanya Dia lah yang tau.
Waktu yang kan menjadi saksi.
Apakah layar terkembang itu dapat bertahan sampai selesai?
Ataukah tlah rusak akibat banyaknya kotoran yang ada?

Layar terkembang, mataku sudah amat lelah.
Mata yang lelah memandang sebuah layar yang penuh kepalsuan.
Tetapi kucoba trus bertahan.
Bertahan tuk terus menatap sebuah layar kehidupan ini.
-siGal-

"Aku, tak butuh penghormatanmu"

Menghormati bendera bukanlah semata-mata menghormati benda mati berupa kain yang berkibar. Tetapi lebih pada arti sebuah kebangsaan, akan nilai sebuah perjuangan para pejuang yang kini diwariskan kepada anak cucunya. Coba saja ketika para pejuang tak berjuang dan tidak mencoba mengibarkan bendera merah putih? Apakah negara Indonesia sekarang masih berdiri?

Sebuah foto kenangan orang yang kita cintai yang telah meninggal, akan kita letakan seindah mungkin di dinding rumah atau di tempat lain yang dianggap pantas. Sebuah foto album kenangan dari orang yang meninggal juga akan kita simpan rapi dalam sebuah lemari. Itu semua dilakukan sebagai rasa hormat dan bakti kita, mungkin bakti sebagai isteri, suami, anak, cucu atau saudara. Tak mungkin foto itu di letakan sembarangan. Diletakan di jalan, biar ketika orang lewat dapat seenaknya menginjak foto orang yang kita cintai. Kita marah terhadap orang yang dengan sengaja menginjak foto, membakar sebuah kenangan akan orang yang telah meninggal. Kenapa kita bisa marah dan sakit hati? Karena kita tau cara menghormati orang yang dulu telah bersama-sama dengan kita. Kita menghormati bukan semata-mata kepada bingkai atau foto(benda mati) yang terpajang. Tetapi akan sebuah kenangan yang ada di dalamnya selama dia hidup. Sebuah kebersamaan, keteladanan dan kasih sayang selama hidupnya yang coba untuk diteruskan bagi orang-orang yang ditinggalkannya.
Toh dari sebuah kenangan akan sebuah foto, akan membimbing kita lebih dalam kearah rasa syukur pada Tuhan karena tlah diberikan orang-orang yang begitu mencintai dan mengasihi kita, dan akhirnya akan berujung pada ungkapan permohonan agar orang yang pernah hadir bersama kita itu mendapat tempat abadi di surga.

Sebuah foto terbingkai orang yang kita sayangi, yang jika direnungkan lebih dalam dapat mengarahkan diri untuk berdoa ke hadirat Tuhan dengan caranya sendiri. Bagi orang yang belum mengenal orang yang terbingkai di dalam foto, mungkin akan bersikap apatis, cuek dan terkadang menyindir ngapain pakai dibingkai mahal dan bagus toh orangnya juga dah meninggal tidak melihat. Tetapi bagi orang yang benar-benar mengenal karena telah mengalami kebersamaan, tau bagaimana cara menghormatinya.

Kita dapat tertegun dan meneteskan air mata, ketika kita melihat foto waktu kecil. Foto ketika bayi, yang dapat mengingatkan akan sebuah pengorbanan yang begitu besar seorang ibu dan ayah mendidik kita hingga seperti saat ini. Jika salah satu dari mereka telah meninggal tentu kita juga akan teringat akan sosok orang tua yang begitu berjasa dalam hidup kita. Dan secara spontan ungkapan doa dan terima kasih akan terucap dengan caranya sendiri.

Menghormati benda bukanlah serta merta mengkultuskan benda mati itu. Menghormati sebagai salah satu cara saja kita tuk mengingatkan nilai apa yang terkandung di dalamnya. Walaupun di setiap tempat dan adat daerah cara menghormati sesuatu itu dengan cara yang berbeda-beda pula.
Dan di negara kita cara menghormati bendera seperti yang sering diajarkan waktu kita sekolah.
Apa susahnya sih menghormati bendera?
-siGal-

Rabu, 20 Juli 2011

Hari Rabu

Hari ini hari Rabu.
Semuanya masih terlihat abu-abu.
Akankah kasus ini menjadi debu?
Yang oleh angin akan mudah hilang tersapu.
Dan meninggalkan sebuah kenangan yang kelabu.

Hari ini masih hari Rabu.
Berbohong bukan lagi menjadi hal yang tabu.
Satu pihak berbicara menggebu-gebu.
Beberapa pihak hanya diam membisu.
Sementara rakyat hanya bengong terpaku.

Hari ini masih hari Rabu.
Tak ada perubahan yang baru.
Semuanya masih tersimpan seperti es yang membeku.
Menunggu hingga suara ketuk palu yang bertalu.
Tuk memecah hal yang selama ini membatu.

Hari ini masih hari Rabu.
Semua masih sibuk dengani kasus yang tidak mutu.
Kapan mereka mengurusiku?
Apa mereka sudah melupakanku?

Hari ini hari Rabu.
Nampaknya rakyat masih sabar menunggu.
Karena semakin lama justru semakin seru.
Dusta dan rekayasa jangan sampai menjadi kelambu.
Melindungi orang-orang yang mambu.
Dan jangan sampai rakyat meneriakan huuu...
-siGal-

Pemuda-Pemuda yang berbahagia

Dua sosok pemuda yang menghiasi negri ini.
Dua sosok pemuda yang sukses di dunianya. Satunya sebagai PNS, satunya sebagai Pengusaha.

Dua sosok pemuda bak malaikat, yang satu dapat meringankan pajak, yang satunya dapat mengoalkan berbagai macam proyek.

Dua sosok pemuda yang bergelimang harta, yang hobinya pergi ke Singapura dan negara-negara lain.

Dua sosok pemuda yang sering tampil ditelevisi, menghiasi berbagai macam media cetak.

Dua sosok pemuda yang berprinsip bersenang-senang dulu lalu bersakit-sakit kemudian.

Dua sosok pemuda yang terserat dan terjebak dengan kondisi, sistem dan peluang yang ada.

Dua sosok pemuda, yang menjadi bahan permenungan bagi dua orang pemuda desa Parmin dan Paijo.

Parmin dan Paijo yang menjadi buruh tani.
Setiap hari bercocok tanam di bawah panas teriknya mentari.
Walaupun kehidupan susah, tetapi mereka tetap senang.
Mereka masih bisa berkumpul dengan anak isteri di rumah.

Ya, itulah warna-warni kehidupan pemuda di Indonesia.
-siGal-

Selasa, 19 Juli 2011

Senyum manis dan tulus buat kamu...

Ketika kita terbangun di pagi ini, ingatlah untuk selalu tersenyum.
Awali hari indah ini dengan sebuah senyuman bukan sebuah raut muka yang suram.
Sebuah senyuman yang diungkapkan dalam sebaris doa.
Doa atas anugerah yang paling indah yaitu anugerah kehidupan yang masih boleh diterima di hari ini.

Sepanjang hari ini, kita tidak tahu apa yang akan terjadi.
Tetapi kita tahu, hari ini kita masih punya senyuman yang tulus untuk dapat kita berikan kepada orang-orang yang kita jumpai.
Dengan senyum, kita dapat menjadi pencair hubungan yang beku.
Dengan senyum pula kita dapat memberikan semangat buat sahabat yang mengalami keputusasaan.
Senyum kita dapat menjadi pencerah suasana muram, bahkan menjadi obat penenang jiwa yang resah bagi orang-orang di sekitar kita.

Dari senyumlah orang mulai berani mendekati kita.
Dengan senyum pula, kita juga berani mendekati orang.
Senyum merupakan isyarat untuk membuka diri dan hati dengan orang-orang di sekitar kita.
Maka tak jarang juga orang sampai takjub, ketika melihat wajah orang yang meninggal tersenyum.
Sebuah senyum selamat tinggal kepada orang-orang di dunia,dan senyum manis buat sang Pencipta.
Sebuah senyum yang tulus yang dipancarkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sampai saat yang terakhir.

Pertanyaan buat kita, "Kapan terakhir kali kita memberikan senyuman manis dan tulus kepada orang yang kita kasihi?"
-siGal-

Senin, 18 Juli 2011

Aku Yang Rapuh

Sering kali kubertanya mengapa aku begitu rapuh?
Aku masih bisa rapuh karena aku masih punya hati.
Hati yang bukan sekeras batu.
Tetapi hati yang lunak, yang sering kali terluka.
Terluka oleh perkataan dan perbuatan.
Terluka oleh beberapa kejadian yang menyakitkan.

Mengapa aku begitu rapuh?
Karena aku masih mempunyai air mata.
Sesekali mata ku perlu dibersihkan dengan air mata.
Agar aku bisa melihat hidup ini dengan cara pandang yang lebih baik.

Mengapa aku begitu rapuh?
Karena aku masih punya keluarga.
Keluarga yang selalu menerima aku apa adanya.
Keluarga yang menyemangati ketika aku jatuh.

Mengapa aku masih rapuh?
Karena aku masih punya sahabat.
Sahabat yang selalu meneguhkan dan menguatkanku.

Mengapa aku masih saja tetap rapuh?
Karena aku seperti bejana dari tanah liat.
Bejana yang masih terus dibentuk olehNya.
Sedikit benda yang mengenaiku bejana akan berubah bentuk.
Tetapi ku yakin sang pembuat bejana kan membentuknya lagi.
Membentuk tuk menjadi bejana yang lebih baik.

Dari kerapuhan-kerapuhan inilah, aku semakin memaknai makna sebuah kehidupan.
Dan aku masih rapuh...
-siGal-

Anak itu menghirup lem

Jika dirunut, mungkin anak itu sudah mengenyam bangku kelas 3 SMP. Sejak kecil sampai sekarang hidup dalam keprihatinan. Keprihatinan akan kasih sayang, keprihatinan himpitan ekonomi dan keprihatinan dalam mengenyam dunia pendidikan.

Sudah seminggu ini anak-anak seusia dia pada sibuk masuk sekolah. Orang tua sibuk mencarikan sekolah, membeli perlengkapan sekolah. Tetapi tidak dengan anak ini. Dia masih tetap bergulat dengan kehidupan yang begitu keras dan kejam. Mencari uang dengan segala cara, terkadang mengamen, terkadang membantu ibunya mencari barang-barang rongsokan. Kehidupan jalan yang begitu keras tak bisa ia lawan. Ibunya tak kuasa memberikan pendampingan dan perhatian karena harus kerja keras buat sesuap nasi.

Dan suatu ketika, aku lihat dia di pinggir jalan. Sedang asyik menghirup lem. Sambil menunggu lampu merah menyala. Entah dari mana dia bisa tau akan aktivitas konyol seperti itu. Yang pasti dari apa yang ia lihat sendiri dari kehidupan jalanan yang begitu keras.

Dia salah contoh dari puluhan ribu anak yang harus mengelami kejamnya kehidupan jalanan. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara masih relevankah? Atau sudahkan pasal itu berganti menjadi Para koruptor dilindungi dan dipelihara oleh negara?
-siGal-

Minggu, 17 Juli 2011

Blak-Blak'an

Berbicara blak-blakan bagi sebagian orang adalah hal yang biasa. Dengan ceplas-ceplos tanpa pikir panjang keluar apa yang ada di pikiran langsung terucap di mulut. Tak peduli orang yang lagi diajak bicara apakah tersinggung dengan apa yang dikatakan atau tidak.

Nampaknya perilaku ceplas-ceplos/blak-blakan para pengguna social media yang sering menyinggung pemerintah membuat pemerintah risih. Dan berencana akan mengontrol salah satunya jejaring sosial. Tulisan yang tertuang dalam jejaring sosial, seringkali bersifat spontan. Apa yang barusan dilihat, didengar dan dirasakan sebagai rakyat sangat wajar jika tertuang dalam tulisan. Contohnya tentang komitmen pemerintah memberantas korupsi, siapa yang tidak gregetan melihat selama ini berlarut-larutnya penangganan kasus yang sedang berlangsung, berbeda ketika masa kampanye dulu yang menjadi pendobrak pemberantasan korupsi. Jargon-jargon Tidak! Terhadap korupsi belum hilang di telinga kami.
Jika partai penguasa mau blak-blakan, tentu akan membersihkan nama partai. Blak-blakan dengan sumber dana keuangan partai selama ini. Blak-blakan kondisi partai selama ini, biar rakyat tahu, bahwa tidak ada yang dilindungi jika ada pengurus yang diduga terlibat kasus. Selama ini hampir semua partai tidak mau secara jujur dan terbuka mengenai asal dana partai selama ini. Sumbangan dari pihak-pihak luar dengan angka yang fantastis patutlah diselidiki. Dan semua partai tidak ada yang blak-blakan.

Blak-blakan dengan berkata jujurpun tidak selamanya bernasib mujur. Lihat saja nasih ibu Prita, lihat saja kasus Agus Condro, liat saja kasus Susno. Mereka sebagian kecil yang berani secara blak-blakan mengatakan kebobrokan malah berakhir tragis di penjara.

Terkadang tidak semuanya patut diutarakan secara blak-blakan terutama kepada rakyat. Seperti gaji Presiden tidak pernah naik, seperti mendapat sms gelap. Boleh dibilang blak-blakan yang tidak mutu.

Bagi sebagian orang juga terkadang sulit mengatakan apa yang sebenarnya ada di hati. Blak-blakan dengan isi hati sendiri. Walaupun pahit kenyataan yang harus diterima tetapi harus diungkapkan sebelum terlambat.

Dari dua kata blak-blakan, terdapat berbagai cerita. Hingga kata blak-blakan dipakai buat iklan salah satu provider. Tetapi kalau boleh jujur, kita harus blak-blakan terhadap Tuhan, tidak ada yang perlu disembunyikan dariNya. Karena mata Tuhan mengetahui apa yang jauh tersembunyi dari diri kita.
-siGal-

Jumat, 15 Juli 2011

Anjing Kecil

Anjing kecil
Seekor anak anjing yang kecil yang barusan dipungut oleh seorang pemilik ladang, sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya. Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu memanggilnya. Kata kuda itu : "Kamu pasti masih baru di sini, cepat atau lambat kamu akan mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang lainnya. Sebab saya bisa mengangkat banyak barang untuknya, saya kira binatang sekecil kamu tidak akan bernilai sama sekali baginya," ujarnya dengan sinis. Anjing kecil itu menundukan kepalanya lalu pergi. Lalu dia mendengar seekor sapi di kandhang sebelah berkata :"saya adalah binatang yang paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya, kamu tidak berguna bagi keluarga di sini," dengan nada mencemooh. Teriak seekor domba : "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya, saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga ini. Tapi omonganmu soal anjing kecil itu, kayaknya kamu emang benar. Dia sama sekali tidak ada manfaatnya di sini." Satu demi satu binatang-binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu, sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu. Ayampun berkata bagaimana dia telah memberikan telur, kucing bangga bagaimana dia telah mengenyahkan tikus-tikus pengerat dari ladang itu. Semua binatang sepakat kalau si anjing kecil itu makhluk tidak berguna dan tidak sanggup memberikan kontribusi kepada keluarga itu. Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat sepi dan mulai menangisi dan menyesali nasibnya. Sedih rasanya sudah yatim piatu, dianggap tak berguna, disingkirkan dari pergaulan lagi... Ada seekor anjing tua disitu mendengar tangisan tersebut, lalu menyimak keluh kesah si anjing kecil."Saya tidak dapat memberikan pelayanan kepada keluarga di sini." Kata anjing kecil itu. Kemudian anjing tua tadi berkata kepad anjing kecil ;"Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu. Tetapi bodoh sekali jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh sang pencipta untuk membawa kegembiraan”. Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak amat lelah karena perjalanan jauh dipanas terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya, menjilati kakinya dan melompat kepelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang dan anjing kecil itu berguling-guling di rumput disertai tawa ria. Akhirnya pemilik ladang itu memeluk erat dan mengelus-elus kepala anjin kecil serta berkata,"Meskipun saya pulang dalam keadaan lelah dan letih, tetapi rasanya semua jadi sirna, bila kau menyambutku semesra ini. Kamu sungguh yang paling berharga diantara semua binatang diladang ini, kecil-kecil kamu telah mengerti artinya kasih..."

Aku harus tinggal di mana?

Pembangunan yang begitu pesat di perkotaan dan mulai merambah di pedesaan patutlah disyukuri. Jalan-jalan yang dulunya masih tanah telah berubah menjadi aspal. Jalan-jalan tikus sudah beralaskan semen, beton bahkan conblock. Boleh dibilang perubahan jalan itu membawa kenyaman bagi para pengguna jalan.

Tetapi sayangnya perubahan permukaan jalan tidak diikuti dengan penambahan kapasitas saluran pembuangan air yang telah ada. Semua pihak dengan seenaknya merubah permukaan jalan tanpa memikirkan apakah kapasitas saluran air yang ada mampu menampung limpasan air jika hujan turun. Maka tak heran jika hujan turun walaupun hanya sebentar genangan air mudah dijumpai di jalan-jalan raya dan di jalan-jalan tikus. Karena air yang masuk dalam saluran pembuangan tidak cukup, sehingga meluap keluar dan memenuhi jalan-jalan raya.

Beranjak untuk lebih dalam lagi, perubahan permukaan jalan dan perubahan pengunaan lahan, juga berakibat berkurangnya daerah peresapan air. Air hujan yang seharusnya dapat diserap oleh tanah, diikat oleh rerumputan dan akar-akar pohon kini hanya berlalu lewat begitu saja melewati kerasnya aspal jalan menuju ke saluran pembuangan. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan menurunannya permukaan air tanah. Coba dilihat di daerah perkotaan jika musim kemarau permukaan air sumur mulai tambah dalam. Belum beberapa bulan masuk musim kemarau, banyak daerah yang sudah mulai kekurangan air. Orang-orang mulai mencari air di tengah hutan yang memiliki sumber mata air walaupun harus berjalan jauh. Sungai-sungai sudah mulai dangkal, jika kemarau berkepanjangan tak ayal lagi sungai-sungai yang ada hanya akan dilalui oleh air dari limbah keluarga, sampah-sampah mulai teronggok di tepi sungai. Dan akhirnya penyakit lah yang akan mulai mewabah.

