Kamis, 27 Desember 2012
Jumat, 21 Desember 2012
di doa ibu
Disaat kita masih ada dalam kandungan, ibu selalu berdoa buat kesehatan dan keselamatan kita
Saat ibu mau melahirkan kita, doa ibu agar dikuatkan dan mampu melahirkan kita dengan selamat
Saat kita pertama kali lahir di dunia ini, ada doa ibu yang terucap semoga sehat dan baik-baik saja
Saat kita berulang tahun, doa ibu senantiasa terucap. Semoga panjang umur, bahagia, berbakti pada orang tua, sehat dan tercapai segala apa yang dicita-citakan
Saat kita menghadapi ujian, doa ibu senantiasa menguatkan kita dalam menghadapi ujian
Saat kita gagal, doa ibu juga tetap terdengar dan memberi penghiburan bagi kita
Doa ibu senantiasa hadir di sepanjang hidup kita
Dan didoa ibu senantiasa ada nama kita disebut
Terima kasih ibu...
Dari anak-anakmu yang jarang sekali menyebut namamu waktu kami berdoa
Doa kami senantiasa hanya mengejar apa yang kita inginkan
Dan seringkali melupakan orang-orang yang begitu dekat dengan kita
Perhatian seorang ibu senantiasa kita sepelekan
Asyik dengan kesibukan, asyik dengan dunia luar
Tak terhitung berapa kali kita membuat ibu menangis?
Tak terhitung berapa kali ibu marah dan kecewa?
Seberapa banyak salah kita terhadap ibu, tak mampu merubah sikapnya kepada kita
Selalu saja ada nama kita di sebut waktu ibu kita berdoa
Terima kasih ibu...
Senin, 17 Desember 2012
Sabtu, 15 Desember 2012
coretan malam
Malam kembali datang
Namun bulan dan bintang tak kunjung muncul
Hanya awan kelabu yang masih tersisa di langit malam
Hawa dingin menyisakan sejuta tanda tanya
Akan apa yang akan terjadi esok hari
Kesusahan hari ini cukuplah memang untuk hari ini
Menutup hari dengan sebuah senyum
Walaupun masih ada tanya yang belum terjawab
cinta itu abadi
Saat kita mampu menerima rasa sakit ketika orang yang kita cintai meninggal dunia, kita akan memperoleh suatu pelajaran yang teramat bahagia.
Setelah bagian rasa sakit yang terbesar itu berlalu, kita akan menyadari bahwa cinta ternyata tidak pernah mati.
Walaupun orang yang kita cintai tlah meninggal dunia, cinta yang kita miliki bagi orang itu tak akan pernah mati.
Kita akan mengingat cinta itu setiap hari dan cinta itu tetap hangat dalam diri kita sebagaimana selalu terjadi, dan cinta itu membuat kita terasa istimewa sebagaimana hal itu terjadi.
Kita merasa sedih, ketika mengingat cinta seseorang yang tlah meninggal, tetapi cinta itu akan tetap hidup selamanya dalam diri kita.
Jumat, 14 Desember 2012
belajar menghargai hidup
Suatu hari sang guru menyuruh pembantunya untuk membersihkan daun-daun kering yang jatuh di atap kamar sang guru. Maklumlah samping kamar sang guru terdapat pohon mangga yang cukup besar. Jika tak dibersihkan tumpukan daun-daun kering tersebut jika kena air hujan dapat menyebabkan eternit rumah roboh.
Mendengar sang guru, pembantu itupun lalu bergegas membersihkan atap kamar sang guru. Saat membersihkan kumpulan daun-daun kering yang banyak, matanya memandang salah satu cabang pohon mangga yang menyebabkan daun-daun jatuh tepat di atas kamar sang guru. Tanpa pikir panjang, pembantu itu memanjat pohon mangga dan memotong cabang pohon mangga yang membuat kotoran di atap kamar sang guru.
Sepulang dari berpergian sang guru, memanggil pembantunya. Sang guru marah besar. Ia berkata, 'siapa yang menyuruh kamu memotong cabang pohon mangga itu? Tak tahukan berapa lama pohon mangga itu membutuhkan waktu untuk menumbuhkan cabang. Namun dengan mudahnya kamu memotong dan membuangnya. Ayo sekarang cari potongan pohon mangga itu dan kamu sambung lagi.' Lalu dicarinya cabang pohon mangga yang telah dibuangnya untuk kembali disambung pakai tali.
Selang beberapa hari cabang pohon mangga yang telah disambungnya menjadi kering dan mati. Sang guru lalu memangil pembantunya. Lihat apa akibatnya jika kamu dengan seenaknya sendiri main potong dan main buang sendiri. Apa yang kamu pikirkan benar, ternyata justru membunuh cabang dari pohon itu. Hargailah arti kehidupan. Jika seseorang pernah berbuat salah, jangan lalu orang itu dibuang dan disingkirkan seperti halnya kamu membuang cabang pohon mangga.
Mendengar sang guru, pembantu itupun lalu bergegas membersihkan atap kamar sang guru. Saat membersihkan kumpulan daun-daun kering yang banyak, matanya memandang salah satu cabang pohon mangga yang menyebabkan daun-daun jatuh tepat di atas kamar sang guru. Tanpa pikir panjang, pembantu itu memanjat pohon mangga dan memotong cabang pohon mangga yang membuat kotoran di atap kamar sang guru.
Sepulang dari berpergian sang guru, memanggil pembantunya. Sang guru marah besar. Ia berkata, 'siapa yang menyuruh kamu memotong cabang pohon mangga itu? Tak tahukan berapa lama pohon mangga itu membutuhkan waktu untuk menumbuhkan cabang. Namun dengan mudahnya kamu memotong dan membuangnya. Ayo sekarang cari potongan pohon mangga itu dan kamu sambung lagi.' Lalu dicarinya cabang pohon mangga yang telah dibuangnya untuk kembali disambung pakai tali.
Selang beberapa hari cabang pohon mangga yang telah disambungnya menjadi kering dan mati. Sang guru lalu memangil pembantunya. Lihat apa akibatnya jika kamu dengan seenaknya sendiri main potong dan main buang sendiri. Apa yang kamu pikirkan benar, ternyata justru membunuh cabang dari pohon itu. Hargailah arti kehidupan. Jika seseorang pernah berbuat salah, jangan lalu orang itu dibuang dan disingkirkan seperti halnya kamu membuang cabang pohon mangga.