Cahaya matahari sudah menerpa wajahnya yang masih tertidur pulas di kamar tidurnya. Cahaya yang masuk lewat gentheng kaca itu menandakan bahwa sudah beranjak siang hari itu. Lama ke lamaan akhirnya ia beranjak dari tempat tidurnya, mengingat panas terik sang mentari. Ia tersadar bahwa siang itu ada tes wawancara masuk kerja. Tanpa pikir panjang hanya gosok gigi dan cuci muka ia pun langsung berangkat meninggalkan tempat kostnya. Langit tampak biru di siang yang panas. Untung saja halte bus tran Jakarta tampak tidak seramai jam masuk kantor. Tiba di tempat ia mau wawancara, sudah menanti puluhan orang yang juga menunggu giliran. Sambil jalan-jalan disekitar lantai 6, ia menjumpai seorang petugas pembersih kaca. Maklumlah perkantoran itu bagian luarnya terdiri dari kaca-kaca yang besar. Dibersihkannya bagian dalam dulu, baru bagian luarnya. Tuk, bagian dalamnya sieh tidak begitu berbahaya, tapi untuk bagian luarnya dibutuhkan nyali besar. Keberanian dan kehati-hatian dalam melangkah keluar lewat jendela. Sampai diluar hanya ada kurang lebih satu meter lebarnya buat pijakan ia membersihkan kaca. Lalu orang itu, bertanya kepada si pembersih kaca, "wah bapak berani ya, membersihkan kaca dari luar, apa tidak takut pak?" Jawab bapak itu sambil membersihkan kaca, "semua pekerjaan pasti ada resikonya mas, tinggal kita berani mau melangkah/melompati zona kenyamanan kita, sayapun bisa membersihkan kaca dari dalam saja mas tidak perlu melompat ke luar jendela dan menantang maut. Tetapi hasilnya langit biru yang cerah itu tidak akan tampak benar-benar cerah dari dalam gedung ini" Kata-kata bapak pembersih kaca tadi mengendap dalam pikirannya, sambil ia menunggu giliran tes wawancara.
-siGal-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar