Sabtu, 31 Desember 2011
menggapai bintang
jika tahun ini kita belum mampu menggapai bintang
tak perlu bersedih...
syukurilah karena saat ini kamu telah berpijak di salah satu bintang
bintang yang kamu inginkan
semoga akan tergapai di tahun depan
ada banyak ribuan bintang
tunjuk satu bintang itu dan coba raihlah dengan semampu kita
jika tahun ini kita tlah mampu menggapai bintang
syukurilah itu...
tak perlu menjadi sombong...
tak perlu menjadi merasa hebat...
tak perlu meremehkan yang lain...
setelah mampu menggapai bintang
cobalah menjadi bintang
cobalah menjadi penerang dalam gelapnya malam
31 Desember
Hari ini tepatnya tanggal 31 Desember selain menjadi hari terakhir di setiap penghujung tahun, juga menjadi hari ulang tahun kebanyakan orang tua, dan simbah-simbah kita. Jaman dulu, orang sering lupa dengan tanggal kelahirannya, sering kali orang lupa mengingatnya. Entah orang tua mereka lupa menaruh catatan kelahiran, entah orang tua mereka tak sempat mencatatnya. Entah orang tua mereka lupa memberi tahu kepada anaknya kapan mereka lahir. Tentu bisa dibayangkan jaman dulu, fasilitas, sarana prasarana tak sebaik sekaran. Jaman sekarang orang mau lahir aja bisa pilih-pilih hari. Pilih hari sesuai dengan tanggal cantik dan hari-hari yang mereka inginkan.
Jaman dulu belum banyak orang punya akte kelahiran. Setelah anak lahir, sering kali lupa membuat akte kelahiran. Sehingga sering kali ketika dewasa, kala orang mau bikin KTP atau kartu keluarga yang diingat cuma tahun kelahiran. Itupun sudah beruntung masih ingat tahun kelahiran. Lalu ketika dikejar lagi kapan tanggal dan bulannya, sering kali orang lupa. Maka tak jarang petugas yang mengurus pendataan menulis tanggal 31Desember sebagai hari kelahiran bagi orang-orang yang lupa tanggal kelahirannya.
Boleh dibilang tanggal 31 Desember merupakan hari ulang tahun dari kebanyakan orang-orang di Indonesia. Selamat merayakan bertambahnya umur, walaupun belum tentu mereka ulang tahun di tanggal 31Desember. Dan di hari ini ku ucapkan selamat ulang tahun buat bapak dan simbahku. Ku percaya saat ini mereka tlah berbahagia di surga.
Jumat, 30 Desember 2011
Doa penjual terompet
Menjelang pergantian tahun, mulai banyak penjual terompet yang berjejer-jejer di jalanan. Termasuk juga lelaki tua dengan topi lusuh di kepala. Lelaki tua itu menjadi penjual terompet dadakan, mengingat saat ini sekolah lagi libur semester. Biasanya lelaki tua itu berjualan es dan makanan kecil di depan sekolahan. Untuk tetap menghidupkan asap dapur, maka moment pergantian tahun ini dimanfaatkan untuk berjualan terompet.
Siang itu lelaki tua dengan topi lusuhnya sedang berteduh di emperan rumah. Maklumlah hujan turun dengan derasnya. Sambil menutupi dagangan terompetnya dengan plastik. Lelaki tua itu berguman dalam hati :
"Tuhan aku tahu pikiranku itu bukanlah pikiranmu.
Rencanaku itu bukanlah juga rencanaMu.
Pikiranku semoga malam tahun baru, cuaca cerah.
Agar dagangan terompetku dapat laris manis.
Kalau cuaca malam cerah tak turun hujan.
Maka akan semakin banyak orang yang menghabiskan akhir tahun di luar.
Dan itu menjadi lahan yang laris bagiku.
Rencanaku kalau cuaca cerah aku akan keliling dari jalan satu ke jalan lainnya.
Meniup terompet dari kampung satu ke kampung lainnya.
Namun aku sadar pikiranku, dan rencanaku
tak selalu sama dengan rencanaMu.
Walaupun rencanaku tak sejalan dengan rencanaMu.
Namun satu hal yang aku yakini adalah rencanaMu itu selalu baik bagiku.
RencanaMu selalu indah bagiku.
Bisa berjualan sampai malam tahun baru itupun sudah bersyukur.
Tak peduli hujan ataupun cerah, karena semuanya Engkau sendirilah yang mengatur.
Jika hari ini masih diberi hidup itu semua karena anungerahNya.
Jika masih diberi hidup sampai malam tahun baru itu juga karena anugerahNya.
Jika malam tahun baru diberi cuaca cerah itu juga karena anugerahNya.
Jika malam tahun baru hujan itu semua juga karena anugerahNya."
Rabu, 28 Desember 2011
hari-hari terakhir di bulan Desember
tahun ini segera berakhir...
ada yang menganggap lama...
ada yang menganggap terasa cepat...
segala kenangan...
segala peristiwa...
entah itu yang menyenangkan
ataupun yang menyedihkan...
ikut mewarnai di tahun ini
orang datang dan pergi...
tawa dan tangis silih berganti...
persoalan datang dan pergi...
luka hati ada yang terobati...
namun tak jarang masih ada yang tersakiti...
tahun ini kan segera berakhir...
mengucap syukur atas segala anugerah yang diterima
segala asa...
segala cita...
segala harapan yang belum tergapai
semoga kelak tercapai di esok hari...
eits namun tunggu dulu...
masih ada beberapa hari...
tuk benar-benar menghabiskan ini tahun
tak perlu menunggu sampai tahun baru datang
segala yang dapat diperbuat hari ini...
