Selasa, 20 November 2012

Bahan Kreativitas Sekolah Minggu 2 Desember 2012 PIA Kumetiran Minggu Advent I


Bahan Kreativitas Sekolah Minggu 2 Desember 2012 PIA Kumetiran
Minggu Advent I
Tema Kreativitas Membuat Korona Advent
 Alat dan bahan
 - kertas asturo warna hijau Muda dan hijau tua untuk membuat daun ( bisa juga print warna dengan menggunakan art paper
- kertas BC warna coklat untuk membuat sumbu lilin
- kertas Asturo warna kuning untuk membuat nyala api (bisa print warna)
- lem/ double tape
- karton untuk membuat dasaran korona cara berkreasi kakak....
 - bagikan kertas karon berbentuk lingkaran, sebagai dasar buat menempel daun
- sediakan dua buah tempat untuk menaruhh daun warna hijau muda dan yang satu warna hijau tua
- adik-adik dipersilahkan untuk menghias lingkaran karon dengan menempel daun yang telah disediakan didepan.
- sediakan lem untuk menempel daun ke karton
- setelah adik-adik semua menghias karton dengan daun-daun, baru dibagikan satu lilin warna ungu tua.
- lalu dibagikan sumbu untuk tempat menempelkan nyala api
- setelah batang lilin dan sumbu terpasang, baru lilin warna ungu tua ditempel diatas lingkaran yang telah dipenuhi dengan dedaunan.
- sebelum adik-adik dibagikan gambar nyala api, alangkah baiknya terlebih dahulu diadakan doa singkat untuk menandakan adik-adik masuk dalam minggu advent I
- baru setelah itu dibagikan gambar nyala api, untuk ditempel ke sumbu lilin...
- sebagai motivasi agar adik-adik besok minggu selanjutnya berangkat sekolah minggu adalah , kakak-kakak akan membagikan lilin warna ungu, jika minggu selanjutnya berangkat akan dibagikan lilin warna ungu muda, sampai minggu keempat lilin warna merah muda...
Ayo...adik-adik berangkat sekolah minggu yang rajin ya, biar korona yang kita punya komplit dengan 4 lilin dengan nyala yang semakin terang....
Selamat berkreasi kakak, bersama adik-adik...
Tuhan memberkati.... Bahan Kreativitas Sekolah Minggu 2 Desember 2012 PIA Kumetiran

Sabtu, 17 November 2012

BAHAN KREATIVITAS SEKOLAH MINGGU 25 NOVEMBER 2012 PIA KUMETIRAN


BAHAN KREATIVITAS SEKOLAH MINGGU 25 NOVEMBER 2012 PIA KUMETIRAN Memperingati : hari raya Yesus Kristus Raja Alam Semesta
Bacaan injil : Yohanes 18 : 33b-37
 Tema Kreativitas : “Origami Aku anak Raja”
 Alat dan bahan
 - kertas origami ukuran 20 cm
 - kertas asturo kuning untuk membuat mahkota
 - kertas BC warna coklat muda untuk membuat kepala
 - spidol untuk membuat mata dan menghias mahkota
 - gunting serta lem Selamat berkreasi kakak-kakak......buat sekolah minggu kita lebih berwarna lagi.... swemangaaad kakak!!! Tuhan memberkati!!! Bahan Kreativitas Sekolah Minggu 25 November 2012 PIA Kumetiran

Selasa, 06 November 2012

Bahan Cerita Bergambar "Persembahan Janda Miskin"

Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu.
Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Bahan Kreativitas Sekolah Minggu 11 November 2012 PIA Kumetiran

