Tema : Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Bacaan : Yohanes 2:13-22
Ayat emas : "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
Perlu dipahami buat kakak-kakak pendamping tentang sejarah Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Bacaan : Yohanes 2:13-22
Ayat emas : "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
Adik-adik kakak mau tanya, kalau kita belajar di kelas waktu
guru menerangkan suatu pelajaran.
Adik-adik lebih suka suasana yang tenang atau yang suasana ramai? Pasti
pelajaran akan mudah kita terima jika kita tidak ramai sendiri dengan temannya,
dan kalau bapak ibu guru sedang mengajar dan kita ramai sendiri pasti kita akan
diperingatkan oleh bapak ibu guru kita agar kita tidak ramai. Karena jika kita
ngobrol sendiri dengan teman kita waktu pelajaran sedang berlangsung, tentu
juga akan menggangu teman disekitar kita yang hendak belajar. Selain itu kalau
kita ngobrol sendiri, pasti kita tidak tau apa yang sedang diajarkan.
Bacaaan hari ini, juga mengisahkan tentang Tuhan Yesus yang
marah saat melihat Bait Suci digunakan untuk berjualan. Bait Suci digunakan
sebagai pasar. Adik-adik pasti pernah kan ikut masuk ke pasar bersama ibu kita?
Suasan pasar yang ramai, penuh lalu lalang orang, penuh dengan tawar menawar
harga, sehingga suasana didalam pasar sangat ramai. Padahal Bait Suci itu
digunakan untuk orang berdoa kepada Tuhan… bukannya untuk berjualan. Tentu
melihat keadaan itu Tuhan Yesus menjadi marah.
Hayo adik-adik siapa disini yang kalau di gereja waktu
mengikuti perayaan ekaristi, ngobrol sendiri? Ramai sendiri, lari kesana kemari?
Adik-adik kalau kita ramai sendiri, tidak mendengarkan sabda Tuhan yang sedang
dibacakan, tidak mendengarkan homili romo, tidak berdoa secara sungguh-sungguh,
malah lari kesana kemari, itu sama saja mengganggu orang-orang yang ada
disekitar kita. Kita saja ingin suasana tenang waktu belajar di kelas, maka
saat kita mengikuti undangan Tuhan dalam ekaristi kita juga harus menciptakan
suasana tenang. Tidak malah menjadikan
suasan di dalam gereja ramai seperti pasar.
Maka itu adik-adik pesan kakak, saat kita memenuhi undangan Tuhan
untuk mengikuti perayaan ekaristi, kita jangan ramai sendiri ya….kita dengarkan
sabda Tuhan yang hendak berbicara kepada kita lewat bacaan yang dibacakan. Lalu
berdoalah dengan sungguh-sungguh, karena Tuhan Yesus sungguh hadir bersama kita
waktu ekaristi.
Perlu dipahami buat kakak-kakak pendamping tentang sejarah Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran
Hari ini kita merayakan pesta pemberkatan Gereja Basilik Lateran.
Basilik agung ini didirikan oleh kaisar Konstantinus Agung, putera Santa
Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Gereja Kristen, basilik
ini merupakan basilik agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan
dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga-abad lebih berada di dalam
kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir.
Pemberkatannya yang kita peringati pada hari ini merupakan peringatan
akan kemerdekaan dan perdamaian itu.
Memang semenjak zaman para rasul, sudah ada tempat-tempat berkumpul
untuk merayakan Ekaristi serta mendengarkan Firman Tuhan. Namun karena
ketenteraman Gereja selalu diselingi dengan aksi-aksi pengejaran dan
penganiayaam terhadap orang Kristen, maka gereja-gereja pada waktu itu
hanyalah berupa sebuah ruangan di dalam rumah-rumah tinggal orang
Kristen. Selama berkobarnya penganiayaan, upacara-upacara keagamaan
biasanya dirayakan di katekombe-katekombe, yaitu kuburan bawah tanah di
luar kota.
Ketika Kaisar Konstantinus bertobat dan mengumumkan edik Milano Dada
tahun 303, ia memusatkan perhatiannya pada pembangunan gereja-gereja
yang indah. Ibunya Santa Helena menjadi salah seorang pendorong dan
pembantu dalam usaha mendirikan gereja-gereja itu. Gereja pertama yang
dibangun ialah Basilik Agung Penebus Mahakudus di Lateran. Letaknya di
atas bukit Goelius dan tergabung dengan istana kekaisaran, Lateran.
Gereja ini diberkati dengan suatu upacara agung dan meriah oleh Sri Paus
Silvester I (314-335) pada tahun 324. Karena basilik itu merupakan
gereja katedral untuk Uskup Roma yang sekaligus menjabat sebagai Paus,
maka basilik itu pun disebut 'induk semua gereja', baik di Roma maupun
di seluruh dunia. Karena itu juga basilik Lateran merupakan gereja
paroki bagi seluruh umat Katolik sedunia. Basilik itu sekarang disebut
Gereja Santo Yohanes Lateran.
Mula-mula pesta ini hanya dirayakan di Roma, namun lama kelamaan menjadi
pesta bagi seluruh gereja. Dalam pesta ini, selain kita mengenang dan
memperingati kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, kita juga
mau mengungkapkan cinta kasih dan kesatuan kita dengan Uskup Roma, yang
sekaligus menjabat sebagai Paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta
kasih Kristus.
Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang Gereja, Umat
Allah. Gereja yang sebenarnya tidak dibangun dari kayu dan batu yang
mati, melainkan dari batu yang hidup. Kitalah batu hidup yang membentuk
rumah Allah itu, kediaman Roh Kudus yang indah berseri karena hidup
suci. Apakah kita dalam hidup sehari-hari ikut membangun Gereja yang
hidup itu? (sumber http://www.imankatolik.or.id)
1 komentar:
Posting Komentar