segala persoalan yang belum terselesaikan...
segala luka hati yang masih tersisa...
selesaikanlah di hari-hari ini
siapa tau ini adalah tahun terakhir kita
Selasa, 27 Desember 2011
dipanggil untuk menjadi bintang
dipanggil untuk menjadi bintang
bukan dipanggil hanya untuk sekedar melihat bintang
dipanggil untuk menjadi cahaya yang menerangi
bukan hanya nyaman menikmati cahaya
dipanggil untuk memberikan diri
bukan dipanggil untuk mencari keuntungan diri
dipanggil tuk membawa keceriaan
bukan dipanggil tuk membawa duka
dipanggil tuk membawa damai
bukan dipanggil tuk membawa permusuhan
dipanggil tuk menjadi anak-anak terang
bukan dipanggil tuk menjadi anak-anak gelap
dipanggil tuk melayani
bukan dipanggil untuk selalu dilayani
ku kan terbang tinggi bagai rajawali
apa yang sedang aku alami hari ini
sering kali membuat aku berpikir betapa besarnya bebanku
betapa beratnya pergumulanku
tapi saat ini Kau datang Tuhan
dan berkata bukan itu yang harus ku pikirkan
tapi pikirkanlah dengan siapa engkau berjalan
kepada siapa engkau berharap
karena Aku Tuhan yang mampu melakukan segala perkara
bagai induk rajawali yang mengajarkanku terbang
setiap hembusan badai adalah latihan bagi sayapku
kini badai yang lagi ku alami merupakan latihan bagiku
agar aku kuat dan tak mudah rapuh
aku akan terbang tinggi
dan terus terbang tinggi
bagai rajawali
melewati segala badai persoalan hidupku
Senin, 26 Desember 2011
sepasang merpati berkalung bunga
sepasang merpati yang berkalung bunga akhirnya terbang bebas di langit malam
sepasang merpati itu menyusul sepasang merpati yang dua tahun lalu telah terbang mendahuluinya
sebuah kalungan bunga yang membawa keharuman dari bumi
tuk dibawa terbang ke surga
terangkai dalam warna putih merpati yang melambangkan sebuah ketulusan doa
pelepasan burung merpati yang melambangkan kebebasan
pelepasan burung merpati simbol pengharapan akan adanya sebuah kehidupan yang baru
tak terasa sudah 1000 hari simbah menyusul bapak ke surga
Sabtu, 24 Desember 2011
Cahaya Natal
"ketika Aku lapar, engkau tak memberi Aku makan
ketika Aku haus, engkau tak memberiKu minum
ketika Aku telanjang, engkau tak memberiKu pakaian
ketika Aku sakit, engkau tak pernah melawat Aku
ketika Aku di penjara, engka tak pernah menjenguk Ku"
kini ketika semua mata tertuju pada sebuah kandang
engkau berbondong-bondong melihatKu
dengan pakaian yang bagus...
dengan segudang rencana pesta yang ada di kepala
engkau memandangKu dengan tatapan suka cita
memandangKu hanya di malam Natal
namun sesudah malam Natal berlalu
ketika Aku haus, lapar, sakit, telanjang, di penjara...
kemana kalian ?
ketika perayaan besar semua berbondong-bondong ingin tampil
semua bersemangat ingin memberikan yang terbaik
ketika perayaan tlah usai dan kembali ke rutinitas semula
kemanakah semangat itu?
kemanakah janji-janji tuk menjadi anak-anak Tuhan yang baik?
kemanakah janji tuk memberi makan, minum, pakaian, melawat Aku di penjara dan di rumah sakit?
Natal jika dipandang sebagai rutinitas tahunan, sebagai pesta dan perayaan hanya akan menguap dan berlalu begitu saja.
Namun jika natal benar-benar dihayati dari hati, akan membekas dalam hati dan tak pernah terhapus oleh waktu. Natal itu semangat melayani...melayani dan terus melayani...
Natal itu tak pernah lelah memberikan cahaya demi cahaya.
Bukan cahaya di malam ini saja, namun cahaya di hari-hari selanjutnya.
Cahaya yang membawa sukacita bagi sesama.
Sudah siapkah kita menyambut kedatanganNya?
semua tenda telah terpasang...
seluruh kursi tlah berjejer rapi...
dekorasi tlah terpampang dengan megahnya...
kelompok paduan suara sudah berlatih berkali-kali...
para penari tlah giat berlatih...
para petugas keamanan rasanya tlah bersiap jauh-jauh hari...
para panita mulai sibuk lalu lalang...
rasanya semua telah siap...
rasanya semua sudah siap...
benar-benar siap...
rasanya perayaan menyambut kedatanganNya tinggal menunggu waktu...
tak terasa tinggal menunggu hitungan jam...
baju baru juga telah siap di gantungan...
janji juga sudah diingatkan sejak pagi ini...
sibuk dengan janji dan rencana mau kemana sesudah perayaan...
mau makan malam di mana?
mau pesta dan bersenang-senang di mana?
namun sungguhkah hati ini benar-benar sudah siap?
sibuk dengan hingar bingar perayaan, sampai lupa mempersiapkan hati...?
sibuk mempersiapkan ini itu...
sampai lupa menata hati ini...
sibuk dengan perayaan dan pestanya saja...
sampai mengesampingkan makna Natal
sudah siapkah hati ini menjadi palungan bagi Dia?
bersediakah kita menjadi bintang penunjuk sesama?
dalam kesederhanaanNya...
Ia membuka jalan keselamatan bagi dunia
selamat merayakan Natal
semoga damai suka cita Natal membawa kebahagian dan damai sejahtera bagi kita...
Jumat, 23 Desember 2011
Gua Natalku
Kenapa gua natalku amat mahal...ya? Mungkinkah ini mengikuti perkembangan jaman? Ataukah mumpung ada alokasi uang yang banyak? Atau ingin menunjukan, "ini lho gua natal buatan ku, bagus bukan...? "Mungkin juga dibuat sebagus mungkin agar membantu penghayatan iman umat...namun sekali lagi kenapa harus mahal...? Membuat bagus bukan berarti harus mahal bukan...?
Aku sendiri juga tak mengerti... Bukankah Dia lahir dalam sebuah kesederhanaan? Teringat akan natal sesudah gempa bumi di Jogja,
di salah satu sudut gereja kecil tergolek kanak-kanak Yesus terbaring di tengah-tengah reruntuhan bangunan. Teringat kala peristiwa erupsi merapi, sebuah gereja di lereng gunung merapi yang membuat gua dengan barang yang seadanya.
Teringat kala beberapa waktu yang lalu mengadakan sebuah kunjungan di sebuah yayasan anak-anak yang terlantar, sebuah gua yang dibangun dari sebuah kertas koran.
Memandang Dia yang terbaring dalam sebuah kesederhanaan.
Memandang Dia yang terbungkus lampin tak berdaya.
Ada sebuah rasa haru...
Ada sebuah relasi hati...
Ada sebuah percakapan dengan Dia yang terbaring...
yang tanpa sadar membuat air mata mengalir
Entah apa jadinya kala esok natal berlangsung
Mungkinkah gua Natalku mampu menjalin relasi hati bagi orang yang memandangnya?
Ataukah orang berduyun-duyun ke gua hanya untuk sekedar foto bersama?
Ataukah orang bayak menghabiskan waktu yang terbuang, gara-gara kagum memandang kemegahan dan keindahan ornamen gua? Dan akhirnya malah melupakan Dia yang terbaring dalam palungan dengan kedua tangan terlentang.
Kedua tanganNya yang terlentang yang menanti balasan tangan kita...
Senyuman yang manis yang malah sering kita acuhkan...
Gua Natal dibuat untuk mengingatkan kita bawa Dia pernah lahir dalam kesederhanaan. Sebuah gua yang sunyi yang membantu kita untuk peka terhadap sapaanNya, sebuah tempat yang membantu kita untuk membalas uluran tanganNya. Dalam gua terjalin sebuah relasi hati, bak para gembala dengan hewan gembalaannya yang datang menghadapNya dengan hati yang penuh suka cita.
Kamis, 22 Desember 2011
selamat hari simbok
walaupun hidup sehari-hari selalu tombok
walaupun rumah tak berdinding tembok
sekalipun pintu rumah tak punya gembok
namun kasih sayang simbok
selalu ada dan tak pernah lowok
selamat hari simbok, ya mbok...
walaupun makan tak selalu enak
tidur tak selalu nyenyak
tak terhitung sudah engkau tlah berkorban banyak
agar aku dapat hidup dengan layak
tak pernah lelah kau ajarkanku perbuatan bijak
ku ucapkan selamat hari emak, ya mak...
walau rumah terbuat dari bambu
kau jaga dan lindungi aku bak kelambu
kau gendong dan hidarkanku dari segala debu
pengorbananmu bak pelita yang menyala di atas sumbu
kau ajarkanku sebuah bahasa kalbu
dan ku ucapkan selamat hari ibu, ya bu...
terbingkai dalam sebuah album lama
teringat ketika dulu masih suka bercengkerama
kau nyanyikan sebuah lagu yang berirama
kita menyanyi dan menari bersama
tak terasa sudah waktu tlah berjalan lama
kini ku ucapkan selamat hari mama, ya ma...
Rabu, 21 Desember 2011
Menjadikan diri kita sebagai kado natal
pohon Natal itu telah berdiri lagi
bermandikan kemilau cahaya lampu
berhiaskan pernak-pernik khas natal
sebuah bintang besar berdiri di atasnya
kado-kado natal berjejer di bawah pohon
ada banyak harapan...
ada banyak keinginan...
ada banyak permohonan...
sebuah kado yang sangat diharapkan di tahun ini
namun pernahkah terpikir oleh kita
andaikan natal tahun ini
kitalah yang menjadi sebuah kado?
sebuah kado natal bagi sesama yang lemah kecil miskin, tersingkir dan difabel
menjadikan diri sebuah kado bagi sesama
dimana orang yang menerima kado itu tentu akan bersuka cita
jika natal yang tlah berlalu kita sering menerima kado
maukah natal tahun ini kita menjadi sebuah kado bagi sesama kita?
kado berupa hati kita...
kado berupa diri kita...
kado berupa waktu kita...
semoga Natal tahun ini
semakin banyak orang yang merasakan damai dan sukacita Natal berkat kehadiran kita
Selasa, 20 Desember 2011
Mereka tak seberuntung kita
Melihat keceriaan anak-anak, melihat tawa canda mereka, sungguh merupakan sebuah anugerah yang patut disyukuri. Dulu sebuah keadaan yang tak memihak mereka. Karena keterbatasan kemampuan ekonomi orang tua, mereka terpaksa hidup di jalanan demi membantu ekonomi keluarga.
Tak ada yang menyangka anak seusia dia memiliki sebuah bakat tersendiri. Dia mampu menebak warna bendera dengan mata tertutup. Tak hanya itu dia, mampu membaca buku cerita juga dengan mata tertutup. Mungkin orang akan berkata, ah mungkin orang tuanya yang mengikutikan kursus melatih otak tengah. Mengingat sekarang banyak tempat kursus yang melatih otak tengah. Itu sih kalau orang kaya, dan orang mampu. Namun tidak bagi anak itu. Dia tak seberuntung anak-anak orang kaya. Yang dikursuskan atau dileskan agar memiliki kemampuan tersebut. Dia tak seberuntung kita, yang selalu mendapat kasih sayang dari orang tua. Anak kecil itu bernama Ghersa, dia tinggal di yayasan Aulia rumah perlindungan anak.
Lain dengan gadis cantik bernama Phbby juga memiliki kemampuan menebak angka. Di usianya yang masih kecil, ia mampu seperti Joe Sandy. Sungguh sebuah mutiara yang tersimpan. Mereka berdua hanya salah satu dari puluhan anak-anak yang berbakat yang berada di yayasan rumah perlindungan anak Aulia. Anak-anak yang tak seberuntung seperti kita.
Di rumah perlindungan anak ini, mereka ada yang dititipkan oleh orang tuanya, karena alasan ekonomi. Mereka ada yang dijumpai di jalanan karena ditelantarkan oleh orang tuanya. Ada juga yang dijumpai lagi mengamen. Di rumah perlindungan anak ini, mereka mendapat kasih sayang dari para pengasuh, mereka di sekolahkan, dan mereka dapat bermain, belajar bersama anak-anak penghuni yayasan. Mereka sekarang dapat hidup layak seperti anak-anak yang lainnya.
Jika saat ini kita masih suka mengeluh, belum kecukupan ini, itu. Ingatlah masih banyak anak-anak kecil di luar sana yang tak seberuntung dengan kita.
Untuk itulah kenapa Tuhan menciptakan kamu. Dia menciptakan kamu untuk membantu sesama yang kurang beruntung seperti mereka.
Tak ada yang menyangka anak seusia dia memiliki sebuah bakat tersendiri. Dia mampu menebak warna bendera dengan mata tertutup. Tak hanya itu dia, mampu membaca buku cerita juga dengan mata tertutup. Mungkin orang akan berkata, ah mungkin orang tuanya yang mengikutikan kursus melatih otak tengah. Mengingat sekarang banyak tempat kursus yang melatih otak tengah. Itu sih kalau orang kaya, dan orang mampu. Namun tidak bagi anak itu. Dia tak seberuntung anak-anak orang kaya. Yang dikursuskan atau dileskan agar memiliki kemampuan tersebut. Dia tak seberuntung kita, yang selalu mendapat kasih sayang dari orang tua. Anak kecil itu bernama Ghersa, dia tinggal di yayasan Aulia rumah perlindungan anak.
Lain dengan gadis cantik bernama Phbby juga memiliki kemampuan menebak angka. Di usianya yang masih kecil, ia mampu seperti Joe Sandy. Sungguh sebuah mutiara yang tersimpan. Mereka berdua hanya salah satu dari puluhan anak-anak yang berbakat yang berada di yayasan rumah perlindungan anak Aulia. Anak-anak yang tak seberuntung seperti kita.
Di rumah perlindungan anak ini, mereka ada yang dititipkan oleh orang tuanya, karena alasan ekonomi. Mereka ada yang dijumpai di jalanan karena ditelantarkan oleh orang tuanya. Ada juga yang dijumpai lagi mengamen. Di rumah perlindungan anak ini, mereka mendapat kasih sayang dari para pengasuh, mereka di sekolahkan, dan mereka dapat bermain, belajar bersama anak-anak penghuni yayasan. Mereka sekarang dapat hidup layak seperti anak-anak yang lainnya.
Jika saat ini kita masih suka mengeluh, belum kecukupan ini, itu. Ingatlah masih banyak anak-anak kecil di luar sana yang tak seberuntung dengan kita.
Untuk itulah kenapa Tuhan menciptakan kamu. Dia menciptakan kamu untuk membantu sesama yang kurang beruntung seperti mereka.
Minggu, 18 Desember 2011
4 lilin itu sudah menyala
Bagaikan nyala lilin yang semakin terang
Semoga diri kita semakin diterangi oleh kasihNya
Dari terangNya yang kemilau indah
Semoga mampu menghalau kegelapan hati
Kini ke empat lilin tlah menyala
Sudahkah nyalanya menerangi hati kita?
Sudahkan nyalanya membuat hati kita menjadi terang bagi sesama?
Sudah layakah hati kita menyambut kedatanganNya?
Sudah siapkah diri kita sebagai palunganNya?
Dia tak menuntun kemewahan
Diapun tak mengharap kepura-puraan
hanya palungan kesederhanaan dan kerelaan hati
Dan pada saatnya kita membisikan dengan tulus
Dia yang berbaring dalam palungan hati kita
"Ya Tuhan aku tak pantas Tuhan datang dalam palungan hatiku
Namun bersabdalah saja maka aku akan sembuh"
Dan tinggal bersama Dia adalah sebuah kerinduanku
Sabtu, 17 Desember 2011
Semburat pilu di lereng gunung Lawu
rasa damai itu tak pergi
rasa damai itu tak beranjak kemana-mana
semua orang mengatakan rasa damai telah hilang
semua bilang rasa damai itu telah pergi
rasa damai masih ada
rasa damai masih tinggal di dalam hatimu
ketika kamu marah
ketika kamu merusak
ketika kamu memengal sebuah gumpalan tanah liat
apa ada yang salah dengan gumpalan tanah liat itu?
apakah gumpalan tanah liat itu menganggumu?
taukah kamu masyarakat sekitar gunung Lawu sangat ramah
hawa dinginnya membuat hati menjadi sejuk
hijaunya sayur mayur membuat mata tak pernah lelah tuk memandang
dinginnya air terjun menenangkan pikiran yang kalut
entah kenapa kalian tak merasakan hal itu?
sungguh kemarahan yang ada di dalam hatikah?
atau ada hal lain yang membuat kalian tak merasakan indahnya lereng gunung Lawu?
hanya hembusan hawa dingin yang menjadi saksi
hanya kabut yang telah menjadi saksi bisu
akan sebuah aksi yang tlah melukai hati kami
aku tak kan mengutuk
aku pun tak kan marah
daripada saling mengutuk
lebih baik aku tetap menjaga lentera damai
menjaga lentera itu jangan sampai padam
apa jadinya jika semua lentera telah padam?
dan aku masih percaya
masih ada rasa damai di dalam hatimu
Kamis, 15 Desember 2011
Sebuah tanda ^@^
"Namun tak kan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupmu yang tlah terukir abadi sebagai kenangan yang terindah" Sebuah alunan lagu Kenangan Terindah milik Samsons terdengar di senja hari. Sudah hampir tiga tahun ringtone itu tak pernah terganti. Sebuah tanda yang mengisyarakat ada sebuah sms yang masuk. Di ambilnya hand phone yang tergeletak di tempat tidur. Sebuah sms dari nomer yang tak tersimpan di memory hp. Dibacanya secara perlahan-lahan sambil menebak siapakah pengirim pesan singkat di senja itu. Sebuah pesan yang berisikan salam sapa dan menanyakan kabar. Hingga sampai akhir kalimat tak ada nama yang tertera.
Pandangan mata terpaku pada sebuah tanda ^@^ di akhir sms. Teringat ketika dulu, tiap kali kamu sms selalu ada tanda itu.
Sudah hampir tiga tahun tak terdengar kabarnya, baru di penghujung tahun ini ada sebuah kabar darimu. Sudah tiga tahun lamanya tak pernah ada tanda ^@^ menghiasi inbox sms. Kini di penghujung tahun kau ingatkan kembali akan tanda itu. Dari tanda ^@^ itulah mengapa ringtone Kenangan terindah tak pernah tergantikan ketika ada sms masuk.
Rabu, 14 Desember 2011
Arti nama Sondang
Ada sebagian orang yang tak mau memikul beban berat.
Ada sebagian lagi yang tak kuat memikul beban berat.
Membawa beban berat?
Ah, rasanya pikir-pikir dulu.
Bagi sebagian orang
melihat kondisi negeri ini bukanlah sebuah beban.
Yang penting berkecukupan itu sudah cukup.
Amat bodoh memikirkan kelangsungan negeri ini.
Namun bagi dia, itu adalah sebuah beban yang harus ditanggung.
Di benaknya, dia tak rela melihat negeri mulai amburadul.
Perjuangan demi perjuangan dia lakukan.
Menyuarakan hati nurani sering ia lontarkan.
Memperjuangkan kaum marhen menjadi aktivitasnya.
Memperjuangkan keadilan...
Menyadarkan pemerintah untuk serius dalam memimpin negeri ini.
Hingga akhirnya kobaran nyala api, berselimutkan kobaran semangat yang membara membumbung jauh tinggi ke angkasa
Selamat jalan kawan...
Perjuanganmu itu tak kan pernah sia-sia
*arti Sondang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memikul, memanggul barang berat
Ada sebagian lagi yang tak kuat memikul beban berat.
Membawa beban berat?
Ah, rasanya pikir-pikir dulu.
Bagi sebagian orang
melihat kondisi negeri ini bukanlah sebuah beban.
Yang penting berkecukupan itu sudah cukup.
Amat bodoh memikirkan kelangsungan negeri ini.
Namun bagi dia, itu adalah sebuah beban yang harus ditanggung.
Di benaknya, dia tak rela melihat negeri mulai amburadul.
Perjuangan demi perjuangan dia lakukan.
Menyuarakan hati nurani sering ia lontarkan.
Memperjuangkan kaum marhen menjadi aktivitasnya.
Memperjuangkan keadilan...
Menyadarkan pemerintah untuk serius dalam memimpin negeri ini.
Hingga akhirnya kobaran nyala api, berselimutkan kobaran semangat yang membara membumbung jauh tinggi ke angkasa
Selamat jalan kawan...
Perjuanganmu itu tak kan pernah sia-sia
*arti Sondang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memikul, memanggul barang berat
Sepotong lidi
Kumpulan lidi itupun pergi satu persatu. Satu persatu meninggalkan yang masih tersisa. Kini bukan lagi sebuah kumpulan lidi,
melainkan hanya tersisa sebuah lidi. Lidi itupun berkata dalam hati
buat apa sekarang aku hidup? Semua sudah tak tersisa, mereka pergi meninggalkanku. Lalu apa yang bisa aku lakukan dengan aku seorang diri? Lidi itupun sedih dan merenung seorang diri.
Dalam kesendirian, hadirlah potongan-potongan lidi yang dulu bersama-sama mereka. Kenapa kamu sedih lidi? Tanya sepotong lidi. Aku sedih, karena aku sekarang seorang diri, kalian semua pergi meninggalkanku? Jawab potongan lidi, hey lidi tahukah kamu, aku dulu juga berat meninggalkan teman-temanku. Namun apalah daya, tangan manusia itu mencabutku dari kumpulan teman-teman baikku. Aku dicabut, dan dipotong-potong menjadi berapa bagian. Sungguh sakit rasanya dipotong menjadi beberapa bagian. Dari tubuhku yang panjang ini aku dijadikan tusuk sate, sebagian potongan kecil lagi aku dijadikan tusuk untuk membungkus makanan.