Dan ketika hujan turun, kita bertanya mau kemanakah kamu air? Sanggupkah kamu tinggal berlama-lama di dalam permukaan tanah? Mungkin air akan balik bertanya, lalu kemanakah aku harus tinggal?
-siGal-

Jika hari ini...

Sekarang ini jika kita hendak meninggalkan rumah untuk beberapa hari, bukanlah bekal makanan yang menjadi hal pokok. Tetapi barang kecil yang menjadi prioritas utama, barang yang diingat-ingat jangan sampai kelupaan untuk dibawa pergi. Benda itu adalah charger HP. Coba liat aja ketika orang kelupaan membawa benda ini. Orang sudah mulai kelabakan mencari pinjeman charger. Kalau 20 tahun yang lalu mungkin barang yang tidak boleh lupa selain bekal makanan adalah alat-alat mandi yang wajib dibawa.

Sering juga kita lihat di tempat-tempat umum dan layanan publik sembari orang menunggu, rata-rata jari jemari mereka sibuk dengan hp/bb. Walaupun duduknya pada bersebelahan semua pada sibuk pegang tuh hp. Lalu jika diundur 20 tahun kebelakang. Ketika hp belum sebanyak sekarang, aktivitas apa ya yang mereka lakukan ketika lagi menunggu layanan publik seperti di halte, bank, atau antrean loket? Mungkin mereka akan saling sapa dan ngobrol dengan akrab, bisa juga membaca buku dan koran. Bisa juga mendengarkan musik dengan walkman sambil sibuk petik jari.

Sekarang ini orang lebih sering gonta ganti hp mengikuti perkembangan jaman. Ketika 20 tahun yang lalu uang yang buat beli/gonta ganti hp lalu digunakan buat beli apa ya? Mungkin beli baju, buku, makan atau bayar SPP, dan nyicil rumah

Sekarang ini jika mati lampu seharian orang mulai panik. Waduh kapan nih, lampu menyala. Mulai was-was, melihat battery hp sudah mulai habis. Jika 20 tahun yang lalu apa yang mereka lakukan ya? Mungkin menyalakan radio kecil, ngobrol bersama tetangga, dan siap-siap beli lilin jika sampai malam listrik juga belum nyala.

Jika hari ini, adalah masa 20 tahun yang lalu, apa yang kita kerjakan?
-siGal-

Kamis, 14 Juli 2011

Tempat Suci?

Kebanyakan tempat dan pemilik umat beragama selalu memiliki tempat suci atau tempat yang disucikan. Tempat suci/yang disucikan biasanya memiliki aturan atau tata cara tersendiri jika kita ingin memasukinya. Biasanya tempat ini berupa bangunan tempat ibadah, peninggalan dan jejak para nabi/orang-orang suci. Tak jarang demi tempat suci orang rela mati-matian berusaha melindunginya, saling berebut untuk menguasainya seperti yang masih terjadi konflik di negara Thailand dan Kamboja yang memperebutkan batas daerah yang terdapat kuil sucinya.
Tidak dipungkiri ketika kita masuk atau berada di dalam tempat suci hati kita merasa nyaman dan tenang. Seperti jadi larut dalam kesucian tempat tersebut. Dapat menjadi seperti itu karena kita menyadari kita lagi berada di tempat Beliau berada, kita langsung mengutarakan segala keluh kesah, doa, pujian langsung kepadaNya.

Dan anehnya lagi, setelah kita keluar dari tempat itu, suasana damai dan nyaman begitu cepat berganti. Apakah kita hanya kelihatan tampak baik, sopan, halus tutur katanya, merasa bertobat dan menyesali segala dosa yang telah diperbuat jika kita hanya ada di tempat-tempat suci? Tuhan itu tidak sekedar berada di tempat-tempat seperti itu. Dia hadir jauh lebih luas lewat keseharian hidup kita, lewat udara yang kita hirup. Lewat bunga yang bermekaran, lewat segala alam ciptaanNya.
Lewat orang-orang yang lemah, kecil dan tersingkir. Ketika Aku lapar, engkau memberiKu makan, ketika Aku haus, engkau memberiKu minum, ketika Aku telanjang engkau memberiKu pakaian, ketika Aku dipenjara engkau mengunjungi Aku. Ketika Aku sakit, engkau melawat Aku.

Jadi kalau kita bisa merasa damai dan nyaman di tempat-tempat suci, seharusnya waktu 24 jam dalam hidup ini juga merupakan tempat yang suci juga, karena setiap waktu dan detik Tuhan senantiasa hadir bersama kita lewat seluruh pengalaman hidup kita masing-masing. Dan setiap pengalaman itu selalu unik berbeda satu dengan yang lainnya.
-siGal-

Hidup itu Anugerah

Walaupun tadi malam kerja lembur, pulang larut malam ditambah tidak bisa tidur.
Tetap pagi ini jangan lupa tuk bersyukur, atas anugerah kehidupan yang masih kita terima.

Walaupun hari ini kerjaan banyak, tantangan begitu berat dan jalan begitu terjal.
Tetap jangan lupa di tengah kita kerja tetap ucap syukur atas anugerah kehidupan yang masih kita terima.

Walaupun malam nanti akan persis seperti malam sebelumnya yaitu kerja lembur.
Tetap jangan lupa bersyukur di bawah ribuan bintang, atas anugerah kehidupan yang masih diberikan.

Walaupun hari ini kita diberi anugerah sakit.
Tetap jangan lupa ucap syukur atas anugerah kehidupan yang masih diterima.

Hidup sebuah anugerah yang tak boleh disia-siakan.
Hidup itu hanya sementara.
Dan di hari ini, saya dapat menjadi apa dan siapa buat sesamaku?
Menjadi pelita atau malah justru menjadi bara api yang membakar apa yang dilewatinya ?
Menjadi tempat berlindung yang aman atau menjadi rumah sarang hantu ?
Menjadi harum seperti bunga melati atau malah menjadi bangkai tikus ?
Menjadi mentari atau awan yang kelabu ?
-siGal-

Plinthéng/ketapel

Sebuah mainan anak kecil, yang terbuat dari cabang kayu. Biasanya cabang kayu dari pohon jambu kluthuk (mengingatkan pemimpin/wakil rakyat jangan kerjanya cuma manthuk-manthuk dan batuk-batuk sambil terkantuk-kantuk) atau cabang kayu dari pohon waru (menjadi pemimipin yang kepemimpinannya patut untuk ditiru). Kedua pohon tadi sangat mudah dijumpai dimana-mana (sebagai pemimpin harus mendengarkan aspirasi rakyat yang tersebar dimana-mana) Plintheng/ketapel digunakan untuk menembak berbagai macam sasaran yang dituju. Sasaran dapat berupa buah yang terdapat di pohon yang tinggi, biasanya sih pohon milik tetangga yang terkenal pelit (jangan jadi pemimpin dan wakil rakyat yang pelit akan janji-janji dan jangan berkelit ketika kasus melilit).

Dengan simbol ketapel pula, masyarakat ikut menyambut kedatangan pak SBY. Ketapel yang di bawa oleh masa pro penetapan keistimewaan DIY ikut "menyemarakan" kedatangan pak SBY selasa sore yang lalu. Ketapel sebagai simbol perlawanan rakyat kecil, yang ingin mencoba memberi tahukan presiden bahwa rakyat Mataram mendukung sepenuhnya penetapan. Harga yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jika benar lewat ketapel beliau juga tidak segera mendukung keistemawaan DIY. Maka srikandi Mataram siap dengan panahnya. Panah yang siap membelah. Membelah penetapan atau referendum? Membelah dan akhirnya berpisah sebuah harga yang sangat mahal.

Pak BeYe jangan sekali-kali meremehkan ketapel, dengan ketapel raksasa seperti Goliat bisa jatuh terkapar di tanah lho. Ketapel itu sangat sederhana bentuknya, tetapi rasa sakit jika terkena tembakannya. Jadi jangan sekali-kali menyepelekan aspirasi masyarakat DIY yang terkenal dengan kesederhanaan dan kreativitasnya. Kami cinta damai, tetapi kami lebih cinta keistimewaan Jogja. Jogja akan selalu tetap istimewa.
-siGal-

Rabu, 13 Juli 2011

Yang boleh mengeluh hanya Presiden

Mengeluh tentang sebuah pelayanan publik adalah sebuah hal yang wajar. Mengingat sejak kecil hingga kita dewasa sudah berapa kali kita mengeluh. Mengeluh ingin punya mainan, mengeluh tentang pekerjaannya, mengeluh tentang kesibukan orang tua, dan keluhan lain yang timbul seiring berjalannya waktu. Sebuah keluhan, akan menemukan kelegaan jika selalu diutarakan dan tidak dipendam sendiri. Selain diutarakan langsung pada Tuhan. Seringkali juga diutarakan kepada keluarga, kerabat, teman dan sahabatnya. Ketika yang hobi menulis, juga wajar saja ketika keluhan itu diutarakan dalam sebuah blog, disampaikan kepada sahabatnya lewat email mengingat jarak dan waktu yang tidak memungkinkan untuk berkunjung.

Hampir di semua surat kabar juga ada rubrik khusus suara pembaca, yang bertujuan untuk menyalurkan aspirasi, ide, gagasan serta keluh kesah tentang pelayanan publik yang ada. Beranjak ke tingkat yang lebih tinggi, presiden saja juga sering berkeluh kesah. Berkeluh kesah tentang gaji yang tidak naik. Berkeluh kesah tentang sms, dan yang terakhir berkeluh kesah tentang pemberitaan media yang menggunakan sms dan bbm yang dijadikan head line di berbagai media.
Jika presiden saja boleh berkeluh kesah kepada rakyat, lantas rakyat seperti ibu Prita haruskah berkeluh kesah kepada pohon agar tidak berkasus? Lantas rakyat berkeluh kesah kepada siapa lagi selain kepada Tuhan? Tetapi sebagai rakyat kita perlu berbangga diri, karena kita mengeluh tentang hal yang penting yaitu tentang persoalan hidup sehari-hari. Bukan keluhan yang cemen/ecek-ecek seperti keluhan gaji, keluhan sms, dan keluhan persoalan partai.

Ya, mungkin wajar saja, ketika rakyat mulai apatis sudah bosan mengutarakan keluh kesah mengenai persoalan hidup sehari-hari. Harga sembako, harga gabah, mahalnya pendidikan, rusaknya infrastruktur jalan, bangunan sekolah yang mau roboh, meja dan kursi di berbagai sekolah juga sudah rusak dan kurang memadai. Apa yang disuarakan dan dilihat oleh rakyat tidak didengar oleh para pemangku jabatan. Masih belum hilang diingatan kita, ketika anggota dewan tidak tahu alamat email dewan tempat menampung aspirasi rakyat. Berbagai demo dan tuntutan dianggap sebagai angin lalu.

Kalau boleh dibilang hidup di negara ini, harus tidak boleh mengeluh. Harus kuat, rakyat dan diri kita masing-masinglah yang dapat menolong diri kita. Jangan harapkan para penguasa dapat mendengarkan dan menolong kita.
-siGal-

Segelas Kopi Panas

Segelas kopi panas tersaji di atas meja.
Berdampingan dengan surat kabar yang ikut menyapa.

Segelas kopi panas ikuti menemani sarapan pagi.
Sebagai pelengkap menu yang tersaji.

Segelas kopi panas mengawali sebuah aktivitas.
Mencoba mengusir kebosanan dari sebuah rutinitas.

Segelas kopi panas yang mulai menghangatkan tubuh.
Tersaji dengan usaha mengeluarkan peluh.

Menimba air sembari menggerakan tubuh .
Mengisi air dalam ember-ember hingga penuh.

Sambil menunggu air mendidih.
Jangan lupa sembari bersih-bersih.

Satu sendok bubuk kopi, tiga sendok gula di dalam gelas.
Air panas tertuang dan jadilah segelas kopi panas.

Segelas kopi panas yang menjadi saksi.
Tuk mengingatkan hari ini agar dapat berarti.
-siGal-

Selasa, 12 Juli 2011

Partai Boneka

Muncul lagi istilah yang dilontarkan oleh mantan bendahara partai penguasa yang ditujukan kepada sekjen partainya. Dikatakan sekjen yang sekarang itu seperti sekjen boneka saja. Waduh...jadi ganti nama partai dong partai Bonekarat, lambangnya bukan lagi bintang tetapi diganti boneka. Sebagai boneka tentu manut dan diam saja digerak-gerkan oleh tangan yang memainkannya. Tetapi kalau dipikir-pikir nama itu memang pas kok partai Bonekarat. Karena selesai pemilihan ketua umum yang baru, dan untuk meredam suasana maka dibagi-bagilah kedudukan yang empuk buat mantan calon ketua umum yang kalah dalam perebutan kursi no 1 di partai ini. Sudah seperti boneka saja, mau diletakan dimana saja, mengingat sang pemegang boneka yang sebenarnya yang memerintahkan. Kalau dipikir menanggapi kasus Nazaruddin ini, ketua umumnya juga jarang tampil di publik, seperti ada ketakutan-ketakutan yang menerpa. Seperti boneka yang tersimpan rapi di dalam kotak, dan sengaja dijauhkan dari tangan-tangan usil. Tetapi hebatnya dari kasus ini sekjenya bisa mulai berbicara di depan publik lho... Mungkin kalau boneka seperti baru diberi batu battery yang baru jadi bisa berbunyi. Tetapi nampaknya pembagian batu battery ini tidak bersamaan dan tidak merata. Sehingga ada yang suaranya masih keras dan lantang. Dan ada yang mulai lirih bahkan cuek, diam seribu bahasa menginggat battery yang sudah mulai habis. Kuat lemahnya suara boneka ini yang membuat sesama anggota saling serang. Maka tak ayal lagi, sering sesama anggota partai berdebat kusir sendiri. Dikatakan oleh dewan pembina tadi malam, jangan mau diadu domba oleh media. Kalau dibayangkan dua boneka yang lagi dimainkan oleh anak kecil yang lagi main perang-perangan. Mungkin Nazaruddin juga sadar, jika dia menampakan batang hidungnya, dia akan dijadikan tumbal buat partai. Seperti boneka yang dulu dipajang di etalase sekarang seperti boneka yang siap dicampakan dan siap untuk dibakar dipembuangan sampah.
Untuk mencegah terjadinya boneka saling serang sendiri, maka mulai tadi malam para boneka mulai dikendalikan dengan remote control dan diberi chip. Siapa yang tidak patuh dan menuruti perintah pusat, siap-siap tuk disingkirkan. Pembersihan partai dari boneka-boneka pengganggu juga mulai siap dilakukan. Dan perintah tadi malam, apakah menguatkan jati diri sebagai partai yang demokratis atau malah menguatkan diri sebagai partai bonekartis?
-siGal-

Suatu hari

Suatu hari kita merasa paling hebat, hari berikutnya kita seperi orang lemah.

Suatu hari kita memiliki ide dan gagasan yang brilian, hari berikutnya susah banget mencari ide.

Suatu hari kita bisa tertawa dan saling sapa, hari berikutnya hanya diam tanpa kata.

Suatu hari semangat kita berkobar-kobar, hari berikutnya tampak lesu dan tak berdaya.

Suatu hari kita selalu memberi, hari berikutnya kita seperti meminta-mina.

Suatu hari kita dibilang rajin, hari berikutnya dikatakan malas.

Suatu hari kita royal, hari berikutnya nampak pelit.

Suatu hari kita seperti pemaaf, hari berikutnya mudah sekali marah.

Kenapa kita tidak bisa konsisten ya? Nampaknya suasana hati kita yang selalu mudah berubah-ubah tiap hari. Suatu hari nampak rendah hati, hari berikutnya seperti orang sombong. Nampak kita seperti diombang-ambingkan oleh suasana hati. Semoga kita dapat menjaga suasana hati untuk tetap konsisten apapun yang terjadi, walaupun dijamin susah 100% tetapi tetap harus dicoba.
-siGal-

Senin, 11 Juli 2011

Memilih bersyukur atau rasa pahit?

Tak jarang kita selalu berpikir, kritis, skeptis atau bahkan sinis.

Jika ada orang yang bersikap baik kepada kita, kita mempertanyakan maksud apa yang tersembunyi.

Kalau kita mengalami peristiwa yang menyenangkan, kita menuntut untuk terus ada yang lain setelah ini. Dan harapannya tentu yang lebih baik daripada yang sebelumnya.

Kalau ada masalah yang berhasil diatasi, pasti kita akan berpikiran wah pasti habis ini ada masalah lain siap menanti.

Kalau suatu hubungan dipulihkan, selalu ada pertanyaan, "sampai kapan?"

Dan kalau ada sebuah luka yang disembuhkan, masih mungkin ada rasa sakit yang tertinggal...

Di mana ada alasan untuk bersyukur, disitu juga selalu dapat ditemukan alasan untuk merasa pahit.
Dan kita dihadapkan pada kebebasan untuk menentukan pilihan.
Memilih bersyukur atau merasa pahit?
(Life of the beloved)

Minggu, 10 Juli 2011

Pagi ini

Ku terbangun di pagi ini...
Semuanya sudah pada pergi...
Hanya sepi dan sunyi...
Tak ada lagi ramainya langkah kaki...

Ku masih diam tak berajak...
Teringat akan sosok bapak...
Pagi-pagi benar nasi sudah ditanak...
Air teh panas sudah tersaji di lapak...

Pagi ini ceret dan ketel masih menelungkup...
Jendela dan pintu di gubuk masih tertutup...
Dinginnya pagi membuat bibir terkatup...
Lupa keindahan pagi yang membuatku takjub...

Langkah kaki mulai di pagi ini...
Akan segala janji yang harus ditepati...
Walau kondisi belum terobati...
Semoga Tuhan memberkati...
-siGal-

Sabtu, 09 Juli 2011

Menabur di Blog

Hasil karya tulis yang bagus jika diterima oleh orang yang tidak suka membaca, sama seperti benih yang jatuh di aspal jalan. Benih itu terlindas oleh kendaraan bermotor atau dimakan burung atau ayam yang melintas.

Karya tulis yang bagus jika diterima oleh orang yang super sibuk, hanya akan dibaca judulnya atau siapa yang mengarangnya. Setelah itu, mereka melanjutkan kerjaanya lagi. Seperti benih yang jatuh ditanah berbatu. Hanya sebentar tumbuh dan layu ketika matahari terbenam.

Hasil karya tulis yang bagus, jika diterima oleh orang yang suka mencela dan mencacat karya orang lain, tanpa dia mau membuat suatu karya sendiri bagai benih yang jatuh di semak berduri.

Hasil karya tulis yang bagus, jika diterima oleh orang yang memiliki minat baca, orang yang memiliki hobi menulis dan tulisannya sesuai dengan minat yang disukai bagai benih yang jatuh di tanah yang subur.
-siGal-

Ngomongin Kongres PSSI di Solo

Jika lagi menonton pertandingan sepak bola langsung di stadion pada kompetisi nasional di negeri kita, sering terdengar nyanyian, umpatan dan sorakan. Entah itu ditujukan sebagai pembangkit semangat bagi para pemain, umpatan kepada wasit, atau membalas yel-yel dari para sporter tamu. Jika tuan rumah kalah, atau pemain lawan yang curang dan sering membuat lawan tanding emosi. Tak ayal sering membuat para penonton yang hadir meneriakan "Tak bisa pulang...tak bisa pulang...(ora iso bali-ora iso bali) atau bis é diobong-bis é diobong.
Nampaknya teriakan-teriakan kekecewaan yang sering terdengar di dalam stadion, mulai merambah pada kongeres luar biasa yang akan digelar hari ini di Solo. Kekecewaan para suporter akibat gagalnya kongres di Jakarta, membuat ratusan para suporter ingin mengawal kongres di Solo agar berjalan lancar. Pengalaman kongres di Jakarta yang sungguh memalukan, tak ada tata krama dalam berorganisasi. Semua pihak bersikukuh dengan kepentingan pribadi dan golongan tanpa memikirkan kepentingan sepak bola nasional itu sendiri, hingga akhirnya kongres dibatalkan.
Sejak hari-hari yang lalu dukungan buat menyukseskan kongres berupa spanduk mulai bertebaran. Salah satunya bertuliskan "Orang-orang yang mengagalkan jalannya kongres jangan harap bisa pulang" sebuah kata-kata yang terinspirasi dari suara suporter yang ada di dalam stadion yang kecewa dengan hasil pertandingan, kali ini kekecawaan ditunjukan pada peserta kongres jika jalannya kongres akan buntu lagi.
Mari kita doakan agar kongres berjalan dengan lancar dan memunculkan nama ketua umum yang baru, untuk membawa perubahan di dalam tubuh PSSI dan mampu mendukung tim nas Indonesia untuk terus berprestasi.
-siGal-

Jumat, 08 Juli 2011

Gelisah

Kalau boleh dibilang, saat yang paling berharga dan paling berbahagia yaitu saat dimana kita mengalami kegelisahan. Waktu kegelisahan menjelang pengumuman ujian, waktu kegelisahan menunggu kelahiran, waktu kegelisahan menunggu panggilan kerja, waktu kegelisahan karena sedang dikhianati dan kegelisahan-kegelisahan lainya yang timbul dari hal-hal lain. Kenapa kegelisahan itu, saat yang berbahagia? Karena disaat orang mengalami kegelisahan, banyak orang mencari sumber penenang kegelisahan seperti rajin berdoa pribadi, rajin beradorasi, rajin mengikuti misa harian. Tengok lah ketika masa-masa ujian sekolah, misa harian dipenuhi oleh anak-anak sekolah. Mereka ingin menyerahkan segala kegelisahan kepada Tuhan. Ada ketenangan ketika sudah menghadap di RumahNya. Begitupula ketika masalah datang menerpa, rajin beradorasi. Mencoba mengutarakan keluh kesah di hadapNya dan mencoba memohon kekuatan dalam menghadapi cobaan. Mungkin tidak kita sadari, namun jika dirasakan saat mengalami kegelisahan itu kita seutuhnya seperti anak yang lagi merengek di depan ibu atau bapaknya. Saat kegelisahan datang saat dimana kita menyadari bahwa aku ini seutuhnya milik Tuhan. Apapun yang terjadi, serahkan kepada Tuhan.
Hanya saja, kita cenderung segera lupa dengan apa yang kita perbuat waktu kegelisahan datang, ketika kebahagian datang, saat doa terkabul, kala masalah terselesaikan. Aktivitas sregep mengutarakan keluh kesahnya tidak serajin ketika lagi ada masalah.

Kegelisahan tuk mencari sumber pembawa kesejukan dapat dilakukan setiap saat dan setiap waktu. Lewat setiap pengalaman dan orang-orang yang kita jumpai.
Seperti Santo Agustinus yang mengatakan, "Jiwaku selalu gelisah, sampai aku dapat beristirahat di dalam Tuhan"
-siGal-

Lembayung

Lembayung itu menandakan hampir di penghujung hari.
Lembayung mengingatkan langkah kaki dan tangan tuk sementara berhenti.
Lembayung menadakan ramainya sore beranjak menjadi malam yang sunyi.

Irit-iritan peluh yang menetes dari pedal yang dikayuh dari para pekerja menjadi warna bagi lembayung.
Deru kendaraan asap bermotor ikut menghiasi lembayung di sore itu.
Ada canda dan tawa sebagian orang di sore itu.
Ada yang keburu pulang tuk segera melepaskan penat setelah seharian bekerja.
Kerinduan segera bertemu dengan keluarga dan ingin segera menikmati secangkir teh sambil memandang lembayung di langit.

Lembayung juga menjadi penanda sebagian orang tuk segera membuka lapak-lapak dagangannya.
Tempat-tempat umum mulai dipadati oleh aktivitas orang.
Ku duduk sendiri sambil menikmati lembayung senja di jantung kota tercinta.
-siGal-

Kamis, 07 Juli 2011

Setiap Hari

Setiap hari selalu memberikan pembelajaran pada kita. Baik lewat pendidikan, dunia kerja, lewat keluarga, atau lewat orang yang kita jumpai di hari itu.
Setiap hari selalu menghadirkan pengalaman. Entah pengalaman menyenangkan ataupun menyedihkan.
Setiap hari senyum, tawa dan canda kan selalu menghiasi wajah kita. Tetapi terkadang juga sering air mata yang menetes di pipi. Menangis karena gembira, menangis karena sedih. Sedih akibat sebuah perpisahan, sedih karena persoalan yang lagi dihadapi.
Setiap hari selalu menghadirkan doa, ucapan syukur dan permohonan.
Setiap hari ada yang menabur dan ada yang menuai.
Setiap hari ada yang datang dan ada yang pergi.
Setiap hari kita selalu dihadapkan pada sebuah persoalan tersendiri.
Setiap hari kita "bertumbuh"
Terkadang suatu hari kita di hadapkan pada sebuah keputusan, mana yang harus dipilih.
Dan yang pasti, setiap hari Tuhan selalu menyertai perjalanan kita.
-siGal-

Jam setengah 9 atau jam setengah 10?

Yee...udara dingin tak menyurutkan tuk kembali datang, walaupun dengan mata yang masih ketiban bells bahasa Jermannya "beleken"
Hari ini ada pelayanan koor manten.
Sudah tergesa-gesa berangkatnya.
Padahal acara lagi bagus, pertandingan sepak bola Argentina lawan Kolombia.
Tetapi karena semalam saya sudah menyanggupi untuk datang, maka aku datang di pagi itu.
Sampai disana...eh masih sepi. Yang ada koster yang lagi ngepel di depan gereja.
Ku tanya, "Pak, mantennya jam berapa?" jawab bapaknya, "jam setengah 10 mas." Walah yang kuingat hanya jam setengahnya, belakangnya aku lupa. Pagi itu aku datang jam setengah 9 lebih lima menit. Aku lupa jam setengah 9 atau jam setengah 10 acara mantennya. Ternyata jam setengah 10. Ya, sudah ku cari warung buat beli teh panas buat menghangatkan badan sembari menunggu jam setengah 10. Gara-gara menyepelekan angka di belakang setengah, jadi ku harus menunggu.
-siGal-

Rabu, 06 Juli 2011

Plesetan Nama Pengurus Partai

Ada sebuah partai yang lagi terkena badai. Jika, partai itu tidak bisa menghadapi badai persoalan, maka lambat laun partai ini akan sekarat. Makanya partai itu menjadi partai DEk'MOsKaRAT ya?
Ketua umumnya belum genap 1 tahun menjabat, sudah terkena cobaan yang berat. Sungguh naas benar nasib ketua umumnya. Makannya nama ketua umumnya menjadi Na'as Urbaningrum.
Akibat partainya terkena musibah, maka imbasnya seluruh pengurus partai pada sibuk membela diri. Sekjen nya sudah mulai bisa berbicara akibat terkena imbas dari kasus Nazaruddin. Maka nama sekjen di partai ini bernama Edhi imBASKORO, yang akrab dipanggil Imbas (Imbas dari pemberitaan).
Gara-gara mantan bendahara inilah, gonjang-ganjing partai berawal. Dan semua orang saat ini pada sibuk mencari keberadaanya. Padahal keberadaan dia di pasar. Namanya aja NengpASARUDDIN?
Akibat namanya disebut-sebut membuat wakil sekjen yang lagi asyik makan tersedak. Sehingga namanya menjadi Angelina Tersedak.
Selain itu nyanyian mantan bendahara umum partai ini juga menyebut salah satu petinggi partai. Akibat pemberitaan yang terus menerus itu, membuat beliau jarang tampil di televisi, karena menjadi cengeng. Maklum lah namanya aja Andi Menjadicengeng.
-siGal-

"Katakan Tidak!" (jargon kampanye part II)

Jika ditanya keberadaan Nazarudin dan Nunun dimana?
Katakan Tidak!!! Tidak tahu keberadaannya sekarang, masak bodoh.
Jika ditanya kasus Century?
Katakan Tidak!!! Tidak tahu siapa yang salah, semuanya sudah dilupakan.
Jika ditanya kenapa kasus Ruwiyati bisa terjadi?
Katakan Tidak!!!. Tidak tahu, atau lagi tidak mau tau dengan berbagai kasus TKI yang terjadi.
Jika ditanya, kapan mau memberantas korupsi?
Katakan Tidak!!! Tidak, untuk saat ini, mengingat banyak kader kami yang lagi santer diberitakan terlibat kasus.
Jika ditanya, kapan mau segera memenuhi janji-janji waktu kampanye dulu?
Katakan Tidak!!! Tidak akan, karena saya sudah lupa akan janji-janji itu.
Jika ditanya mau dibawa kemana bangsa ini?
Katakan Tidak!!! Tidak kemana-mana, lha wong cuma jalan ditempat.
Jika ditanya, apa rakyat masih percaya dengan partai politik sekarang ini?
Dan kali ini yang menjawab rakyat sendiri :" TIDAAAK!!!"
-siGal-

Tak Ada Yang Abadi

Tak ada yang abadi dalam sebuah janji politik.
Janji yang terucap akan menguap ketika sudah duduk di kursi yang enak.
Janji-janji manisnya akan kembali diobral lagi ketika waktunya tiba kembali.

Tak ada teman dan lawan yang abadi dalam politik.
Lihat saja, ketika musim kampanye, saling menghujat satu sama lain.
Giliran ditawari kursi menteri, pada berbondong-bondong mendekat.
Seperti semut yang mendekati gula.
Ketika dikucuri dan diberi uang yang banyak dianggap teman baik dan dijadikan pengurus inti partai.
Tetapi ketika temannya tersandung masalah, eh malah dibuang jauh-jauh, seperti orang yang tidak kenal saja.

Kalau para politisi boleh memakai istilah tak ada lawan dan kawan yang abadi, maka kami sebagai rakyat juga boleh mengatakan, "bagi kami selalu ada yang abadi, yaitu ABADI UNTUK TIDAK MEMPERCAYAI Partai Politik.
-siGal-

Selasa, 05 Juli 2011

Belajar dari pak Jokowi (Walikota Solo)

Kebesaran hati seorang pemimpin, pantas disematkan kepada Walikota Solo Bapak Joko Widodo yang akrab disapa dengan Jokowi ini. Bagaimana beliau menanggapi secara santun ungkapan ”Walikota Solo itu bodoh, kebijakan Gubernur kok ditentang. Sekali lagi saya tanya, Solo itu masuk wilayah mana? Siapa yang mau membangun?” kata Bibit. Pernyataan keras dari Bibit itu dipicu oleh polemik pembangunan mall dibekas Pabrik Es Saripetojo Purwosari, Laweyan. Gubernur bersikukuh ingin mall dibangun dengan alasan tanah Saripetojo milik Pemprov Jateng. Namun, Pemkot Solo dan warga menilai bangunan itu masuk benda cagar budaya (BCB) sehingga tidak bisa dibongkar begitu saja. "Bodoh" yang dilontarkan Bibit Waluyo selaku gubenur Jawa Tengah kepada dirinya ditanggapi Jokowi dengan mengatakan, "ya saya memang bodoh, biarlah saya saja yang bodoh." Jokowi tidak mau berlarut-larut dan memperuncing masalah, dengan membalas ungkapan yang dilontarkan gubenur Jateng itu. Ungkapan ya saya bodoh bagiku sebagai ungkapan yang berjiwa besar. Banyak orang yang marah jika dikatakan guoblok. "Tidak apa-apa direndahkan oleh orang, tetapi saya ini adalah milik Tuhan, dan Tuhan tau siapa saya yang sebenarnya," mungkin prinsip itu yang dipakai bpk.Jokowi sehingga beliau tidak terpancing kemarahannya. Walaupun kehormatan, harga dirinya diinjak-injak demi membela kepentingan masyarakat mungkin siap beliau lakukan untuk menata kota Solo.
Dukungan masyarakat Solo mulai dari tukang becak, LSM yang menolak didirikan Mall dibekas pabrik Saripetojo ini selaras dengan kebijaksanaan walikota Solo yang tidak akan menambah berdirinya Mall di kota Solo. Selain itu tempat yang mau didirikan mall itu adalah salah satu benda cagar budaya di kota Solo.
Yang membuat saya salut dengan Jokowi adalah dia mau mendatangi Bibit Waluyo untuk menjelaskan alasan penolakan dirikan Mall di kota itu. Walaupun sudah menjadi hal yang wajar jika walikota/bupati suatu daerah melaporkan/konsultasi tentang permasalahan yang ada di daerah dengan gubenurnya. Dengan legowo datang kepada orang yang telah mengeluarkan kata-kata bodoh, bagiku sebuah hal yang patut diacungin jempol. Mengesampingkan masalah pribadi demi kepentingan umum, dan mencari jalan yang terbaik demi kesejahteraan masyarakat. Hidup Jokowi!
-siGal-

Di bawah bayang-bayang

Satu lagi yang menambah hiruk pikuknya partai demokrat yaitu munculnya forum komunikasi para pendiri partai demokrat. Entah forum ini akan memberi warna apa di partai biru langit ini. Warna menyejukan yang membawa penyelesaian masalah atau justru menambah keruh partai ini. Forum ini terbentuk, karena adanya keprihatinan bahwa partai yang dulu dibentuk sedang mengalami berbagai masalah. Ada rasa tidak terima, bahwa dulu partai yang dibuat dengan susah payah, kini sedang diacak-acak. Idealisme dari penggagas yang ingin menyelamatkan partai, tentu akan berbenturan dengan orang-orang partai, terutama para penggagas yang telah menyatakan keluar dari partai ini dengan orang-orang dalam yang tidak suka dengan forum ini. Ada penggagas, yang menyatakan keluar dari partai ini, karena melihat sudah ada yang melenceng dan tidak sesuai dengan cita-cita partai. Di dalam AD/ART partai tentu tidak mengakui kedudukan yang sah mengenai forum yang barusan terbentuk. Hanya Dewan pembina, Ketua Umum, sekjen, ketua DPP dan perangkat seperti organisasi lainnya, yang diakui sebagai susunan organisasi yang sah. Apapun keputusan yang dihasilkan dari forum ini tentu tidak serta merta menjadi keputusan resmi partai. Kabar yang terakhir mau menjadikan SBY, sebagai ketua penasihat forum ini. Nah, jika benar Forum Komunikasi Para Pendiri Partai Demokrat ini akan menjadikan SBY sebagai ketua dewan penasihat, lalu akankah kedudukan forum ini, akan berdiri di atas dewan pembina partai? Atau menjadi bayang-bayang kelam kepengurusan Anas Urbaningrum?
-siGal-

Senin, 04 Juli 2011

Andai Mbah Rono jadi Presiden

Sosoknya mulai sering muncul ketika erupsi gunung Merapi terjadi. Setiap berita di televisi ada wawancara dengan beliau. Setiap berita di media cetak selalu ada analisis beliau. Ketika gunung Merapi telah reda erupsinya, bukan berarti beliau jarang tampil di televisi. Indonesia itu terkenal dengan banyaknya gunung api yang masih aktif. Jadi ketika gunung yang satu telah selesai erupsinya, gunung api lainnya baru mulai proses erupsinya. Lihat saja, setelah kawah Timbang, disusul gunung Soputan dan Semeru yang erupsi. Tak pelak sosok beliau juga kembali tampil di media tuk memberikan informasi. Boleh dibilang sosok beliau yang tak kenal lelah jika sedang menghadapi gunung yang lagi erupsi. Jika mbah Rono jadi presiden tentu paham bahwa masalah di Indonesia sangat banyak. Satu terselesaikan, muncul lagi yang lainnya. Yang pasti beliau tidak akan mengeluh tentang persoalan atau hal-hal kecil, seperti berkeluh kesah tentang gaji atau menanggapi sms yang tidak penting.
Instruksi mbah Rono mengenai status gunung harus ditaati, tak peduli presiden, gubenur, bupati, panglima TNI, Polisi sampai rakyat harus tunduk pada perintahnya. Jika daerah itu harus dikosongkan ya harus manut. Beliau juga bertanggung jawab menaikan dan menurunkan status dari sebuah gunung api, mulai dari level normal, waspada, siaga sampai awas. Mungkin jika mbah Rono jadi presiden kasus eksekusi pancung Ruwiyati tidak akan terjadi, beliau dengan sabar akan memantau dan memberikan bantuan kasus Ruwiyati seperti memantau gunung api yang lagi erupsi. Setelah beberapa kali sidang, keputusan, banding, keputusan dan eksekusi akan terus diikutinya, seperti memantau siesmograf. Dan ketika vonis dijatuhkan tentu akan segera melakukan pembelaan.
Satu ungkapan beliau ketika gunung Merapi sedang erupsi "kita ikuti kemauan gunung merapi saat ini" Andai presiden bisa mengatakan "kita turuti kemauan rakyat saat ini" seperti kata mbah Rono. Tetapi sayang pemerintah sekarang lagi tuli, jadi tidak bisa mendengarkan suara rakyat.
Kalau boleh ditanya kondisi bangsa Indonesia menurut status gunung api, apa jawabannya mbah Rono ya? Mungkinkah status siaga atau jangan-jangan sudah masuk level awas?
Ya, andai saja mbah Rono jadi presiden?
-siGal-

Andai paku bisa berbicara

Sebuah tangan mencoba mencari dan mengambilku dari sebuah kotak kayu.
Genggaman tangan itu berhasil mengambil aku dan teman-temanku.
Satu persatu diambilnya aku.
Kuatnya tangan para algojo mulai memegang kuat tubuhku.
Sampai akhirnya pukulan palu besar diayunkan ke tubuhku.
Tajamnya aku menancap ke sebuah tangan yang terlentang di kayu.
Diambilnya lagi aku, kali ini ini tangan yang sebelah kiri tertancap tajamnya aku.
Aku mencoba berontak, tetapi aku tak kuasa.
Aku kembali tertancap, di sepasang kaki yang sudah tak berdaya.
Jika aku dapat berbicara.
Aku akan minta ampun, karena aku telah terlibat menyalibkanMu.
Tetapi aku lebih sedih lagi.
Setelah aku, ternyata banyak orang yang terus menancapkan luka di tubuhNya.
-siGal-

Butir Kerikil

Ada sebuah pepatah, "Orang tidur tak mungkin tersandung." Orang yang tidak mau berkembang, tidak akan pernah memulai langkah pertama, lalu melangkah lagi ke langkah yang kedua, dan akhirnya dari langkah demi langkah sampai ke tujuan yang diinginkan. Tidak ada yang mulus dalam melangkah. Ada kalanya langkah menemui jalan yang lurus, jalan yang landai dan lebar. Tetapi ada kalanya menemui sebuah jalan yang terjal, berbatu dan sempit. Tak jarang kita terperosok dalam sebuah lubang yang dalam dan masuk dalam kubangan air. Berusaha keluar dan melanjutkan perjalanan lagi setelah terperosok, merupakan sebuah pilihan. Bagi orang yang ingin maju, akan terus melangkahkan kakinya. Tetapi bagi para pecundang akan berhenti dan memilih pulang tuk menganti baju yang kotor dan tak kan kembali lagi takut terjatuh dan kotor lagi. Langkahpun lalu berhati-hati, takut terperosok lagi. Lubangan dengan sigap dilompati. Batu besar dihindari. Tetapi walaupun telah berhati-hati dalam melangkah aku tetap saja terjatuh lagi. Aku terjatuh bukan karena menghindari kubangan air atau tersandung sebuah batu yang besar. Tetapi aku terjatuh karena terpeleset butiran kerikil.
-siGal-

Minggu, 03 Juli 2011

Senja itu

Senja hari, di sudut rumahMu.
Kupandangkan mataku menghadap di tahta suciMu.

Ku tertegun pada sebuah tangan yang membentang.
TanganMu yang terlentang tercurah kasih yang tak kan pernah berkurang.

Ku pandangkan mataku pada sebuah mahkota. Mahkota tanpa berhiaskan emas permata.
Hanya sebuah duri-duri tajam yang menancap di kepala.

Ku alihkan pandangan mataku di lambungNya yang luka parah.
Darah dan air yang tercurah.
Memberi rahmat yang senantiasa melimpah.

Kaki dan tangan yang terpaku.
Membuat aku diam terpaku.
Merasakan hinanya diriku.
Mengakui segala dosa dan kelemahanku.

Dan akupun tak sanggup memandang wajahNya.
Hanya tertunduk diam terpaku di hadiratNya.
-siGal-

Namaku itu Par-TAI!!!Namaku itu Par-TAI!!!

Ejalah dengan benar, namaku itu par-TAI, sekali lagi par-TAI. Aku itu busuk, makanya jangan dekat-dekat denganku. Walaupun aku di sembunyikan, tetap aja lama-lama baunya akan tercium juga. Banyak yang berusaha menyembunyikan kebusukanku dengan berbagai cara. Lewat intervensi, lobi-lobi politik, saling sandera satu sama lain mencoba tuk saling mengunci kebusukan masing-masing. Jika mau Pemilu, budaya saling buka kebusukan mulai gencar dilakukan satu sama lain. Tak peduli meskipun dulu pernah berteman baik.
Aku disuruh bersolek tiap menjelang pemilu. Berubah menjadi hidangan dan makanan yang lezat. Setiap orang dirangsang tuk tertarik padaku. Setelah semua orang terjebak rayuanku, lalu aku buang mereka jauh-jauh seperti kotoran. Makanya namaku sekarang par-TAI. Hanya orang-orang bodohlah yang mau memakanku. Jika esok ada yang menawari kamu. Jangan sekali-kali terjebak rayuanku. Ingat karena aku itu busuk.
Nama-nama indah di belakangku hanya sekedar pemanis saja, tidak lebih dari itu. Slogan-sloganku, juga hanya sebatas retorika belaka. Bendera-bendera yang ramai berkibar, hanyalah sebagai pewangi, mencoba mencari simpati saja. Tetapi tetap namaku par-TAI!!!
-siGal-

Hari ini...Hari ini...

Dinginnya pagi hari...
mulai perlahan-lahan berganti.
Bintang-bintang yang telah lelah menemani...
berganti dengan mentari yang siap menari.

Kulangkahkan langkah kaki...
tuk mengisi hari ini.
Hati harus tetap berseri...
walau perjalanan berat tlah menanti.

Setiap hari selalu berarti...
karna Tuhan yang tlah memberi.
Memberi apa yang berarti...
walaupun terkadang kita tak mengerti.

Janganlah mengotori hati...
dengan sikap iri hati dan benci.
Setiap pribadi selalu berarti...
tak pantas kita tuk mencaci maki.

Setiap hari adalah suci...
karna Tuhan tlah berjanji.
JanjiNya tuk slalu menyertai...
sampai langit dan bumi berganti.

Di hari ini marilah berserah diri...
mengisi hari dengan memberi dan berbagi.
Semoga di hari ini...
Tuhan selalu memberkati.
-siGal-

Bangsa yang mudah BOSAN!!!Bangsa yang mudah BOSAN!!!

Apa bener sih bangsa kita mudah bosan? Dari segi hiburan, dulu sangat banyak tayangan kompetisi menyanyi/talent show yang dipilih melalui poling sms. Yang paling banyak dukungan kemungkinan yang menjadi pemenangnya. Setelah kelihatan sukses acara itu dibuatkan lagi dengan titel seri dua, tiga dan seterusnya. Belum lagi stasiun televisi lainnya juga membuat acara yang hampir serupa. Tetapi sekarang ini sudah jarang dijumpai ajang pencarian bakat seperti itu, karena masyarakat yang cepat bosan. Dalam bidang jejaring sosialpun sebelum facebook, orang-orang pada menggunakan friendster. Sekarang friendster banyak ditinggalkan dan tidak diurusi sama pemakainya. Facebookpun juga sudah mulai ditinggalkan gara-gara tiap buka fb yang ada hanya barang-barang jualan sudah persis kayak Mall saja. Mereka pada beralih ke twitter.
Orang-orang juga sudah mulai bosan memilih waktu pemilu. Entah pemilihan anggota legislatif, kepala daerah atau presiden banyak orang yang malas datang ke TPS. Rakyat sudah bosan mendengarkan janji-janji kampanye. Tetapi jangan sampai para aktivis bosan mengkritik pemerintah walaupun jarang didengarkan ya?
Bosan melihat panja(panitia kerja) yang ada di DPR, karena hanya sebuah dagelan saja. Ribut, tegang saat rapat tetapi tidak ada penyelesainnya. Coba lihat saja kasus Bank Century.
Dalam masyarakat banyak rakyat kecil yang mengakhiri hidupnya gara-gara bosan hidup, dikarena himpitan ekonomi dan sakit yang tak kunjung sembuh. Dalam bidang hukum, jika bosan di dalam penjara, santai saja seperti Gayus dulu, ketika bosan di penjara dia jalan-jalan semaunya, bisa ke luar negeri segala. Orang juga mudah lupa di negeri ini. Seperti Nunun yang dikabarkan lupa ingatan.
Kasus yang masih hangat ini, banyak orang dan pihak yang lupa dan tidak mengakui bahwa telah diberi jatah dari hasil pembangunan wisma atlet sea games. Lupa bahwa dulu slogan iklan partai mengatakan "katakan Tidak pada korupsi." Hampir semua partai lupa akan janji-janji manisnya. Puncaknya rakyat bosan dengan model pencitraan. Dan yang terakhir semoga rakyat tidak bosan menulis dan membaca di kompasiana :)
-siGal-

Sabtu, 02 Juli 2011

Bertahan hidup...

Setiap makhluk hidup diciptakan oleh Sang Pencipta disertai dengan kemampuan buat bertahan hidup. Manusia, hewan dan tumbuhan diberi bekal untuk mempertahankan hidupnya. Tumbuhan menjalar akan berusaha mencari cahaya matahari walaupun harus merambatkan ke tembok yang tinggi. Bunglon memiliki kemampuan berganti kulit jika lagi dalam bahaya. Unta memiliki kemampuan bertahan di gurun yang panas. Begitupula manusia memiliki kemampuan untuk mempertahankan hidup, jika nyawa atau keselamatannya terancam. Jadi ketika nyawanya terancam, manusia berusaha mempertahankan hidupnya, bisa dengan melarikan diri sekencang-kencangnya, berteriak sekuat-kuatnya agar ditolong orang, mengunakan kemampuan yang dimiliki atau menggunakan barang yang ada di sekitarnya untuk melindungi diri. Jadi ketika kasus para TKI yang sampai membunuh majikan, menurutku bukan karena mereka sengaja. Karena mereka membela diri karena mau diperkosa, tidak kuat menahan penderitaan karena disiksa tiap hari, diperlakukan tidak manusiawi oleh majikan. Puncak dari segala keluh kesah penderitaan yang tidak ada tempat buat mereka berbagi. Tidak tau kemana mau minta tolong dan akhirnya ketika tidak kuat menahan segala penderitaan, mereka melakukan hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan sama sekali dalam hidupnya. Mereka lemah, untuk melakukan hal yang se nekat itu. Jadi ketika mereka divonis hukuman mati rasanya sungguh tidak adil. Karena mempertahankan hidup selain hak juga suatu kewajiban.
-siGal-

Apa sih yang tidak palsu di negeri ini?

Akhir-akhir ini heboh surat palsu. Apa sih yang tidak palsu di negeri ini? Barang-barang dagangan banyak yang palsu. Lukisan dan karya seni banyak yang dipalsukan. Uang saja banyak yang palsu. Janji-janji wakil rakyat yang diucapkan, banyak janji palsunya. Bahkan para pemimpin negeri ini juga sering mengumbar janji palsu. Informasi yang diberikan juga sering palsu. Sudah tak kebayang mungkin wajah-wajah pengurus partai politik juga banyak yang palsu. Wajah memelas ketika mau pemilu, wajah tidak kenal/cuek ketika sudah mendapat kursi. Negeri penuh kepalsuan...dan kita mencoba bertahan di negeri ini.
-siGal-

Belajar dari ikan Salem

Ikan salem adalah jenis ikan laut yang unik. Pada musim bertelur, ikan salem akan berbondong-bondong kembali ke tempat asal ikan ini dilahirkan, di sungai jauh di atas dataran tinggi. Perjalanan ikan salem dari laut menuju hulu sungai memerlukan pengorbanan. Banyak rintangan, bahaya alam yang keras harus dihadapinya. Perjalanan ribuan kilometer, ombak besar, arus deras, batu karang yang tajam dilaluinya di laut. Memasuki sungai, ikan salem kembali menempuh arus deras, terkaman binatang pemangsa, bukit yang terjal, dan segala macam jerat manusia. Untuk mencapai tujuan di hulu sungai yang ada di tempat tinggi, ikan salem harus berjuang melompati jeram dan air terjun, atau bendungan yang tinggi. Ikan itu harus berenang dengan kecepatan 30 kilometer per jam agar mempunyai daya lompat setinggi tiga setengah meter!.
Semua rintangan dan bahaya tidak mengurungkan niat ikan salem untuk bertelur. Tubuh yang terluka akibat benturan bebatuan sungai tidak bisa membuat surut. Satu tujuan dilakukan untuk meneruskan generasi. Sesampai di hulu sungai, dalam keadaan lelah dan terluka, ikan salem mencari tempat terbaik bagi sarangnya, meletakkan telurnya dan akhirnya mati. Apakah selesai tugasnya? Apakah hanya demikian kisah hidup salem dewasa? Apakah ribuan bangkai salem dewasa hanya akan mengotori sungai? Ternyata tidak! Allah berbicara banyak walau hanya lewat ikan salem.
Dalam waktu yang singkat telur-telur itu menetas sebagai generasi penerus. Ikan salem kecil yang berjumlah jutaan itu adalah wujud harapan salem dewasa yang menjadi kenyataan. Dengan apa salem kecil ini hidup? Apa yang dimakannya hingga ia mendapat cukup tenaga, masuk ke laut dan menjadi ikan dewasa? Ilmu pengetahuan mendapatkan bahwa begitu banyak kandungan karbon dan protein yang berasal dari bangkai salem dewasa yang mati, membusuk dan terurai ternyata telah menjadi sumber makanan yang berlimpah bagi salem kecil. Ada makna dari hidup salem dewasa yang tidak diketahuinya saat hidupnya berakhir, salem dewasa tidak tahu namun anak salem merasakannya.
Bagaimana dengan kita sebagai manusia? Tuhan rindu berbicara lebih banyak lewat kita daripada lewat ikan salem. Dia rindu kita menjadi pribadi yang bermakna dan berharga bukan saja sewaktu kita hidup tapi setelah kita mati. Tuhan rindu setiap pribadi manusia mewariskan makanan yang tidak akan ada habisnya bagi generasi penerus. Makanan yang bernilai kekekalan, berharga pengenalan akan Allah. Makanan yang bernilai janji dan berkat Allah namun juga makanan yang berwujud nasehat, teguran dan ketertiban. Hidup yang membawa kebenaran bagi generasi selanjutnya.
Tuhan begitu rindu memakai kita manusia untuk memberi banyak makna bagi dunia. Saat hidup berakhir ada jutaan talenta dihasilkan. Berjuanglah dan bermakna sampai mati, ada jutaan talenta akan berbuah.

Jumat, 01 Juli 2011

Masih tentang Galih

Menurut cerita bapak ku dulu sebelum aku dikasih nama Galih, aku mau diberi nama Suranto. Karena aku dilahirkan di bulan suro menurut bulan jawa. Makanya tiap bulan suro, aku dulu sering dibuatkan bubur suro. Usul pemberian nama Suranto itu oleh simbahku, tapi bapaku tidak setuju. Tidak tau tidak setujunya karena apa. Mungkin karena nama kakaku juga sudah agak modern kali ya, Apri Candra Sari, masak nama adiknya Suranto (terima kasih pak hehe). Kalau dulu jadi diberi nama itu, cukup pendek sekali namaku Suranto, beda dengan yang sekarang Galih Wira Hadi Kusuma Atamajaya Noto Boto Pecah Pitu wah panjang bangetkan, makanya gara-gara kepanjangan nama, aku tidak bisa gemuk dan tinggi hehehe. Dan jika sekarang namaku suranto mungkin diakhir tiap tulisanku bukan lagi tertera siGal tetapi siSur.
-siGal-

Negaraku sering "Terlambat"

Sebuah negara yang terkenal akan keterlambatannya. Jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta api sering terlambat dikarenakan sering terjadinya kereta api yang anjlok. Kedatangan bus di halte yang tidak tepat waktu, dikarenakan jalanan macet. Banyaknya pegawai yang terlambat masuk kerja setelah libur panjang atau cuti bersama. Nyawa orang miskin terlambat diselamatkan gara-gara tidak mampu atau ditolak di rumah sakit. Negeri ini juga terlambat, mengetahui Gayus yang bisa keluar masuk penjara dengan bebas. Kalau tidak ada fotografer mungkin sampai sekarang Gayus masih jalan-jalan. Terlambat mencegah orang kabur ke luar negri. Besoknya dah dikeluarkan surat cekal, eh hari ini mereka dah siap-siap berangkat melarikan diri. Terlambat menangani kasus kerusuhan dan tindakan penganiayaan, kerusuhan dah terjadi baru aparat datang. Yang parahnya lagi negri ini terlambat mengetahui bahwa ada warganya yang dieksekusi dengan hukuman pancung. Terlambat melakukan lobi untuk mencegah hukuman pancung. Nah ini yang aneh lagi, terlambat menangani kasus mafia pemilu. Kasusnya dah dari tahun kemarin, eh baru diurus sekarang ini. Apa mungkin ya semboyan negri ini lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali? Yang penting buat para petinggi negri ini jangan terlambat mengutamakan kepentingan rakyat. Kalau sampai terlambat, dan rakyat tidak sabar menunggu dengan janji-janji manis pada masa kampanye dulu, lalu apa jadinya? Jadi jangan terlambat lagi!!!
-siGal-

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati