Kamis, 28 Januari 2016

Bahan Kreativitas Sekolah Minggu 31 Januari 2016 PIA St. Theresia Kanak-kanak Yesus Kumetiran

Hari Minggu Biasa IV tahun C/II
Bacaan Lukas 4:21-30
Mengenal Nabi Elia
Elia adalah seorang nabi besar yang hidup pada abad kesembilan SM, dalam masa pemerintahan Raja Ahab dan Ratu Izebel, dan Raja Ahazia dari Israel. Kisahnya dapat kita temukan dalam Kitab Raja-Raja I dan II dalam Perjanjian Lama. Elia memaklumkan bahwa Yahwe adalah satu-satunya Allah yang benar, dan ia menyerukan kepada orang banyak agar bertobat dari menyembah berhala-berhala palsu, dari mengacuhkan perjanjian dan dari dosa melawan hukum-hukum Tuhan.

Tibalah waktunya ketika misi Elia harus berakhir dan tugas kenabian akan diserahkan kepada Elisa, muridnya. Bahkan rombongan nabi dari Betel dan Yerikho berkata kepada Elisa, “Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh Tuhan terangkat ke sorga?” Mengantisipasi kepergian Elia, Elisa meminta “dua bagian dari roh(nya)”. Kemudian, “Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.” Elisa lalu memungut jubah Elia (tanda jabatannya sebagai seorang nabi), dan memulai misinya sebagai nabi Yahweh. Bahkan rombongan nabi memaklumkan, “Roh Elia telah hinggap pada Elisa” (bdk 2 Raja-raja 2).

Kemanakah Elia pergi? Pertama-tama kita patut ingat apa yang disabdakan Tuhan, “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia” (Yohanes 3:13). Kristus turun dari surga dalam Inkarnasi. Melalui karya penyelamatan-Nya, Ia membukakan pintu surga yang telah ditutup akibat dosa asal Adam dan Hawa. Pada waktu yang ditetapkan, Ia naik ke Surga; Surat kepada Jemaat di Ibrani mengajarkan, “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita” (9:24).

Jika pintu surga ditutup pada masa Elia (lagi, akibat dosa asal Adam dan Hawa), dan jika “tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain … Anak Manusia, lalu ke manakah Elia pergi? Elia kemungkinan dibawa ke Sheol, “dunia orang mati” di mana jiwa-jiwa orang benar menantikan Mesias membuka pintu surga. Menggarisbawahi point ini, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, “Kristus yang sudah wafat telah turun dengan jiwa-Nya, yang tinggal bersatu dengan Pribadi Ilahi-Nya, ke tempat perhentian oran mati. Ia membuka pintu surga bagi orang-orang benar yang hidup sebelum Dia” (#637). (Baca juga: Apakah Yesus Turun ke Neraka?)

Atau, apakah Elia pergi ke suatu tempat lain? St Paulus menyebutkan tiga surga“Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, - entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia” (2 Korintus 12:2-4).

Dari Kitab Suci, ketiga surga itu dapat digambarkan sebagai berikut: Surga Pertama adalah atmosfir bumi. Kata Ibrani “shamayim” dapat diterjemahkan sebagai “surga”, tetapi lebih tepat menunjuk pada “langit”. Kata Ibrani lain untuk surga pertama ini adalah “shachaq” yang secara lebih tepat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai “clouds” atau “sky” atau dalam bahasa Indonesia “langit”.

Surga Kedua adalah “angkasa luar” di mana terdapat bintang-bintang dan planet-planet.

Surga Ketiga, sebagaimana digambarkan oleh St Paulus, adalah Firdaus, di mana Tuhan tinggal dan sanctuarium surgawi berada.

Dari gambaran di atas, dan mengingat pintu surga ditutup, Elia agaknya diangkat ke surga pertama. Lagi, di sini Kitab Suci memberikan beberapa petunjuk. Elia bernubuat semasa pemerintahan Ahab dan Ahazia; Elisa bernubuat semasa pemerintahan selanjutnya, yakni semasa pemerintahan saudara Ahazia - yakniYoram - yang memerintah Israel selama duabelas tahun (2 Raja-raja 1:17, 3:1). Dalam tahun kelima zaman Yoram, anak Ahab raja Israel - Yoram, anak Yosafat raja Yehuda menjadi raja (2 Raja-raja 8:16). “Lalu sampailah kepadanya (Yoram, anak Yosafat) sebuah surat dari nabi Elia” (2 Tawarikh 21:12)Bagaimana ia dapat menerima sebuah surat dari Elia jika Elia telah diangkat ke Firdaus? Dalam surat tersebut, Elia menyebutkan dosa-dosa Yoram, anak Yosafat dan lalu menubuatkan tulah dan penyakit yang akan diderita olehnya dan keluarganya. Patut dicatat bahwa sebagian ahli Kitab Suci berpendapat bahwa surat itu kemungkinan telah disusun Elia pada masa hidupnya dan dikirimkan kemudian dengan beberapa revisi guna menyesuaikannya dengan situasi pada masa itu.

Petunjuk lain berasal dari Diakon Filipus dalam bab 8 Kisah Para Rasul. Filipus membaptis sida-sida Etiopia yang dijumpainya dalam perjalanan menuju selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza. Setelah selesai membaptis,Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi… Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea” (Kisah para Rasul 8:39-40). (Asdod adalah satu dari kelima kota penting di Filistin, 18 mil timurlaut Gaza dan 3 mil masuk dari Medeterania). Satu catatan menarik ialah bahwa api dan angin merupakan manifestasi Roh - ingat kereta berapi dan angin badai. Jadi sebagaimana Filipus dibawa melalui surga pertama oleh Roh ke suatu tempat lain, kemungkinan demikian pula halnya dengan Elia. Sebagai misal, Elia bisa saja dibawa ke suatu tempat lain yang jauh, mungkin kembali ke Gunung Karmel (di mana ia dapat menulis surat kepada Yoram), di mana ia wafat, dihantar ke Sheol (tempat penantian) dan menantikan Mesias. Jadi misterinya adalah apakah Elia dibawa melalui “surga ketiga” untuk tinggal sementara waktu di suatu tempat lain atau apakah ia dibawa langsung ke Sheol.

Misteri selanjutnya adalah apakah Elia wafat atau tidak. Kita yakin teguh bahwa kematian adalah akhir kehidupan duniawi, kematian adalah akibat dosa dan kematian telah diubah Kristus yang bangkit tubuh dan jiwa dari kematian (Katekismus Gereja Katolik #1007-1009). Jika Elia tidak mati, melainkan pergi ke Sheol dengan kereta berapi, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa Elia “diangkat ke surga” seperti Bunda Maria. Kesimpulan ini akan keliru sebab Santa Perawan Maria diangkat ke surga didasarkan pada kenyataan bahwa oleh suatu rahmat istimewa dari Tuhan, Santa Perawan dikandung tanpa noda dosa asal dan dari sejak saat pertama kehidupannya ikut ambil bagian dalam peristiwa-peristiwa penyelamatan dalam hidup Tuhan kita. Sebab itu, janji akan kehidupan kekal dengan jiwa dan tubuh yang dimuliakan di Firdaus dianugerahkan kepada Bunda Maria di akhir hidupnya.

Tentu, Allah Yang Mahakuasa dapat saja menganugerahkan suatu rahmat istimewa kepada Elia. Namun demikian, orang juga akan sampai pada kesimpulan bahwa bahkan andai Elia dibawa tubuh dan jiwa ke dalam Sheol dalam kereta berapi, pastilah ia mengalami semacam kematian dan tubuhnya mengalami semacam perubahan untuk menerima ganjaran yang dijanjikan kepada kita semua melalui sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan.