Memang rasanya nyaman ketika kita masih berada bersama-sama dengan kalian. Namun aku menyadari bahwa pada saatnya kita harus keluar dari zona nyaman, untuk menapaki perjalanan hidup kita sendiri. Dan tak jarang rasa sakit mendera dan menempa diri kita. Rasa sakit, pengorbanan yang kita berikan itu tak kan sia-sia, karena dengan pengorbanan kita, orang-orang merasa terbantukan dan menjadi bahagia.
melainkan hanya tersisa sebuah lidi. Lidi itupun berkata dalam hati
buat apa sekarang aku hidup? Semua sudah tak tersisa, mereka pergi meninggalkanku. Lalu apa yang bisa aku lakukan dengan aku seorang diri? Lidi itupun sedih dan merenung seorang diri.
Dalam kesendirian, hadirlah potongan-potongan lidi yang dulu bersama-sama mereka. Kenapa kamu sedih lidi? Tanya sepotong lidi. Aku sedih, karena aku sekarang seorang diri, kalian semua pergi meninggalkanku? Jawab potongan lidi, hey lidi tahukah kamu, aku dulu juga berat meninggalkan teman-temanku. Namun apalah daya, tangan manusia itu mencabutku dari kumpulan teman-teman baikku. Aku dicabut, dan dipotong-potong menjadi berapa bagian. Sungguh sakit rasanya dipotong menjadi beberapa bagian. Dari tubuhku yang panjang ini aku dijadikan tusuk sate, sebagian potongan kecil lagi aku dijadikan tusuk untuk membungkus makanan.
Memang rasanya nyaman ketika kita masih berada bersama-sama dengan kalian. Namun aku menyadari bahwa pada saatnya kita harus keluar dari zona nyaman, untuk menapaki perjalanan hidup kita sendiri. Dan tak jarang rasa sakit mendera dan menempa diri kita. Rasa sakit, pengorbanan yang kita berikan itu tak kan sia-sia, karena dengan pengorbanan kita, orang-orang merasa terbantukan dan menjadi bahagia.
Selasa, 13 Desember 2011
BB punya nenek
"Nek, tau gak BB ku? Aku tadi lupa menaruhnya." Jawab neneknya sambil menimba air di sumur, "aduh BBnya lagi nenek pakai..."
"Wah emang nenek bisa pakai BB?" tanya cucunya. "Lha masak pakai BB aja tak bisa? Nih nenek lagi pakai BB, cobalah kamu keluar kamar."
Lalu cucu yang manja keluar rumah dan melihat neneknya lagi menimba air di sumur. "Mana nek, BB ku?"
"Ini lho lagi buat ngisi air, masak kamu tak lihat nak?"
"Lho itukan cuma blek bekas biskuit nek." Saut neneknya, "Iya ini namanya juga BB alias Blekborot. Nenek aja tak kuat beli ember, semua tabungan nenek buat beli blackberry yang kamu minta. Biaya sebulan yang nenek keluarkan buat menghidupi BBmu tak kuasa membuat nenek mu ini terpaksa menimba air pakai blekborot. Lalu apa mau dikata, yang penting kamu senang. Coba kamu cari lagi BBmu di kamar, sapa tau kamu kurang teliti mencarinya."
Cucu yang manja terdiam mendengar perkataan neneknya. Air matanya menetes saat melihat neneknya tertatih-tatih membawa blekborot berisi air berjalan masuk ke dalam rumah.
*hampir saat ini semua menenteng BB, namun disaat bersamaan juga para tunawisma, pengemis dan orang-orang terpinggirkan juga memanfaatkan BB buat aktivitas keseharian. Buat mengambil air, buat menyimpan sisa makanan, buat menampung uang hasil jerih payah seharian.
"Wah emang nenek bisa pakai BB?" tanya cucunya. "Lha masak pakai BB aja tak bisa? Nih nenek lagi pakai BB, cobalah kamu keluar kamar."
Lalu cucu yang manja keluar rumah dan melihat neneknya lagi menimba air di sumur. "Mana nek, BB ku?"
"Ini lho lagi buat ngisi air, masak kamu tak lihat nak?"
"Lho itukan cuma blek bekas biskuit nek." Saut neneknya, "Iya ini namanya juga BB alias Blekborot. Nenek aja tak kuat beli ember, semua tabungan nenek buat beli blackberry yang kamu minta. Biaya sebulan yang nenek keluarkan buat menghidupi BBmu tak kuasa membuat nenek mu ini terpaksa menimba air pakai blekborot. Lalu apa mau dikata, yang penting kamu senang. Coba kamu cari lagi BBmu di kamar, sapa tau kamu kurang teliti mencarinya."
Cucu yang manja terdiam mendengar perkataan neneknya. Air matanya menetes saat melihat neneknya tertatih-tatih membawa blekborot berisi air berjalan masuk ke dalam rumah.
*hampir saat ini semua menenteng BB, namun disaat bersamaan juga para tunawisma, pengemis dan orang-orang terpinggirkan juga memanfaatkan BB buat aktivitas keseharian. Buat mengambil air, buat menyimpan sisa makanan, buat menampung uang hasil jerih payah seharian.
Kapan terakhir kamu melihat pelangi?
Kapan terakhir kamu melihat pelangi? Rasanya tak ada yang ingat persis kapan, di mana terakhir kali melihat pelangi. Beberapa hari yang lalu, beberap bulan yang lalu mungkin juga beberapa tahun yang lalu.
Mengenal sebait lagu Pelang-Pelangi mungkin sudah sejak kecil di dengarkan. Pertama kali melihat pelangi ketika orang tua memberi tahu, "itu lho dhek, di langit ada pelangi." Mengetahui cerita pelangi dari sebuah cerita nabi Nuh yang diceritakan oleh orang tua maupun guru. Mengenal pelangi dari dongeng satu ke dongeng lainnya. Seperti bidadari lagi naik turun bumi melalui pelangi. Mengenyam bangku pendidikan dikenalkan bagaimana terjadinya pelangi.
Namun kini setelah beranjak dewasa sebuah pelangi di cakrawala merupakan sebuah hal yang biasa bagi sebagian orang. Sebuah fenomena alam biasa saja. Mungkin juga ada sebagian orang yang sudah tak sempat lagi melihat cakrawala, karena sibuknya urusan duniawi.
Sungguh sebuah sapuan kuas dari sang maestro yang sangat luar biasa. Sapuan kuas dengan warna-warna yang indah. Membentang dari ujung satu ke ujung lainnya. Jikalau hari ini kita melihat pelangi di cakrwala. Berhentilah sejenak, luangkan waktu beberapa saat untuk menikmati pelangi. Dari sebuah pelangi yang membentang di angkasa, semoga dapat menjadikan sebuah inspirasi dalam melangkah.
Dan siapa tahu, mungkin saja itu pelangi terakhir yang dapat kamu lihat dan kamu nikmati.
Senin, 12 Desember 2011
Buat jiwa muda yang gugur
rinai hujan turun dalam gelapnya malam
menyapa ibu pertiwi yang lagi berselimutkan awan kelam
segenap asa tersisa mencoba menyibakan keadaan suram
melihat kepemimpinan di negeri serasa tak kuasa menahan geram
melihat perahu negeri akankah karam
gambaran keadilan, hukum dan HAM
semakin lama semakin terasa buram
riak-riak suaramu kini telah tenggelam
namun pesan yang kau tinggalkan tlah membakar hati yang paling dalam
untuk tetap terus berjuang melawan sampai cahaya menjadi temaram
bergerak untuk kembali menyulam
merajut kembali benang perubahan yang tlah lama kusam
menyapa ibu pertiwi yang lagi berselimutkan awan kelam
segenap asa tersisa mencoba menyibakan keadaan suram
melihat kepemimpinan di negeri serasa tak kuasa menahan geram
melihat perahu negeri akankah karam
gambaran keadilan, hukum dan HAM
semakin lama semakin terasa buram
riak-riak suaramu kini telah tenggelam
namun pesan yang kau tinggalkan tlah membakar hati yang paling dalam
untuk tetap terus berjuang melawan sampai cahaya menjadi temaram
bergerak untuk kembali menyulam
merajut kembali benang perubahan yang tlah lama kusam
Tanda koma
Mendengar kata koma, sering pikiran orang tertuju pada orang yang tak sadarkan diri lama.
Dalam sebuah kalimat, tanda koma diperlukan untuk memenggal sebuah kalimat, agar pembacaannya menjadi enak sebelum sebuah kalimat diakhiri tanda titik.
Pembicaraanpun harus pakai koma, agar orang yang mendengar menjadi nyaman.
Tanda koma walaupun hanya sebuah tanda kecil dan sebuah kata namun mempunyai arti penting dan punya peran tersendiri.
Sebuah tanda yang mampu menjadi penghubung, penghubung dari sebuah ketidak sadaran menuju kondisi sadar.
Tanda koma yang diperlukan bagi orang yang banyak ngomong agar enak di dengar. Tanda koma yang mengingatkan bahwa janganlah terlalu banyak ngomong, berikanlah juga kesempatan orang untuk berbicara. Apalagi jika bisanya cuma omong doang, tanpa ada tindakan yang nyata.
Tanda koma, yang mengingatkan bahwa sebuah perjalanan kita belum berakhir.
Walaupun ada banyak tanda koma dalam perjalanan hidup kita, haruslah kita syukuri sebelum benar-benar tanda titik menyapa kita.
Minggu, 11 Desember 2011
Pegang tanganku
Pegang tanganku jangan pernah lepaskan, disaat aku terjatuh dan jatuh lagi dalam lubang yang sama.
Semoga Engkau tak pernah bosan, mengulurkan tanganMU kepadaku.
Apa jadinya jika Engkau, tak mau mengulurkan tangan?
Pasti aku masih terjerembab dan berkutat pada sebuah kubangan.
Uluran tanganMu, yang mengangkat dan menarikku ke atas tentu sebuah kebahagianku.
Rasa gembira sesaat, namun sesudah itu.
Godaan, cobaan, maunya cari enak sendiri, akhirnya membuatku jatuh lagi.
Dan akupun minta lagi uluran tanganMu.
Uluran tanganMu yang kembali mengangkatku.
Entah berapakali tanganMu senantiasa terulur kepadaku?
Namun aku baru sadar, bahwa tanpa aku memintapun, tanganMu senantiasa mengangkatku di saat aku terjatuh.
Bukan itu saja, suara lembutNya senantiasa memberikan peringatan kepadaku.
Namun aku sendiri tak mendengar.
Tertutup oleh sebuah keangkuhan dan kesombonganku.
Entah apa jadinya jika Engkau tak turun ke bumi dan menjadi manusia.
Pasti uluran tangan bak seorang sahabat tak dapat aku rasakan sampai saat ini.
Terima kasih karena aku boleh menjadi sahabatMu.
Seorang sahabat yang tak pernah itung-itungan.
Seorang sahabat yang senantiasa berada di dekatku dan tak pernah meninggalkanku sedetikpun.
Sabtu, 10 Desember 2011
Terang itu sudah mulai datang
terangNya semakin dekat, dan terus mendekat
gelap yang melanda mulai tersapa oleh terang
dalam gelap aku sering berjalan tersandung
dalam gelap aku tak dapat melihat jalan
dalam gelap aku berjalan tak tau arah
aku meraba sana sini tuk menemukan jalan
gelap yang menimbulkan ketakutan dan kecemasan
berjalan sendiri dalam gelap serasa berjalan ribuan tahun lamanya
kini ketika kulihat sebuah terang yang mulai bersinar
terang yang semakin lama semakin mendekatiku
ada sebuah harapan
ada sebuah jalan
terang yang penuh kasih
terang yang memampukanku untuk melihat jalan
terang yang menghapus kecemasan dan ketakutan
terang yang membawa sebuah kegembiraan
terang itu bukan saja menghalau gelap
terang itu mampu menyapa lebih dalam dan dalam lagi
terang itu mampu menyapa hati yang lama telah membeku menjadi cair
terang itu mampu menguatkan disaat semangat telah mulai melemah
terang itu mampu menghapus air mata kesedihan menjadikan air mata kebahagiaan
terang itu mengangkatku yang hina dina menjadi anakNya
akupun tersungkur dibawah terangNya
Kamis, 08 Desember 2011
Sampai batas tak mampu lagi
aku ingin terus menggapai bintang di langit
hingga batas aku tak mampu menggapainya lagi
aku ingin terus melukis indahnya pelangi dari ujung satu ke ujung lainnya
hingga batas aku tak mampu melangkah lagi
aku ingin terus memberi dan memberi bagaikan sapi yang semasa hidup maupun matinya selalu memberi bagi manusia
memberi sampai batas tak mampu lagi
aku yang masih berjuang di dunia ini akan terus berusaha sampai batas aku tak mampu lagi
aku, bintang, pelangi dan sapi
selamanya akan selalu berjalan beriring
berjalan beriring hingga batas kami tak mampu lagi
tak mampu lagi untuk mewarnai dunia ini
Sejuk dan nyamannya dirimu
Teriknya mentari di siang ini membuat orang mengeluh.
Hujan yang turun seharian di awal bulan membuat orang mengeluh juga.
Dinginnya malam hari membuat orang mengeluh.
Gerahnya cuaca membuat orang mengeluh sambil kipas-kipas.
Kencangnya angin membuat orang takut dan akhirnya mengeluh.
Namun ketika suasana adhem ayem, sejuk, teduh, angin bertiup sepoi-sepoi, rasanya jarang ada orang yang mengeluh tentang kondisi cuaca.
Jika diri kita ibarat keadaan cuaca, jangan-jangan kehadiran kita membuat orang jadi mengeluh. "Wah, itu si A datang."
"Yuk pergi aja, itu si B datang, daripada dia bikin ribut mendingan kita yang pergi."
"Tuhkan bener, kedatangan si C membuat suasana jadi panas."
Jika selama ini diri kita sering membuat orang mengeluh, membuat orang merasa tak betah berlama-lama dekat kita, membuat orang merasa kurang nyaman, hingga akhirnya mereka mengeluh. Mengeluhkan tentang diri kita. Apakah selama ini, kehadiran kita membuat orang mengeluh? Kita dikeluhkan karena kita berani berbuat baik dan benar tentuh hal yang baik adanya. Tetapi jika kita dikeluhkan karena perbuatan, perkataan kita yang sering menyakiti orang-orang sekitar, tentu kita patut mawas diri.
Menyadari diri sendiri tentu lebih baik, daripada ditunjuk hidungnya secara langsung. Namun yang lebih parah, jika dia tak sadar diri dan tak ada yang berani mengingatkan. Hanya berharap semoga dia cepet pergi, dan dipindahkan tugaskan atau mendapat pekerjaan ke luar daerah.
Alangkah indahnya menjadi pohon yang rindang, di mana orang bisa berteduh, di mana orang bisa bersantai sambil minum segelas kopi, di mana anak-anak kecil bisa bermain sesukanya di bawah sejuknya pohon yang rindang. Dan terdengarlah ungkapan, "wah sungguh sejuk hari dan alangkah indahnya hidup ini."
Rabu, 07 Desember 2011
Sarapan apa pagi ini?
Pagi ini anda sarapan apa? Nampaknya akan beraneka macam jawaban.
Bagi yang sejak kecil terbiasa sarapan nasi plus hidangan yang mengenakan, pasti jika pagi tak diisi dengan nasi ada suatu hal yang berbeda, rasanya badan terasa lemas.
Ada juga sarapan ala sinetron, sarapan roti plus segelas susu. Biasanya dilakukan oleh kalangan menengah ke atas.
Namun ada juga yang sarapan pakai nasi aking gara-gara tak kuat beli nasi. Mereka terpaksa sarapan nasi aking, sebagai daya untuk kerja seharian mencari sesuap nasi. Menganjal perut dengan nasi yang seadanya.
Ada juga yang tak sarapan karena tak ada yang dimakan. Merekapun ditempa dengan pelajaran hidup, kerja dulu baru makan. Tak kerja berarti tak dapat makan. Kerja yang dilakukanpun kebanyakan serabutan. Hasil kerja yang serabutanpun, biasanya tak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Ada juga yang pagi-pagi sekali sudah sarapan, bukan sarapan nasi, roti atau keju, melainkan sarapan omelan, cacian dan teriakan. Nah sarapan yang satu ini, bisa saja sewaktu-waktu menghampiri kita.
Akhir-akhir ini juga mulai menjamur yang namanya sarapan musik. Pagi-pagi sudah disuguhkan panggung musik hiburan yang menampilkan para penyanyi idola mereka. Tak peduli belum mandi, tak peduli belum mendapat pekerjaan, tak peduli telat masuk sekolah, kuliah atau kerja. Asal sudah sarapan musik rasanya sudah kenyang.