Minggu, 31 Mei 2015

Sabtu, 23 Mei 2015

Metode Bercerita Menjadi Sutradara "Kisah Pentakosta"

Salah satu metode bercerita dengan melibatkan anak-anak ikut berperan menjadi tokoh cerita dalam kisah yang ingin kita ceritakan.



Metode Bercerita Menjadi Sutradara
“Cerita Pentakosta”
By : galih


Adik-adik hari ini kakak mau bercerita tentang pentakosta...apa itu pentakosta? Adik-adik ingin tau ga ya? Kalau ingin tau...adik-adik dengarkan cerita dulu ya dari kakak...
Tapi kali ini kakak mau bercerita tidak sendirian. Tetap bercerita bersama adik-adik...
adik-adik semua yang hadir disini semua ikut berperan menjadi tokoh cerita..

Mari sebelum cerita dimulai...kakak ingin melihat dulu ekspresi wajah dari adik-adik semua
Sekarang kakak minta, ekspresi wajah orang gembira.... (adik-adik mempraktekan wajah orang yang gembira)
Sekarang coba ekspresi wajah orang sedih.....
Ekspresi wajah orang-orang ketakutan ....
Ekspresi wajah orang bingung....

Wah pinter-pinter semua ya....

Sekarang kakak mau mulai bercerita ya...kakak sebagai sutradara dan adik-adik semua berperan sebagai murid-murid Yesus.. Nanti dengarkan apa yang dikatakan oleh sang sutradara yaa...
dan nanti dipraktekan apa yang diperintahkan oleh sutradara...

Adik-adik setelah Yesus diangkat ke Surga, para murid merasa kehilangan, merasa sedih...(ayo bangkit berdiri dan perlihatkan ekspresi wajah sedih). 

Para murid merasa sedih karena Yesus telah benar-benar meninggalkan mereka...
Para murid menjadi takut, karena Yesus tidak ada lagi disamping mereka...(ekpresi takut)

Namun ditengah kesedihan Yesus yang telah pergi diangkat kesurga dengan disaksikan oleh para murid-muridNya...tau ga adik-adik...sejak saat itu tiap malam para murid selalu berdoa bersama, mereka semau percaya akan janji yang diucapkan oleh Yesus sebelum Dia terangkat ke surga. Ayo...siapa yang tau apa yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus? Tuhan Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada para murid-muridNya

Pada suatu malam seperti hari-hari sebelumnya, para murid-murid Yesus berkumpul dalam suatu ruangan untuk berdoa. Lalu tiba-tiba adik-adik....terdengar suara dari langit suara seperti tiupan angin yang keras...(ayo...perlihatkan ekspresi wajah orang bingung..)

Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang hinggap di atas diri mereka masing-masing...lalu mereka penuhlah dengan Roh Kudus...(ekspresi wajah orang gembira dan bersuka cita)

Lalu berkat Roh Kudus mereka menjadi tidak takut dalam bersaksi...mereka mengajar ke banyak tempat...mewartakan kabar gembira (adik-adik berjalan pindah tempat sambil memperagakan ekpresi orang yang sedang mengajar)...

Diakhir cerita bisa ditutup dengan menyanyikan lagu “Bila Roh Allah Ada”

Selamat bercerita dan berkreasi yaa....tetap semangat...Tuhan memberkati