Bahan Kreativitas Sekolah Minggu 11 November 2012 PIA Kumetiran

BAHAN KREATIVITAS SEKOLAH MINGGU 11 NOVEMBER 2012 PIA KUMETIRAN “PERSEMBAHAN SEORANG JANDA MISKIN”
 TEMA KREATIVITAS : “Membuat kotak persembahan”
 Bacaan Injil : Markus 12 : 41-44
Tujuan kreativitas :
 Mengajak anak-anak untuk menyisihkan uang jajan sebagai aksi natal yang akan dipersembahkan untuk saudara-saudara kita yang masih butuh pertolongan.
Cara membuat :
1. Buatlah jaring-jaring kubus, dengan sisi menyesuaikan dengan gambar yang tersedia.
 2. untuk bagian atas kubus jangan lupa diberi lubang untuk tempat memasukan uang dan lubang buat tali.
3. adikadik terlebih dahulu diberi gambar yang mengisahkan cerita persembahan janda miskin.
4. setelah adik-adik semua mendapatkan gambar, barulah kakak pendamping bercerita tentang injil markus 12:41-44
5. sambil mendengarkan cerita, adik-adik mengamati gambar yang ada, sehingga bisa membayangkannya.
6. setelah itu kakak pendamping membagikan tugas buat adikadik untuk memberi warna gambar.
7. jika semua gambar sudah diberi warna baru adik-adik diberikan jaring-jaring kubus.
 8. tempelkan gambar diatas pola jaringan kubus.
 9. beri tali untuk bagian atasnya.
 10. setelah tali dan gambar terpasang, baru lekatkan pola jaring-jaring kubus membentuk bangunan kubus. 11. jadilah celengan persembahan.....
 Selamat berkreativitas kakak.....
 Tuhan memberkati.
                                                                                                     @sigalihwirawiri

Sabtu, 03 November 2012

Kata Terima Kasih Buat Sang Guru


Sering kali orang menyepelekan dengan pelajaran yang satu ini, mata pelajaran yang paling mudah itu katanya sih. Hanya masuk, duduk diam mendengarkan, tak banyak bertingkah pasti nilainya akan bagus. Kalau nilainya sampai jelek, pasti karena kebangetan bandel dan ngeyelnya. Pelajaran itu adalah pelajaran pendidikan agama.  Tak banyak orang yang memilih menjadi guru pendidikan agama di sekolah.  Kuliah di jurusan pendidikan agama, jika mereka benar-benar merasa tak terpanggil, tentu tak akan dijalaninya. Guru yang mengajar pelajaran ini seringkali  dipandang sebelah mata, banyak yang bolos ketika pelajaran agama berlangsung. Teringat dahulu saat SMA dari kelas satu sampai kelas tiga, sempat beberapa kali membolos. Bahkan dulu sempat pak Anton (nama guru agama di sekolahan saya), mencari anak-anak yang membolos , mengingat jumlah siswa di ruangannya kok tak seperti biasanya, sangat sedikit. Lalu diketemukanlah segerombolah anak-anak yang baru mencari jati diri sedang asyik makan mie ayam di dekat pasar. Maklumlah sekolah yang dekat dengan pasar, jadi tersedia berbagai jenis makanan dan beberapa tempat makan.
Dulu saat menjadi siswa SMA, mungkin tak menyadari kenapa dulu sering meremehkan pelajaran yang satu ini. Padahal kita dididik dan dibesarkan oleh orang tua kita masing-masing dengan pendidikan agama dan budi pekerti. Melalui contoh nyata dari orang tua serta lingkungan yang ikut mendidik dan membesarkan iman kita. Namun saaat pelajaran agama di sekolah, kenapa masih juga sering bolos ya?
Jika dirasakan sungguh hebatnya menjadi guru agama, yang sekarang ini jumlahnya sangat sedikit. Baru setalah dewasa ini baru berpikir menjadi guru agama itu tak mudah. Seperti apa yang dulu dijalani oleh pak Anton. Pergi mengajar ke sekolah dengan naik bis, padahal jarak dari rumah ke jalan raya ada kurang lebih 500 meter.  Selain mengajar di sekolahan ku pak Anton juga mengajar di sekolahan lainnya. Dari rumah ke sekolahan, lalu ke sekolahan lainnya dijalaninya dengan senang hati. Tak ada raut wajah keterpaksaan, tak ada raut wajah yang menunjukan kelelahan. Semua itu dijalaninya dengan sepenuh hati.
Ketika diadakan ujian, misalnya satu hari ada dua mata pelajaran yang diujikan seperti jam pertama matematika dan jam kedua pendidikan agama. Pastilah yang mendapat porsi terbesar adalah belajar matematika sampai larut malam, belajar pendidikan agama bisa dilakukan esok hari. Mengingat pelajaran agama dipandang mudah dan agak disepelekan oleh kita. “ah paling yang keluar hanya itu-itu saja…” Bagi orang yang hanya mengejar tuntutan nilai, maka akan sangat mudah untuk mendapatkan nilai baik pendidikan agama. Namun lebih dalam sebenarnya bukanlah nilai akhir yang dihasilkan, melainkan sejauh mana nilai-nilai agama yang diajarkan oleh para guru kita itu mampu menyentuh hati nurani kita, mampu merubah cara pandang kita dalam menghadapi persoalan dengan melibatkan hati nurani kita. Saat kita berbuat salah, saat kita membolos, saat kita mencontek sebenarnyalah hati nurani kita sudah berkata : “ itu salah…jangan dilakukan…” namun apa yang terjadi, kita tetap saja melakukan perbuatan itu. Tentu kita bisa lihat contoh nyata oknum pejabat, orang-orang pintar di dewan, bahkan menteri juga banyak yang terseret kasus korupsi.  Mereka semua itu pintar, mungkin nilai mata pelajaran eksak dan pendidikan agama dulu nilainya bagus, namun lagi-lagi sayang mereka tak mendengarkan suara hatinya.
Jika sejak dini anak-anak diajarkan untuk mencoba mendengarkan suara hati, tentu bangsa ini tak akan terjebak pada kasus korupsi yang telah mengurita di mana-mana. Saat pendidikan budi pekerti dihapuskan. Saat jam pendidikan agama hanya sesaat saja. Dan tuntutan untuk mengejar nilai kelulusan harus dibebankan ke siswa. Orang tua dan murid yang tahu hanyalah bagaimana lulus dengan syarat yang telah ditentukan oleh sekolahan  dengan berbagai macam cara. Mengikut sertakan bimbingan belajar hingga larut malam dan tak jarang anak menjadi terbatas dalam bersosialisasi. Tuntutan yang begitu berat jika tidak didampingi dengan pendidikan moral, budi pekerti dan agama yang baik yang ada hanyalah pikiran yang dangkal. Akibatnya tawuran, saling bunuh, pengerusakan, narkoba dan yang lebih parahnya lagi menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu seperti budaya korupsi yan terjadi saat ini.
Pemerintah sering mengambil keputusan untuk menaikan standart nilai kelulusan, namun disisi lain fasilitas dan mutu pengajaran tidak mengalami perubahan. Sering kali fasilitas pendidikan agama, baik dalam bentuk penyediaan fasilitas baik ruang mengajar sering kali diabaikan. Buku-buku acuanpun tak banyak, hanya itu-itu saja dari tahun ketahun. Walaupun fasilitas yang serba terbatas namun dari sosok pak Anton saya menyadari kini, bahwa dulu beliau bukan hanya mengajarkan teori saja. Namun lebih dari itu, sosok tak kenal lelah, pengabdian yang tulus, tak banyak ngomongnya di kelas mengajarkan bahwa perbuatan nyata dan perilakulah yang dapat langsung menjadi contoh nyata bagi murid-muridnya. Dan semua itu tanpa disadari oleh saya. Saya bisa sampai disinipun berkat jasa beliau. Waktu dulu SMA memang belum sempat ada kata yang terucap untuk mengucapkan rasa terima kasih. Saat kuliah pun juga tak sempat, padahal sering kali bertemu. Hingga rasa ucapan terima kasih itu diucapakan lewat bisikan saat beliau sudah terbujur kaku. Dan saya menyadari bahwa saya telah terlamabat mengucapkan kata terima kasih.
Sosok guru, apalagi guru yang kurang populer merupakan sosok yang benar-benar menjadi pahlwan tanpa tanda jasa. Mengajar dengan sepenuh hati, tak mengharapkan imbalan dan balas jasa dari siapapun. Yang dilakukan hanyalah memberi, memberi dan meberi  dengan tulus. Kita semua bisa menjadi  seperti ini berkat jasa-jasa guru kita. Terimakasih pak Anton, lewatmu lah saya  diajarkan untuk melakukan segala sesuatu dengan hati.

Jumat, 02 November 2012

Angan-Angan Yang Bertemu Dengan Teknologi



Perkembangan teknologi  yang begitu pesat memaksa orang untuk mengimbanginya. Tak mampu mengikuti dan mengimbanginya orang akan ketinggalan dan kehilangan berbagai macam kesempatan. Teknogi  dalam hal ini teknologi digital membuat orang yang selama ini hanya mempunyai gambaran di kepala, sekarang bisa diwujudkan nyata lewat dunia digital. Gambaran yang hanya di kepala yang bisa dilihat sendiri, kini bisa dibagikan keseluruh penjuru dunia.  Dunia digital juga membuat tampilan menjadi enak dilihat dan rapi terstruktur. Dulu sebelum saya melek digital, sudah berapa karya kreativitas buat anak-anak yang tercipta. Sejak tahun 2003 aktif menjadi pengajar sekolah minggu hingga tahun ini, sudah  banyak karya yang tecipta. Namun karena dulu belum melek teknogi digital, jadi semua karya yang tecipta hilang ditelan waktu. Dulu juga tak setelaten mencatat dan mendokumetasikan  hasil ide kreativitas yang tercipta. Jadi dari tahun 2003 hingga awal tahun ini tak punya arsip dari hasil ide kreativitas yang pernah dihasilkan. Menyesal? Tentu iya.
Namun sejak awal Mei tahun ini saya pun sadar. Ide awalnya memang keinginan untuk berbagi ke semua orang tentang bahan  kreativitas untuk sekolah minggu tiap minggunya kepada para guru/pembina sekolah minggu. Mulailah menuangkan ide kreativitas yang ada dikepala untuk dituangkan dalam bentuk digital, yaitu lewat corel lalu dipindahkan  lewat PDF.  Mulailah lahir bahan kreativitas sekolah minggu bulan Mei yang saya postingkan lewat blog pribadi saya di catatatansigal.blogspot.com.  Kebetulan sudah dua tahun ini saya mempunyai blog pribadi dan di blog ini pula saya aktif menulis.
Kini tak terasa sudah hampir di penghujung tahun, dan tak terasa sudah hampir ada kurang lebih 30 bahan krativitas dalam bentuk file pdf bahan kreativitas sekolah minggu.  Keistimewaan dalam bahan kreativitas yang saya buat adalah pengunjung tinggal mendownload dan tinggal memperbanyak ke anak-anak yang menjadi murid-muridnya.  Dari saya memposting bahan-bahan kreativitas untuk anak-anak  ini, jumlah pengunjung blog saya menjadi naik. Hampir setiap minggu popular post selalu bahan kreativitas yang untuk diajarkan diminggu terdekatnya. Dari blog ini pula ada relasi dan hubungan dengan para guru sekolah minggu, pembina Pendamping Iman Anak, guru Bina Iman Anak dari berbagai macam daerah, seperti Malang, Semarang, Muntilan,  Bandung, Bekasi dan tentunya kota  Jogja tercinta.
Dalam perkembanganya bukan saja bahan kreativitas yang saya postingkan, namun juga bahan cerita dari hasil lukisan gambar saya. Cerita kitab suci yang saya buat dalam bentuk pop up, sehingga gambar dapat berdiri dan itu sangat disuka oleh anak-anak. Gambar-gambar yang saya buat, saya tampilkan di blog, agar para pengunjung dapat mendownload dan membuat sendiri. Dari sinilah ide bisnis untuk membuat buku cerita bergambar yang dapat dibuat pop-up muncul. Membuat kemasan buku dengan panduan lengkap, cara membuat pop up untuk certa bergambar mulailah saya rencanakan. Rencananya tahun depan mulailah saya mengarap buku pop up cerita kitab suci, saya akan garap dengan serius. Untuk saat ini sudah ada materi  lima buah cerita yang sudah saya postingkan dalam blog. Hanya saja diblog, belum saya sertakan cara membuat pop upnya hanya gambar saja dan bentuk jadi setelah jadi pop up.  Video cerita dengan pop up pun telah saya up load di youtube. Dengan buku yang saya buat nantinya, para pembeli tinggal mempraktekannya dan dijamin anak-anak akan suka dengan cerita bergambar yang dapat disajikan dengan lebih menarik. Mengingat di pasaran, di toko-toko buku rohani, sangat jarang menjumpai cerita bergambar dalam bentuk pop up.
salah satau contoh pop up cerita
Dari ide untuk membuat cerita pop up, lalu idepun tak berhenti, kenapa bahan kreatvitas yang telah saya kumpulkan dan sekarang tanpa disadari telah dalam bentuk file tidak saya garap menjadi buku? Dengan perbaikan dan penambahan cara pembuatan yang lebih terstrukutur dengan kata-kata yang lebih diperhatikan sesuai dengan EYD tentu kenapa tidak dicoba. Mulailah juga rencana untuk membuat buku kumpulan bahan kreatvitas sekolah minggu. Karena saya menyadari bahwa tak semuanya para guru sekolah minggu itu hobi browsing di dunia maya. Maka lewat buku yang nantinya disertai cd ini akan mambantu para guru yang tak begitu hobi  dengan dunia maya, juga punya kesempatan untuk menambah referensi cara membuat kreativitas untuk anak-anak.
Selalu saja ada ide, namun jika ide itu tak dituangkan dan hanya dalam bentuk angan-angan saja, maka semua itu tak akan terjadi. Setelah menciptakan ide untuk membuat bahan kreatvitas, membuat cerita bergambar dengan model pop up. Lalu mucul ide  membuat lagu baru untuk anak-anak sekolah minggu. Dalam sekolah minggu untuk menarik anak-anak untuk datang kembali memang dibutuhkan kreativitas yang tidak itu-itu saja, cerita yang tidak saja itu-itu saja dan lagu yang tidak hanya itu-itu saja. Maka mulailah proses pembuatan lagu-lagu baru untuk anak-anak. Saat ini memang sudah ada 4 buah lagu, dua lagu sudah di postingkan dalam blog. Untuk sekedar lagu untuk anak-anak memang rencana pasaranya akan dibuat dalam bentuk DVD mengingat lagu untuk anak-anak yang penting adalah geraknya. Setalah terkumpul materi kurang lebih 15 lagu, rencana pembuatan video walau dengan cara yang paling sederhana akan kami lakukan.
Dari membuat sesuatu yang diubah dalam bentuk digital, yang awalanya hanya ide yang ada di kepala,  tanpa disadari telah membantu saya dalam proses membukukan apa yang selama ini tercipta. Membuat tampilan yang menarik, menyediakan bahan yang mereka butuhkan,  membuat ide untuk mencipta akan terus selalu  ada. Ya, semua berawal dari proses mengubah sesuatu yang ada di kepala untuk ditampilakan dalam bentuk digital. Dan setelah semua dalam bentuk digital, tinggal prose perbaikan untuk layak dijadikan sebuah buku.  Untuk pasar, tak perlu takut, sudah ada jaringan dan relasi dari teman-teman yang aktif mengunjungi blog dan facebook . Sekarang tinggal usaha untuk mencari percetakan yang mau diajak kerja sama. Dan semoga tahun depan cita-cita untuk membuat buku kumpulan bahan kreativitas sekolah minggu, buku POP UP cerita serta DVD gerak dan lagu dapat terwujud.
Semua itu tak akan pernah terjadi jika angan-angan itu hanya sekedar angan-angan, tanpa ada usaha iuntuk mewujudkannya. Dan salah satu cara untuk mewujudkannya adalah lewat teknologi digital yang ada. Selamat berkarya dan mencipta bersama teknologi.

Kamis, 01 November 2012

Masyarakatku Harus Mandiri

Tinggal di tengah lingkungan kampung di pusat kota Yogyakarta yang sarat dengan berbagai jenis pekerjaan, berbagai macam aktivitas rutin keseharian membuat rasanya tak pernah sepi. Hampir setiap hari masyarakat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun ada pula yang tak bekerja dengan alasan mengurus anak. Ada juga yang tak bekerja karena sudah mengandalkan uang pensiun dari suaminya, bisa dibilang hidupnya tinggal menikmati hari tua saja. Namun kenyataan yang ada di masyarakat kampung, baik mereka yang sudah bekerja apalagi mereka yang tak bekerja yang hanya mengandalkan uang dari suami, uang dari anaknya ataupun uang dari pensiunan suami  rasanya mereka semua pernah berhutang. Baik berhutang kepada tetangga di kanan kirinya ataupun berhutang melalui para rentenir.
Memang kebutuhan hidup dengan harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi, tingkat konsumerisme masyarakat yang tak bisa dibendung mengakibatkan mereka baik yang sudah bekerja mengalami jumlah pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan. Dalam pepatah Jawa berbunyi “gegedhen empayak kurang cagak.” Yang bekerja rutin di kantor ataupun di pabrik-pabrik saja masih berhutang sana-sini untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, ini apa lagi yang tak bekerja, yang hanya mengandalkan uang dari suami ataupun uang dari pensiunan. Bisa dibayangkan mereka akan hutang sana-sini, gali lubang tutup lubang.
Beruntung sekali jika mereka  punya tetangga yang begitu baik yang mau meminjami uang, karena kebanyakan mereka tak pakai bunga. Namun sayang untuk menemukan orang yang rela dan mau dipinjami uang terus menerus jumlahnya tak banyak dan sangat sedikit apalagi masayarakat di kota. Selalu saja ada alasan, wah uangnya baru dipinjam si A, tak punya uang,  belum gajian,” dan masih banyak lagi seribu satu alasan lainnya. Nah masyarakat yang kepepet karena kebutuhan yang mendesak ini lalu tertarik dengan jasa rentenir yang menjamur di masyarakat.  Tak perlu ribet-ribet mengurus, uang langsung ditangan. Masyarakat yang kepepet tentu sangat senang dengan sistem ini. Namun mereka tak sadar berapa bunga yang harus mereka bayar. Dipinjamkan uang  400 ribu bunga sampai 100- 150 ribu. Hari ini terima 400 ribu, lalu minggu depan harus setor 50 ribu sejumlah 10 kali. Celakanya lagi uang yang diterima 400 ribu itu hanya untuk menutup hutang ditempat lain. Saat minggu depan giliran untuk membayar setoran yang 50 ribu sudah tak ada uang.  Cara tutup pintu, pura-pura rumah sepi, sengaja ditinggal pergi merupakan salah satu cara yang sering dilakukan oleh orang. Lari dari tanggung jawab. Mereka menghindar, namun secara tak langsung tak menyelesaikan masalahnya.
Dan untuk kasus ini pula yang semakin memperhatinkan di masyarakat, mereka tak hanya berhutang di salah satu rentenir saja, mereka berhutang lebih dari satu. Bahkan di depan rumah saya, dari hari Senin sampai Sabtu selalu dikunjungi rentenir untuk menarik angsuran. Ada yang satu hari malah dua rentenir  yang mengunjunginya, untuk menagih setoran yang berbeda.  Jika mau dihitung totalnya, satu bulan tetangga depan rumah saya itu bisa mengeluarkan uang hampir satu juta untuk para rentenir. Jumlah yang besar, maksud hati mau mencukupi kebutuhan hidup, namun justru malah menyengsarakan. Dan itu tak disadari oleh mereka, berapa jumalah uang  yang mereka keluarakan buat mengasur cicilan hutang.
Sungguh keprihatinan sendiri yang terjadi di masyarakat, mereka masuk dalam rantai yang secara tak langsung  akan membebani mereka. Butuh penyadaran agar mereka berani  memutuskan tali ketergantungan terhadap para rentenir.  Rentenir tak akan menyelesaikan masalah, malah menambah beban hidup mereka. Mendidik masyarakat untuk menyelesaikan masalah secara tepat merupakan salah satu langkah untuk membuat masyarakat menjadi mandiri. Penyadaran manajeman keuangan rumah tangga perlu diingatkan kembali. Proses penyadaran lewat pertemuan arisan di RT, pertemuan ibu-ibu PKK mengenai manajemen keuangan rumah tangga perlu terus dialakukan. Bagaimana menyeimbangkan besarnya pemasukan dengan pengeluaran yang tak berat sebelah.
Ajakan gerakan untuk menabung, di masyarakat juga harus terus dilakukan. Sebagai bentuk usaha untuk mengurangi uang jajan sehari-hari, sambil secara tidak langsung memberikan contoh kepada anak-anaknya. Berusaha menyisakan  uang untuk menabung, untuk keperluan pendidikan, keperluan jangka panjang dan untuk membayar kebutuhan yang tak terduga.
Jika dihitung-hitung ternyata besarnya pengeluaran tiap bulan lebih banyak dibandingkan dengan pemasukan. Maka perlu dipikirkan  bagaimana cara untuk menghemat pengeluaran yaitu mengurangi pola konsumtif untuk kebutuhan yang tidak perlu. Perlu juga bagaimana cara untuk menambah pemasukan dengan cara yang halal. Dengan usaha yang kira-kira mampu untuk dilakukan.  Bukan cara singkat hutang melalui rentenir. Maka disinlah perlunya bank-bank besar nasional ataupun swasta untuk turun ke masyarakat. Karena selama ini bank-bank besar serasa jauh dan sulit dijangkau oleh masyarakat. Memberikan modal bagi masyarakat kecil ataupun kelompok masyarakat untuk membuka usaha merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu usaha yang bisa dilakukan dengan mudah yaitu usaha jualan makanan-makan kecil seperti ceriping Gethuk dari Muntilan yang dibeli dari pembuatnya seharga Rp.4.000,00. Setelah sampai di Jogja bisa dijual seharaga Rp 8.000,00. Dan mungkin masih banyak lagi jenis-jenis makanan kecil dari daerah lain yang jika di jual di kota asal akan laku.  
Dengan melalaui pertemuan rutin ibu-ibu PKK yang diadakan rutin setiap bulan mungkin dapat dilakukan oleh bank-bank dalam menyalurkan kredit ke masyarakat. Bukan hanya menyalurkan kredit, namun juga yang tak kalah pentingnya menyadarkan masyarakat untuk pentingnya menabung.  Dengan menabung secara tak langsung membuat masyarakat menjadi mandiri. Saat masyarkat menjadi mandiri, masyarakat tentu tak lagi bergantung pada rayuan rentenir. Semoga dengan usaha Bank Mandiri  untuk semakin dekat dengan masyarakat, akan semakin membuat masyarakat pada khusunya dan bangsa Indonesia menjadi lebih mandiri.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.bankmandiri.co.id dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“