Lalu bagaimana dengan nubuat-nubuat? Melalui Nabi Maleakhi, Tuhan bersabda,“Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu….” (Maleakhi 4:5). Kitab Sirakh juga menegaskan, “Engkau (Elia) tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus….” (Sirakh 48:10). Oleh karena alasan itu, banyak ahli-ahli Taurat dan kaum awam secara umum yakin bahwa Elia tidak mati; melainkan ia menanti hingga Tuhan mengutusnya kembali untuk mempersiapkan datangnya hari Tuhan, masa ketika Mesias akan mendirikan kerajaan-Nya. Oleh sebab itu, Injil menyebutkan bagaimana ahli-ahli Taurat dan yang lainnya bertanya-tanya kalau-kalau Yesus Sendiri adalah “Elia yang akan datang”. Herodes “merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan bahwa Elia telah muncul kembali” (lihat Lukas 9:7-10), dan ketika Yesus bertanya kepada para rasul-Nya, “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” mereka menjawab,“Ada juga yang mengatakan: Elia” (Lukas 9:18-22).

Masalah ini kemudian dibahas oleh Yesus Sendiri. Dalam Injil St Matius, Yesus mengidentifikasikan “Elia yang akan datang”. Pertama, Ia mengatakan, “Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan - jika kamu mau menerimanya - ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Matius 1:13-15). Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya:“Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis (Matius 17:10-13). Yesus kemudian mengajarkan bahwa nubuat digenapi tidak dalam kembalinya Elia dari abad kesembilan SM (atau Elia bereinkarnasi), melainkan St Yohanes Pembaptis berdiri sebagai ganti nabi besar itu.

Karenanya, masih ada pada kita beberapa misteri seputar Elia. Kita dapat simpulkan beberapa point: Elia diangkat dalam sebuah kereta berapi dalam angin badai. Jabatan kenabiannya dilimpahkan kepada Elisa, muridnya. Setelah mengalami semacam kematian, ia juga menanti di Sheol kedatangan Mesias yang akan menaklukan dosa dan maut, dan membuka pintu surga. Dalam peristiwa Transfigurasi Tuhan kita dalam bab 17 Injil tulisan St Matius, Elia dan Musa menampakkan diri bersama Yesus; berdua mereka menantikan kegenapan nubuat dan pembebasan mereka dari Sheol. Kemudian, pada waktu yang ditetapkan, Kristus yang telah menderita di salib turun ke dalam Sheol dan membawa jiwa-jiwa kudus yang menantikan-Nya itu ke Firdaus (Katekismus Gereja Katolik #633)


Fr. Saunders is pastor of Queen of Apostles Parish and dean of the Notre Dame Graduate School of Christendom College, both in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: Who Is Elijah?” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2004 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net atas ijin The Arlington Catholic Herald.”

Jumat, 15 Januari 2016

Materi dan Bahan Kreativitas Sekolah Minggu 24 Januari 2016 PIA St.Theresia Kanak-kanak Yesus Kumetiran

Bahan Sekolah Minggu PIA
Bacaan Lukas 1:1-4,4:14-21

Lagu Dia Tuhan
Dia Tuhan (Dia Tuhan)
Tuhan kita (Tuhan Kita)
Tiada ragu (Tiada ragu)
Ku sorakan (ku sorakkan)

Dia raja (Dia Raja)
Raja kita (Raja kita)
Tiada ragu (Tiada ragu)
Kusorakan (ku sorakan)

Lihat yang tlah Dia lakukan
Keajaiban di dunia
Rasakan yang Dia buat
Dia hidup dalam kita

Adik-adik siapa disini yang sudah pernah membaca kitab suci di rumah?
Kalau waktu di gereja, mengikuti Ekaristi, kita juga mendengarkan ada orang yang membaca kitab suci... Namanya? Namanya lektor. Lektor membaca bacaan pertama dan bacaan kedua... Sedangkan untuk bacaan Injil dibacakan oleh siapa?  Oleh Romo...
Cerita yang tadi diceritakan oleh kakak, tadi menceritakan juga waktu Yesus kembali ke kampung halamannya... Ada yang masih ingat...nama kampung halamannya Yesus? Kampungnya namanya Nazareth.
Waktu Yesus berada di kampung dan waktu itu hari sabat, Yesus seperti kita kalau hari minggu kita pergi ke gereja, kalau Yesus juga pergi ke tempat ibadah namanya sinagoga.
Sampai di rumah ibadar Yesus disuruh membaca Alkitab. Diberikannya kitab nabi Yesaya.
Ada yang tau isi kitab yang dibacakan oleh Yesus?
Isinya “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.

Setelah Yesus membaca gulungan kitab nabi Yesaya, lalu Yesus mengajar mereka dengan berkata, “Pada hari ini genaplah nas ini, sewaktu kamu mendengarkannya.”


Adik-adik Kitab nabi Yesaya yang sudah tertulis sebelum Yesus lahir, saat Yesus selesai membacakan dan berkata pada hari ini genaplah nas ini. Berarti mengiyakan apa yang tertulis sejak lama, bahwa sekarang kehadiran Yesus di dunia ini akan menyampaikan kabar baik, membuat berbagai macam mukjizat seperti orang buta bisa melihat, dan mewartakan kerajaan Allah sudah datang.
Kreativitas

Bahan Materi Pendampingan Iman Remaja "Yesus Sumber Sukacitaku" 17 Januari 2016

Bahan materi PIR
“Yesus Sumber Sukacita”

Bacaan : Yohanes 2:1-11

Lagu : O Suka cita ku

O suka citaku (pam...pam...pam..pam)
Sejak kujumpa Yesusku
O suka citaku (pam...pam...pam..pam)
Ku temukan juru selamat
Dia mengasihi aku
Bahkan mati bagiku
Suka citaku kini penuh
padaNya kuberharap
Pada Yesus Allah yang hidup
padaNya kuberserah
Engkau sungai kehidupanku
Uuu.....aaaaaaa
Uuuu.....aaaaaa


Mengapa Yesus membuat mukjizat?
Mukjizat yang Yesus buat merupakan pertanda bahwa kerajaan Allah telah hadir. Mikjizat-mukjizat ini menunjukan cinta kasihNya terhadap manusia dan menyakinkan manusia akan kehadirannya.
Mukjizat yang dilakukan Yesus tidak mengangungkan diri. Yesus dipenuhi kasih Allah yang menyembuhkan. Melalui mukjizat-mukjizatNya, Ia menunjukan bahwa Ia adalah mesias, dan bahwa kerajaan Allah dimulai dari DiriNya. Mukjizat-mukjizat itu memungkinkan umat mengalami fajar dunia baru. Kecemasan menjadi sukacita, seperti pemimpin pesta yang kehabisan anggur. Yesus datang membawa suka cita.

Dinamika Kelompok :
Ada satu anak yang memperagakan tentang hal kekuatiran dan teman-teman yang lainnya menebak, itu kekuatiran tentang apa?
Contoh :
Kuatir berjalan di tengah malam sendirian?
Berada sendirian di rumah
Berada di dalam kapal yang sedang dilanda gelombang laut yang tinggi
dst
Sharing Iman :
Dalam hal apa saja saya merasa kuatir?
Apakah saya sudah mengundang Yesus setiap saat dalam kehidupan saya?

Senin, 11 Januari 2016

Materi dan Bahan Kreativitas Sekolah Minggu 17 Januari 2016 PIA St.Theresia Kanak-kanak Yesus Kumetiran

Bahan materi Sekolah Minggu PIA
“Yesus Sumber Sukacita”


Bacaan : Yohanes 2:1-11

Lagu : O Suka cita ku

O suka citaku (pam...pam...pam..pam)
Sejak kujumpa Yesusku
O suka citaku (pam...pam...pam..pam)
Ku temukan juru selamat
Dia mengasihi aku
Bahkan mati bagiku
Suka citaku kini penuh
padaNya kuberharap
Pada Yesus Allah yang hidup
padaNya kuberserah
Engkau sungai kehidupanku
Uuu.....aaaaaaa
Uuuu.....aaaaaa

Adik-adik....siapa disini yang pernah ikut orang tuanya menghadiri resepsi pernikahan?
Hayo...paling suka makan apa? Ice cream yaaa...
Keluarga yang mengundang kita, coba kita perhatikan...mereka pasti gembira dan penuh suka cita...
Kalau adik-adik pernah diajak orang tua nya untuk menghadiri resepsi pernikahan, dulu Yesus juga pernah diajak Maria ibuNya untuk menghadiri upacara perkawinan di Kana. Pemimpin pesta juga pastinya suka cita, karena pesta yang sedang mereka adakan.... Namun apa yang terjadi selanjutnya adik-adik...sang pemimpin pesta menjadi panik...karena apa? Minuman yang akan disajikan untuk para tamu ternyata habis.... Padahal tamunya masih terus banyak yang datang... Ditengah kepanikan...lalu Maria menyuruh Yesus, untuk membuat mukjizat... Yesus lalu menyuruh para pelayan, untuk mengisi tempayan-tempayan penuh dengan air. Sesudah tempayan penuh dengan air, lalu dicedoklah tempayan yang penuh dengan air itu, dan tiba-tiba air yang tadinya berisi air berubah menjadi air anggur yang siap untuk disajikan kepara tamu yang hadir.
Sukacita pemimpin pesta yang tadinya hilang, kini kembali lagi berkat mukjizat yang dibuat oleh Yesus. Yesus datang ke dunia ini untuk membuat suka cita kita menjadi penuh.
Jika Yesus mampu membuat sukacita kepada kita, maka sudah sepantasnya kita juga mampu menjadi suka cita kepada sesama kita.

Bahan kreativitas





Bahan Materi Sekolah Minggu 17 Januari PIUD St.Theresia Kanak-kanak Yesus Kumetiran

Bahan materi Sekolah Minggu PIUD
“Yesus Sumber Pertolongan”

Bacaan : Yohanes 2:1-11

Lagu : Yesululah Yang Berkuasa

Yesulah (Yesuslah)
Yang berkuasa (yang berkuasa)
Yesulah (Yesuslah)
Yang layak dipuja (layak dipuja)
Ku kan bersaksi (ku kan bersaksi)
Keajaiaban ini (keajaiban ini)
Yesuslah...ooooo yang berkuasa

Adik-adik siapa disini yang sering bantuiin ibu/mama didapur? Siapa disini yang sudah bisa membuatkan minuman teh buat orang tuanya?
Untuk membuat minuman teh...apa saja yang perlu dipersiapkan ?
Pertama gelas dulu, lalu gula, teh, lalu air panas lalu diadukkkk...
Saat ada tamu datang ke rumah kita, pasti orang tua kita juga akan menyajikan minuman dan makanan untuk dihidangkan ke tamu.
Adik-adik kita akan membayangkan jika Tiba-tiba saat ada tamu datang ke rumah kita, gula yang ada di dapur habis....wah tentu kita akan panik...gelas-gelas sudah terlanjur diberi air teh...namun gula nya habisss... Dan tentunya orang tua kita akan segera pergi ke warung untuk beli gula...

Dulu waktu Yesus menghadiri upacara perkawinan di Kana bersama Ibunya Maria, yang punya rumah juga sempat kehabisan minuman... Tentu bisa dibayangkan betapa paniknya pemilik rumah....tamu masih banyak yang datang namun persediaan minuman telah habis.. Ditengah sang pemilik rumah kebingungan, lalu Maria menyuruh Yesus untuk membuat mukjizat... Yesus lalu menyuruh para pelayan untuk mengisi air kedalam tempayan-tempayan yang ada. Setelah semua tempayan terisi air semua, lalu dicedoklah air yang ada di dalam tempayan tadi, dan ternyata sudah berubah menjadi minuman aggur yang sangat enak sekali. Yesus hadir menjadi penolong bagi sang pemilik rumah yang sedang kehabisan anggur. Sang pemilik rumah yang awalnya panik, sekarang tidak panik dan bersuka ria karena Yesus tlah menjadi penolongnya.

Sungguh luar biasa Yesus ya, Dia juga akan selalu menjadi penolong kita...saat kita sedang kesusahan, saat kita sedang ketakutan...Yesus akan selalu hadir menjadi penolong kita.

Bahan kreativitas

Rabu, 06 Januari 2016

Materi Pendampingan Iman Remaja 10 Januari 2016 "Mengembangkan kedewasaan Iman dengan Inspirasi Santo/Santa"

Bahan PIR
“Mengembangkan Kedewasaan Iman dengan Inspirasi Kehidupan Santo/Santa Pelindung”

Lukas 3:15-16,21-22


Lagu : Saya Bergirang
Saya bergirang (mengapa kau bergirang?)
Saya bergirang (apa sebabnya?)
Saya bergirang (mengapa kau bergirang?)
Karna saya anak Tuhan
Sekarang ku slalu bergirang
Bernyanyi sambil bertepuk tangan
Jadi saksi karna cinta Tuhan
Siang malam ku slalu bergirang


Hari ini gereja memperingati hari raya pembaptisan Tuhan. Dengan dibaptis berarti kisah hidup pribadi kita ditenggelamkan dalam aliran cinta Tuhan. “Hidup kita,” kata Paus Benediktus XVI, “sekarang menjadi milik Kristus dan tidak lagi milik kita sendiri...disisiNya dan sungguh ditarik ke dalam cintaNya, kita dibebaskan dari ketakutan. Dia menyelubungi  dan membawa kita kemana saja kita pergi. Dia adalah Sang Hidup sendiri.

Mengapa kita memilih nama santo dan santa pelindung?
Tidak ada teladan yang lebih baik daripada santo dan santa, dan tidak ada penolong yang lebih baik daripada mereka. Nama santo dan santa pelindung yang kita gunakan menjadikan kita memiliki sahabat di dalam Tuhan
Dengan dibaptis kita diangkat menjadi anak Tuhan dan dipersatukan dalam anggota gereja semesta..
Teman-teman remaja kiranya perlu semakin mendalami makna nama baptis yang disandangnya. Mereka perlu semakin mengenal aneka tradisi dalam gereja, salah satunya pemberian nama baptis. Dan yang tidak kalah pentingnya, menghidupi semangat dari santo dan santa pelindung.

Sharing cerita tentang santo dan santa pelindung masing-masing

Pesan : mencari kutipan, perkataan dari santo/santa pelindung yang akan selalu diingat setiap saat...

Permaianan :
Urut kacang nama baptis dari teman-teman remaja

Selamat berproses...Tuhan memberkati

*untuk kakak-kakak pendamping
Mengapa Yesus mengizinkan Yohanes membaptisNya, sekalipun Ia tidak berdosa?
Dibaptis berarti dibenamkan. Dalam baptisanNya, Yesus bersolidaritas kedalam sejarah manusia yang penuh dosa. Dengan demikian, Ia menetapkan suatu tanda. Ia akan terbenam dalam kematian, namun melalui kuasa BapaNya, dibangkitkan pada kehidupan,
Pendosa, tentara, pelacur, pemungut pajak, datang pada Yohanes pembaptis karena mereka mencari “baptisan pertobatan dan pengampunan dosa”(Lukas 3:3). Yesus tidak membutuhkan baptisan seperti ini, karena Ia tidak berdosa. Kenyataan bahwa Ia memberikan DiriNya untuk dibaptis menunjukan dua hal : Yesus bersolider dengan situasi dosa dan Yesus memahami baptisanNya sebagai antisipasi atas sengsara dan kebangkitanNya. Dalam tanda kesedianNya untuk mati bagi kita ini, surga terbuka:”Engkaulah Anak yang kukasihi” Lukas 3:22

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati