Jumat, 30 September 2011
aku lagi tersesat
jangan ikuti aku, aku juga lagi tersesat
akibat aku berjalan terlalu cepat
rasanya ingin seperti anak panah yang melesat
tak menghiraukan orang yang memberikan nasehat
tak melihat penunjuk arah yang jelas terlihat
semua pegangan hidup hanya rapi terlipat
akibatnya aku sekarang tersesat
kini aku hanya diam di tempat
mencoba belajar dari pengalaman yang didapat
mencoba kembali membuka peta kehidupan yang telah lama terlipat
kutemukan diriku jauh tersesat
kupelankan langkah kaki tuk mencari petunjuk yang mulai tak terlihat
walaupun harus meraba-raba akibat malam yang mulai pekat
aku bersyukur karena aku belum terlambat
biarlah kini ku singkirkan hal-hal sering menghambat
hati-hati melangkah agar tak kembali terjerat
walaupun harus kembali menapaki jalan yang begitu berat
namun aku harus tetap kembali semangat
tak ada waktu lagi, saatnya berangkat
kini kita sama-sama dekat
biarlah aku selalu terikat
agar aku tak kembali tersesat
berjalan bersamaMu pasti ku mendapatkan berkat dan rahmat
walaupun dunia ini bisa kiamat
namun kasihMu padaku tak akan pernah tamat
terima kasih Sahabat
karena telah mengingatkan bahwa aku telah tersesat
Label:
puisi
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Kamis, 29 September 2011
ssst...jangan berisik
terdengar suara kegaduhan didalam kesunyian
aneh, padahal tak satupun mereka semua berbicara
tak satupun bunyi-bunyian terdengar
binatang malampun tak mengeluarkan suara sedikitpun
tetapi entah kenapa suara kegaduhan semakin terdengar jelas
kupastikan lagi kupandang mereka satu persatu
mereka juga tak banyak bersuara
lantas suara gaduh mana yang terdengar?
aku mencoba diam...
mencari dimana suara gaduh itu berasal
kutemukan asal suara itu
kudekati...dan semakin lama suara itu semakin jelas
semakin jelas terdengar...
kucoba terka suara apa yang dari tadi terdengar sangat gaduh...
ternyata oh ternyata suara cacing yang ada di dalam perutku
aku baru sadar sejak tadi siang perut ini belum terisi...
maafkan teman karena telah membuat kegaduhan di malam ini...
Label:
coretan singkat
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Rabu, 28 September 2011
Terima kasih
Terima kasih atas segala anugerahMu yang boleh aku terima hari ini
Engkau telah memberikan kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan
RahmatMu tak pernah berhenti sedetikpun
Indah setiap apa yang Engkau berikan kepadaku
Makanan dan minuman boleh kami santap di hari ini
Anugerah yang Engkau berikan, rasanya belum aku maksimalkan di hari ini
KasihMu kepadaku tak pernah berpaling sedetikpun
Andaikan ku menjauh Engkau senantiasa mendekatiku
Setia selalu menemaniku disaat ku terjatuh
Indah saat Engkau menjadikan segala sesuatu tepat pada waktunya
Hanya dekat denganMu malam ini, jiwa ku merasa damai dan tentram
Label:
renunganku
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
menghantar senja
langkah senja berlalu begitu cepat
rasanya seperti dikejar malam
tak kan ada malam jika tak ada senja
langit dari yang terang benderang
lambat laun menjadi temaram dan akhirnya gelap
senja yang menghubungkan sore dan malam
senja yang berperan mengantar semua aktivitas makhluk hidup untuk memasuki malam
cahaya senja yang syahdu tak membuat mata menjadi silau
senja menentramkan mata kita supaya tak kaget memasuki gelapnya malam
tak banyak orang menyadari akan indahnya senja hari
tak banyak orang menghantarkan mentari tenggelam di ufuk barat
Label:
coretan singkat
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Selasa, 27 September 2011
Belajar menjadi seperti bubuk kopi
Ada seorang pemuda yang suka mengeluh jika sedang mengalami kesusahan dan penderitaan dalam hidupnya. Suatu kali ketika sedang mengalami kesusahan dalam hidupnya, ia pergi menjumpai seorang "Guru." Ketika bertemu dengan sang guru, si pemuda tersebut mengeluh betapa hidupnya tidak dikasihi Tuhan. Karena Tuhan sepertinya memberi kepadanya suatu ujian dan membiarkan dirinya jatuh dalam berbagai cobaan. Sang guru lalu mengambil beberapa benda. Benda yang pertama, sebutir telur ayam yang mentah. Benda kedua, sebuah kentang mentah, dan benda ketiga sebungkus bubuk kopi. Lalu sang gurus itu merebus air sampai mendidih.
Ketika air mendidih, sang guru berkata : "hey pemuda lihatlah, ketika telur ini mentah maka kulitnya tidak tahan benturan. Dan ketika ia terbentur maka cairan yang didalam cangkang akan meleleh dan tumpah. Lalu guru tadi mengambil telur dan merebusnya. Ia melanjutkan keterangannya. "Sekarang setelah ia direbus dan matang, kulitnya tetap mudah pecah bahkan ada yang retak-retak. Namun, isinya tidak lagi tumpah karena sudah menjadi kenyal yang biasa kita sebut telur rebus.
Diambilnya kentang mentah oleh sang guru dan merebusnya. Lalu setelah matang, guru tadi menjelaskan. "Kentang sewaktu matang keras, kita tidak mungkin untuk menekannya dengan jari-jari kita untuk membelahnya, untuk memecah-mecahnya. Tetapi ketika kentang menjadi matang, maka sangat mudah bagi kita untuk menghancurkan kentang itu."
Diambilnya bubuk kopi, sang guru lalu menyeduhnya dengan air yang mendidih, lalu berkata : "Sebelum diseduh dengan air panas, kopi ini tidak mengeluarkan aroma yang harum. Tetapi sesudah diseduh dengan air mendidih, bubuk kopi ini malah mengeluarkan aroma yang harum dan memancing selera orang-orang sekitarnya."
Pemuda yang senang mengeluh tadi bertanya : "Apa arti semuanya ini guru?" Dengan suara lembut, guru tadi menjawab : "Manusia itu dilambangkan dengan ketiga benda tadi yaitu telur, kentang dan bubuk kopi. Sedangkan air mendidih adalah berbagai ujian dan pencobaan dalam hidup manusia. Ada manusia yang seperti telur, ketika dia tidak dalam pencobaan, dirinya seperti cairan telur yang didalam cangkangnya. Hatinya masih cair dan masih mau menerima pandangan orang, dan bahkan mau menerima sabda Tuhan. Tetapi setelah dia masuk dalam ujian dan pencobaan, hatinya berubah dari yang cair menjadi membeku. Dirinya tidak lagi mau menerima nasehat, bahkan tidak mau lagi menerima sabda Tuhan. Hatinya benar-benar membeku untuk itu semua."
"Ada manusia yang seperti kentang. Sebelum orang itu masuk dalam ujian dan pencobaan, dia adalah orang yang kuat dalam beragama, kuat dalam bertuhan. Namun, setelah ia masuk dalam ujian dan pencobaan, maka segala kekuatannya beragama, kekuatannya dalam bertuhan menjadi susut dan ia menjadi lemah rohaninya, lemah dalam imannya, lemah dalam kepercayaannya kepada Tuhan."
"Namun ada orang yang seperti bubuk kopi. Sebelum orang itu masuk dalam ujian dan pencobaan, dia adalah orang yang biasa-biasa saja. Baik dalam iman, kerohaniannya. Namun, setelah ia masuk dalam ujian dan pencobaan, maka imannya akan bertumbuh, kerohaniannya semakin berkembang. Ia semakin menjadi orang yang semakin dekat dengan Tuhan. Sehingga ia seperti bubuk kopi yang harum bagi orang-orang yang disekitarnya. Kehidupannya akan menjadi kesaksian yang baik bagi orang-orang sekelilingnya. Bahwa Tuhan itu begitu mengasihi setiap orang, Tuhan begitu peduli kepada setiap anak-anak-Nya. Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya, meskipun anak-anak-Nya sering meninggalkan Dia."
Lalu guru tadi menutup wejangannya dengan berkata, " hendaknya kamu belajar dari cerita tadi. Janganlah menjadi orang yang seperti telur ayam itu, atau menjadi kentang mentah tadi. Tetapi harus belajar menjadi seperti bubuk kopi tersebut."
Bagaimana dengan diri kita? Apakah dalam menghadapi ujian dan pencobaan dalam hidup ini, iman kita, kerohanian kita, kepercayaan kita kepada Tuhan semakin kuat? Ataukah semakin lemah? Belajarlah menjadi seperti bubuk kopi.....
Label:
cerita bijak
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Sabtu, 24 September 2011
malam semakin larut
malam semakin larut
suara jangkrik saling bersaut
bintang dan bulan saling bertaut
air lautpun juga sudah surut
malam semakin larut
mencoba menenangkan jiwa yang lagi carut marut
pikiran yang lagi semrawut
rasanya urat syaraf minta diurut
biar esok hari bangun tak lagi cemberut
malam terus semakin larut
dinginnya malam bak gayung yang disambut
nyamuk-nyamuk pada saling berebut
langsung saja tarik ini selimut
malam terus semakin larut
namun sayang terganggu dengan bunyi cacing di perut
untung masih ada dodol garut
langsung masuk aja tuh dodol ke mulut
tak peduli walaupun banyak semut
yang penting cukup mengganjal ini perut
Label:
puisi
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Buat orang kolot
buat kamu yang pikirannya kolot
selalu berbeda pendapat dengan cara yang alot
usulan dan kritik orang tak ditanggapi bagai orang yang bolot
jika tak sesuai dengan pendapatnya selalu saja nyolot
bagi yang merasa kolot
jangan membuat kami tambah melotot
jangan sampai kita jadi beradu otot
sudah cukup kepala ini cekat-cekot
hey kalian yang kolot
apakah otak kalian tak pernah mencolot?
hanya berpikir disitu-situ saja bagai air kencing dalam pispot
bagai tanaman yang hidup di dalam pot
liat tuh akibat terlalu kolot
pipi-pipimu sudah mulai kempot
tubuhmu lambat laun juga sudah mulai reyot
ibaratnya sudah seperti jenglot
dulu kamu sering menyorot
namun kini justru sering kena semprot
hu...dasar orang kolot
selalu saja bikin repot
tuh...benerin dulu celanamu yang mulai melorot
Label:
puisi
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Jumat, 23 September 2011
Maaf, aku lagi sibuk!
Maaf aku lagi sibuk dengan diriku sendiri, jadi jangan sekali-kali ganggu aku!
Maaf aku bener-bener sibuk dengan urusanku sendiri, jadi kamu cari yang lain saja!
Maaf aku lagi sibuk dengan hobi dan kesukaanku, jadi lain kali saja aku bisa membantumu!
Maaf aku lagi tak mau diganggu, aku lagi bersenang-senang dengan teman-temanku, jadi menyingkirlah dariku!
Lalu satu persatu menyingkirlah orang-orang yang lagi butuh bantuan, mulai mundurlah sebuah keadaan, mulai matilah sebuah organisasi, mulai matilah kepekaan dan kepedulian sosial. Semua telah sibuk dengan dirinya sendiri. Asal kepentingan dan kesenangan pribadi terpenuhi, tak peduli dan masa bodoh dengan apa yang terjadi di luar. Tak peduli apa yang lagi terjadi dan lagi dirasakan orang-orang di sekitar kita.
Rumah-rumah boleh saling berdekatan, tetapi ironis tak pernah saling sapa.
Banyak yang berpendidikan tinggi, tetapi sayang perilakunya semakin angkuh.
Banyak orang pinter, tetapi sayang kepintarannya hanya untuk diri sendiri
Banyak orang yang berkuasa, namun sayang kekuasaannya untuk menindas yang lemah.
Banyak orang kaya, namun sayang kekayaannya sering menjadikan mereka sombong.
Saling sapa mereka tak sempat. Baru setelah mereka butuh, baru menyapa.
Jika ditanya selalu saja menjawab, "maaf aku sibuk..!"
Label:
coretan singkat
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Kamis, 22 September 2011
Mencoba tetap setia
tetap berusaha teguh
dikala yang lainnya mulai rapuh
dikala yang lain sudah merasa jenuh
disaat yang lain mulai luluh
walaupun perjalanan ini masih terasa jauh
berusaha terus untuk tetap setia
walaupun sudah banyak yang mengingkari janji mulia
janji untuk terus setia di dunia
hingga Kau dapati aku tetap setia
tetap menjadi diri sendiri
walaupun terasa ditinggal sendiri
jangan mudah merasa iri
karena semua itu Dia yang memberi
entah sampai kapan bisa bertahan
ditengah berbagai macam cobaan
ditengah berbagai macam tawaran
jika tak kuat menahan godaan
bobolah ini pertahanan
ujian kesetiaan memang tak mudah
banyak yang menyerah
dan banyak yang kalah
tetapi ada juga yang tak goyah
walaupun dengan susah payah
dan usaha yang pantang menyerah
Label:
puisi
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Aku, kopi dan teh
Kopi dan Teh, rasanya tak pernah melewatkan hari dengan keduanya.
Terkadang pagi hari minum kopi, siang atau sorenya minum teh tubruk.
Atau kebalikannya pagi minum teh panas, siang atau malamnya baru minum kopi.
Rasanya tiap hari tak pernah lepas dari kedua minuman itu.
Yang satu berwarna coklat, yang satu berwarna hitam.
Paling enak diminum waktu masih panas.
Eits tak mudah untuk membuat ke dua minuman itu sesuai dengan seleraku.
Syaratnya air buat menyeduh kedua minuman tersebut harus langsung dari air yang barusan masak.
Sehari tanpa melewatkan mereka berdua rasanya ada yang kurang.
Entah apa yang terjadi didalam tubuh ini, pertempuran antara kopi dan teh siapa yang akhirnya menang?
Batas atara kecanduan dan kesukaan minum teh dan kopi apa bedanya sih?
Semoga hanya 1 kali minum teh, dan 1 kali minum kopi dalam satu hari tak dibilang kecanduan.
Lagian juga semua tergantung pada persediaan isi toples.
Kalau kopi dalam toples habis dan belum sempat beli ya mau tak mau minum teh yang selalu ada.
Namun tetap saja godaan minum kopi selalu ada...
Dan itu yang menyebabkan, aku buru-buru beli kopi.
Walaupun hanya di warung terdekat, asal ada kopi pasti kubeli.
Lalu aku berpikir sudah segitukah aku keranjingan dengan kopi?
Semoga saja kopi dan teh mau akur di dalam tubuhku ini.
Ditulis sambil minum kopi panas di pagi hari
Label:
coretan singkat
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Rabu, 21 September 2011
Hal yang memberatkan dan hal yang meringankan
Melihat tayangan televisi yang lagi menayangkan pembacaan vonis hukuman bagi para terdakwa kasus korupsi siang ini, membuat aku berpikir. Ada yang sudah menjadi ciri-ciri kas, menjelang hakim membacakan vonisnya apakah tersangka terbukti bersalah atau tidak. Jika ternyata tak bersalah maka akan terhindar dari hukuman. Namun jika terbukti secara sah dan menyakinkan secara hukum, maka akan menerima hukuman sesuai dengan keputusan majelis hakim. Sebelum vonis berapa tahun dipenjara selalu ada kata-kata, hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan.
Sebuah kalimat yang menyatakan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan terdakwa. Biasanya hal-hal yang memberatkan dalam kasus korupsi sering dinyatakan tindakan dari terdakwa itu kontraproduktif dengan apa yang dicanangkan oleh pemerintah mengenai pemberantasan korupsi. Hal yang meringankan biasanya tersangka berkelakuan baik selama di pengadilan, belum pernah di penjara, atau tersangka masih muda dan masih punya kesempatan untuk memperbaikinya.
Pikiranku jadi melayang jauh, apakah kelak ketika aku menghadapi "Pengandilan yang terakhir" apakah sang "Hakim Agung" akan mengatakan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan? Apakah aku juga akan sama duduk diam di kursi, sambil mendengarkan sang Hakim Agung membacakan satu persatu hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan sambil tertunduk lesu? Banyakan mana hal-hal yang memberatkan ataukah hal-hal yang meringankan? Memang pengadilan Tuhan itu berbeda dengan pengadilan manusia. Di bumi mungkin hakim dapat salah mengambil keputusan, tetapi tidak untuk pengadilan terakhir. Semuanya telah tercatat dan tersusun rapi. Mata kasihNya tak pernah salah dalam membaca perjalanan hidup manusia.
Lalu tiba saatnya dibacakan deretan hal-hal yang memberatkan dengan jumlah yang tak terhitung, salah satunya mengulang-ngulang dosa yang sama, tak mendukung gerakan cinta kasih yang sudah lama digalakan, usia masih muda tetapi sudah banyak pelanggaran yang dibuat. Masih banyak lagi hal-hal yang memberatkan dan membuatku lemas rasanya tak ingin lagi kudengar. Pikiran sudah kemana-mana.
Kini tibalah dibacakan hal-hal yang meringankan. Lalu kataNya, "Taukah kamu hal-hal yang meringankan mu jumlahNya tak lebih dari lima." Tambah lemaslah aku. Namun kataNya, "Walau dosa dan pelanggaranmu banyak, namun berkat kerahimanKU, berkat belas kasihKU kepadamu, Aku menghapuskan segalah hal-hal yang memberatkanmu, kini masuklah ke dalam Rumah BapaKU"
Terima kasih Tuhan karena Engkau sungguh Maharahim.
Label:
cerita hari itu
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Selasa, 20 September 2011
Lukaku itu memang bukan lukamu
Lukaku ini memang bukanlah lukamu.
Sakitnya luka ini memang tak dapat diungkapkan.
Perihnya luka ini tak dapat digambarkan.
Walaupun kamu mengatakan aku tau rasa sakit yang kamu alami.
Namun tetap saja luka yang kualami ini sungguh perih.
Hiburanmu memang tak dapat sepenuhnya menghiburku.
Mungkin diammu tuk sementara adalah penghiburanku.
Walaupun kita hanya terdiam satu sama lain, namun aku tahu engkau begitu peduli denganku.
Saat ini tak ada yang mampu menyelami luka ku ini.
Tidak juga dengan kamu.
Karena lukaku ini bisa sembuh oleh diriku sendiri.
Aku sadar bahwa menjauhi luka hanyalah akan memperpanjang rasa sakit ini.
Namun menyembuhkan luka, justru mau masuk dan merasakan sakitnya luka ini.
Ya...walaupun awalnya sangat berat dan begitu menyakitkan.
Menyembuhkan perlahan demi perlahan bagian yang terluka.
Disaat aku terus menyembuhkan luka ini, kehadiranmu sangat aku harapkan.
Label:
rapuh
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Air mata kebahagiaan dari orang yang tak tau diri
Bila ku lihat apa yang Kau perbuat dalam hidupku, hanya air mata yang akan senantiasa mengalir.
Air mata kebahagiaan tanda suka cita.
Kau buat sejak aku dari kandungan, hingga kini ku beranjak dewasa.
Entah tak terhitung anugerah yang boleh aku terima sampai detik ini.
Semua yang Kau berikan semuanya berarti bagiku.
Walaupun terkadang terasa menyesakan, atau menyakitkan.
Namun aku yakin semuanya itu yang terbaik untukku.
Ketika aku jatuh, Engkau senantiasa mengangkatku.
Walaupun aku berulang-ulang melakukan dosa yang sama, Engkau tetap sabar menanti tobatku.
Tak sekalipun Engkau meninggalkanku, dalam menempuh perjalanan ini.
Namun justru aku lah yang sering melupakan keberdaanMu.
Maafkan aku Tuhan, yang terkadang tak tahu diri.
Label:
renunganku
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Senin, 19 September 2011
Seplastik kentang
Pada suatu hari sang guru memberikan perintah kepada murid-muridnya. Perintahnya esok hari para murid disuruh membawa kentang yang sudah dimasak. Kentang itu harap dimasukan dalam tas plastik dan diikatkan dalam pinggang para murid. Keesokan harinya para murid melakukan apa yang diperintahkan oleh sang guru. Sang guru lalu bertanya pada para murid, "apakah semua pinggang tlah berikat kentang? Ingat tiap kali kalian berangkat ke sekolah, kalian harus tetap mengikatkan kentang dalam pinggang kalian. Dan kentang yang terikat haruslah kentang yang sama waktu awal mulai dipasang, tak boleh diganti dengan yang baru."
Para muridpun hanya mengangguk-angguk tanda setuju, namun mereka tak tahu apa maksud guru memberikan perintah itu. Sehari...dua hari para murid masih menuruti perintah sang guru. Pada hari ketiga ketika masuk ke kelas, para murid mulai menutup hidup. Mulai tercium bau yang tak enak yang ditimbulkan dari kentang yang mulai membusuk. Semua murid saling menyalahkan kentang yang mereka bawa. Kentangmu itu yang bau busuk, bukan itu kentangmu. Saling ejekpun terjadi hingga sang guru masuk ke dalam kelas. Anak-anaku di hari ketiga ini, apakah ada yang berbeda dengan kentang yang kalian bawa? Anak-anakpun menjawab, iya dikelas ini sudah mulai tercium bau busuk dari kentang-kentang yang kita bawa, saut salah satu murid. Sang guru bertanya lagi, "Apakah kalian masih sanggup untuk membawa kentang yang kalian bawa selama satu minggu lagi atau satu bulan lagi?" para murid serentak menjawab, "Tidak...!"
Murid-muridku, kentang yang kalian bawa itu ibarat sebuah kesalahan yang kita lakukan kepada sesama, seperti menyakiti teman, masih memiliki dendam dengan sesama. Perasaan pendendam, belum bisa memberi pengampunan kepada sesama, belum berani minta maaf kepada orang yang pernah kita sakiti, lambat laun akan seperti kentang yang kita bawa. Kentang itu akan membusuk dan akan mempengaruhi diri kita dan orang-orang disekitar kita. Sekarang kalian tahu, betapa baunya kentang yang sudah 3 hari kita bawa. Jika hari ini murid-muridku masih punya dendam dengan sesama, belum mau mengampuni dan memberi pengampunan teman yang bersalah. Lekaslah sambil menanggalkan kentang yang kalian bawa, minta maaflah segera kepada teman yang pernah kita sakiti. Jangan biarkan hati kita terus membusuk seperti kentang.
-siGal-
Para muridpun hanya mengangguk-angguk tanda setuju, namun mereka tak tahu apa maksud guru memberikan perintah itu. Sehari...dua hari para murid masih menuruti perintah sang guru. Pada hari ketiga ketika masuk ke kelas, para murid mulai menutup hidup. Mulai tercium bau yang tak enak yang ditimbulkan dari kentang yang mulai membusuk. Semua murid saling menyalahkan kentang yang mereka bawa. Kentangmu itu yang bau busuk, bukan itu kentangmu. Saling ejekpun terjadi hingga sang guru masuk ke dalam kelas. Anak-anaku di hari ketiga ini, apakah ada yang berbeda dengan kentang yang kalian bawa? Anak-anakpun menjawab, iya dikelas ini sudah mulai tercium bau busuk dari kentang-kentang yang kita bawa, saut salah satu murid. Sang guru bertanya lagi, "Apakah kalian masih sanggup untuk membawa kentang yang kalian bawa selama satu minggu lagi atau satu bulan lagi?" para murid serentak menjawab, "Tidak...!"
Murid-muridku, kentang yang kalian bawa itu ibarat sebuah kesalahan yang kita lakukan kepada sesama, seperti menyakiti teman, masih memiliki dendam dengan sesama. Perasaan pendendam, belum bisa memberi pengampunan kepada sesama, belum berani minta maaf kepada orang yang pernah kita sakiti, lambat laun akan seperti kentang yang kita bawa. Kentang itu akan membusuk dan akan mempengaruhi diri kita dan orang-orang disekitar kita. Sekarang kalian tahu, betapa baunya kentang yang sudah 3 hari kita bawa. Jika hari ini murid-muridku masih punya dendam dengan sesama, belum mau mengampuni dan memberi pengampunan teman yang bersalah. Lekaslah sambil menanggalkan kentang yang kalian bawa, minta maaflah segera kepada teman yang pernah kita sakiti. Jangan biarkan hati kita terus membusuk seperti kentang.
-siGal-
Label:
cerita bijak
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Minggu, 18 September 2011
Ada sebuah nada yang hilang
Ada sebuah nada yang terasa hilang dalam lagu ini
Lagunya berasa sumbang didengar
Dinyanyikan terasa tak enak
Mencoba ditutupi dengan musik yang lain tetap saja tak nyaman
Bukan masalah sepotong nada yang hilang?
atau segores tulisan pena yang tak kelihatan?
Melainkan arti sebuah kehadiran
Kehadiran sebuah nada yang mampu merangkai sebuah lagu terdengar indah
Sebuah nada yang mampu merangkai dan menjembatani nada yang satu dengan nada yang lain
Nada itu memang hilang atau memang sengaja menghilang?
Nada itu terhapus atau memang sengaja dihapus?
Menjadi perhatian jika sudah ada yang hilang.
Rasa sesal ketika sudah pergi
Kehadirannya selama ini merasa tak diperhatikan
Keberadaanya merasa diacuhkan, disepelekan
Baru setelah ada yang pergi dan hilang baru semua sibuk mencari
Kehadiranku...kehadiranmu...kehadiran kita semua punya arti tersendiri
Semua punya arti dan peran tersendiri
Masing-masing bertautan dan membentuk sebuah harmoni tersendiri
Ada sebuah harmoni yang hilang jika ada sebuah nada yang hilang
Mampukah kita mencari nada yang hilang itu?
Atau malah justru kita sendiri nada yang hilang itu?
Label:
renunganku
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Tertatih-tatih
Tertatih-tatih sudah langkahku menaiki sebuah tangga kehidupan
Tersengal-sengal nafas ini, rasanya mau habis saja
Menatap sebuah ujung tangga, yang rasanya tak berujung
Mau mencoba kembali dan turun tangga rasanya tak mungkin
Mungkin saat ini waktu yang tepat tuk istirahat
Mengembalikan nafas yang mulai kembang kempis
Kaki yang mulai lunglai
Pandangan mata yang mulai kabur
Beristirahat...dan mencoba memulihkan keadaan
Menenangkan pikiran, menata hati serta emosi
Memantapkan lagi tujuan yang akan dicapai
Entah berapa lama langkah ini terhenti di tangga kehidupan
Memaksakan diri terus melangkah bukanlah hal yang baik
Namun istirahat yang terlalu lama juga bukanlah hal yang baik
Perjalanan tangga kehidupan masih panjang tuk dilewati
Setapak demi setapak tetaplah terus melangkah
Janganlah iri ketika melihat yang lain mampu menaiki tangga dengan cepat
Jangan pula sakit hati ketika orang lain melewati mu
Yakin dengan kemampuan yang kita punya dengan tetap terus melangkah
Walaupun saat ini lagi tertatih-tatih tak ada salahnya tuk beristirahat
Label:
renunganku
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Sabtu, 17 September 2011
Buat yang lagi bertengkar
Pikiranku itu bukan pikiranmu dan pikiranmu bukanlah pikiranku.
Jadi apa yang kamu pikirkan itu baik, belum tentu baik bagiku.
Ketika aku melihat kamu tak sejalan denganku sungguh sangatlah wajar.
Janganlah coba-coba memaksa mereka, untuk selalu menuruti alur pemiikiranmu.
Ingat pemikiranku walau itu baik, belum tentu baik bagi mereka juga.
Sampai kapan mau terus memaksakan mereka menuruti semua perintahmu?
Jika mereka tak mau, hanyalah amarah yang ada padamu.
Siapa kamu yang dapat sewenang-wenang menilai orang lain?
Apakah kamu tak mau mengalah dengan egomu?
Memang aku, kamu terkadang merasa hebat.
Kehebatan, kepintaran yang sering membuat kita pecah.
Ya...biasanya hanya masalah kecil.
Masalah sepele, namun tak mudah mengalahkan sebuah ego.
Cobalah tuk sekedar undur diri
Lihat diri kita sendiri
Apakah kita lebih mudah melihat selumbar kayu dalam mata orang lain?
Padahal terdapat gajah dipelupuk mata kita sendiri.
Menunjuk orang itu lebih mudah daripada menunjuk diri sendiri.
Ingatlah waktu kita kecil dulu.
Walaupun kita sering bertengkar, berkelahi dan tak jarang saling musuhan
Namun semuanya tak berlangsung lama.
Tawa dan canda langsung menghiasi setelah tangis memecah.
Waktu anak-anak kita tak pernah mendendam.
Namun kenapa ketika pemikiran kita yang katanya sudah dewasa, malah sering kalah dengan pemikiran anak-anak?
Ego...gengsi...harga dirikah, yang membuat kita tak mau mengalah?
Sikap mengalah yang mau menghargai dan mau memaafkan.
Seperti nampak pada tokoh Bapak yang mau menerima kembali anak bungsu yang telah pulang ke rumah.
Setelah si bungsu menghabiskan harta warisan bapaknya untuk foya-foya.
Di jaman ini memang lebih banyak figur anak yang sulung daripada figur bapak.
Anak sulung yang merasa paling benar sendiri, paling berhak sendiri.
Melihat kesalahan "si bungsu" / orang lain justru malah membuat jarak dengan mencela, menceritakan pada orang lain.
Bukannya berlari mendekati dan memberi pengampunan serta memberi tahu jalan yang baik.
Entah berapa banyak lagi perumpamaan, kisah ataupun cerita yang dapat menyadarkan kita untuk mengalahkan ego kita sendiri.
Label:
cerita hari itu
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Jumat, 16 September 2011
jiwa yang mulai surut
ketika kulihat semangatmu mulai surut
melihat keadaanmu yang terasa semrawut
tak ada senyum tersisa yang ada hanyalah muka cemberut
semangatmu yang dulu ada serasa tlah larut
semangatmu mulai meredup
ku lihat tak ada lagi semangat buat hidup
tak tampak lagi semangatmu yang meletup-letup
mungkinkah semangatmu tlah tertutup?
ku tanya kenapa semangatmu mulai luluh?
apakah kamu merasa jenuh?
ataukah kamu sudah malas untuk keluar setetes peluh?
walaupun terasa berat tetap nyalakanlah sebuah suluh
suluh yang melambangkan sebuah harapan
karena itulah yang menjadi pijakanmu tuk menggapai masa depan
walaupun sekarang kamu tak jadi yang terdepan
namun aku yakin kamu akan menjadi orang yang mapan
tak ingin kulihat kamu terus bersedih
walau mungkin hatimu terasa pedih
walau batu besar terasa menindih
namun janganlah hatimu terus mendidih
senyum dan tawamu kini sungguh kurindukan
semoga malam ini kesedihanmu tlah tergantikan
semoga semangatmu yang redup tlah kembali dipulihkan
tak dapat yang kubantu hanyalah sebuah doa yang dapat kupanjatkan
Label:
puisi
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Kamis, 15 September 2011
"Maaf ikan, air danauku telah mengering"
Maaf ikan, air di danauku telah kering. Tak ada setetes air di danauku. Padahal musim kemarau rasanya baru 4 bulan, namun cadangan air di danau ku telah habis. Aku begitu sedih, ingin membantu namun apalah daya aku tak bisa. Sedih rasanya melihat ikan-ikan pada mati satu persatu. Melihat hewan-hewan tak bisa lagi meminum air di danau ini. Biota-biota di bawah danau rasanya tak ada yang tersisa. Semuanya telah kering dan telah hancur.
Melihat manusia yang pulang dengan tangan hampa dengan menjinjing ember-ember kosong, pergi meninggalkan danau tanpa hasil. Pergi dan berjalan jauh berharap pencarian di tempat lain menemukan hasil. Mahalnya air yang dijual oleh pihak swasta rasanya tak mampu dijangkau. Mengharapkan bantuan dari pemerintah mesti harus bersabar.
Terkadang masih kulihat manusia yang rela mengais-ngais dasar danau ini, untuk berharap ada air danau yang masih tersisa. Dasar danau ini tanahnya sudah terlihat retak-retak. Panasnya mentari telah memaksa tanah ini terus bergerak. Air hujan belum turun juga. Menurut perkiraan harus menunggu satu bulan lagi baru masuk musim penghujan. Bagiku aku dapat menunggu, namun bagi manusia, hewan dan tumbuhan yang mengandalkan air dari danauku apakah mampu menunggu?
Bukan hanya di tempat ini saja terjadi krisis air. Ternyata di daerah-daerah lain juga mengalami krisis air. Air sumur mulai menyusut, aliran sungai-sungai mulai kecil, danau-danau mulai kering. Musim kemarau rasanya belum berkepanjangan. Namun semuanya sudah pada kelabakan. Kita tak tahu apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Perubahan tata guna lahan yang sembarangan telah memaksa terjadi perubahan iklim dunia yang drastis. Sudah siapkah kita dengan perubahan iklim dunia, yang tak menentu ini?
Semakin banyak hutan-hutan gundul, pepohonan di sekitar danau semakin tak terlihat, bukit-bukit banyak yang dipotong dan dibelah buat akses jalan, pembangunan gedung dan perumahan yang semakin menjamur dimana-mana. Debit air di waduk yang mulai menyusut yang berakibat terhambatnya pasokan listrik. Apakah kita telah benar-benar siap, jika sewaktu-waktu terjadi musim kemarau yang berkepanjangan?
Label:
coretan singkat
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Rabu, 14 September 2011
Sepi namun tak sendiri
krik...krik...krik...suara jangkrik mulai terdengar
seiring dengan senja hari yang mulai memudar
tak terasa kulit tubuh tlah lama terpapar
tak ada tenaga bagai hiu yang lagi terdampar
selalu ada akhir di setiap hari
walau esok hari mesti berlari-lari
tuk kembali mengejar matahari
biarlah kesusahan yang kualami cukup ini hari
biarlah raga ini tuk kembali menyepi
tak mau terusik bagai di laut tepi
walau begitu jangan sampai terbunuh sepi
ada sahabat yang menemani bak nyala api
sungguh mengenakan suasana di desa
hiruk pikuk kebisingan kota tak terasa
ingin segera mengumpulkan kepingan asa
biar esok hari tak lagi berputus asa
Label:
puisi
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Selasa, 13 September 2011
Aku lagi jenuh!
Ketika aku mulai jenuh.
Aku mulai sering mengeluh.
Sudah kayak sapi yang melenguh.
Setiap detik semangat semakin luluh
Mencoba mengusir kejenuhan.
Dengan mencari peneguhan.
Berharap ada sebuah perubahan.
Ingin segera rasa jenuh ini hilang dengan perlahan.
Rasa jenuh memang tak enak.
Bikin tidur berasa tak nyenyak.
Maklumlah rasa jenuh masih berterbangan dibenak.
Walau dipaksa rasa jenuh ini terasa tak mau melunak.
Tak ingin larut semakin dalam.
Ingin segera rasa ini hilang ditelan malam.
Memang rasa jenuh tak selamanya kelam.
Yang penting semangat ini tak ikut tenggelam.
Malam ini ingin segera kulepas rasa jenuh ini.
Label:
puisi
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Senin, 12 September 2011
Andaikan bunga mawar tak berduri
Andaikata bunga mawar itu tak berduri, mungkin akan semakin banyak orang memetiknya.
Bunga mawar memiliki duri agar tiap orang tak mudah mencampakkannya.
Duri-duri itu tahu bahwa bunga mawar sangat rapuh, dan mudah terkoyak.
Dengan duri di tangkainya tak sembarangan orang bisa mencabutnya, tak sembarang hewan bisa merusaknya.
Bunga yang membawa keharuman dan keindahan, serta duri tajam yang terkadang membawa luka yang dalam.
Namun keduanya dapat berpadu oleh hijaunya daun dan kelopak bunga, serasa membawa keharmonian tersendiri.
Warna hijau yang membawa kesejukan. Bagi yang sedang terluka oleh durinya, lihatlah warna hijau dari batang, tangkai sampai kelopak bunganya.
Semuanya tanpa disadari menjadi satu bagian.
Duri-duri tajam ada dalam bagian keindahan.
Begitupula bagi yang sedang menikmati keindahan dan keharuman bunganya.
Jangan sampai lupa melihat ke bagian batang bunga, disitu ada banyak duri-duri tajam.
Duri dan bunga yang tak bisa dipisahkan sejak dari asalnya.
Namun mereka tetap disatukan oleh sejuknya warna dahan, kelopak bunga, dan hijaunya tangkai bunga.
Jika kita benar-benar mencintai, harus siap kita terluka olehnya.
Namun jika terluka, lekaslah lihat hijaunya daun, tangkai bunganya yang akan membawa kesejukan dan penyembuhan.
Ingatlah masih banyak bunga mawar lain di tangkai yang lain juga.
Label:
renunganku
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Minggu, 11 September 2011
Ketika cahayaku mulai meredup
Ketika cahayaku sudah mulai meredup.
Ibarat sebuah senyum yang mulai mengatup.
Ibarat hati yang mulai tertutup.
Seperti tangan yang mulai menelungkup.
Lambat laun cahaya akan meredup dan akhirnya mati.
Cahaya yang telah diberi semoga selalu disimpan di hati.
Cahayanya serasa tak dapat terganti.
Hanya ucapan terima kasih dan rasa simpati.
Menyadari diri bahwa belum saatnya meredup kala usia masih muda.
Redup dikarenakan sering menunda-nunda.
Redup dan padam karena sering melupakan nasehat bunda.
Semua telah padam dan tak ada lagi canda.
Kini ketika semangat mulai surut
Jangan biarkan masalah terus berlarut.
Salah ambil jalan malah jadi carut marut.
Ibarat mengurai sebuah benang yang telah kusut.
Mulai meredup karena lelah atau memang sudah waktunya?
Jika belum saatnya meredup, jangan biarkan padam sinarnya.
Aku, kamu masih bisa terus bercahaya.
Hembusan angin tak kan menyurutkan kita bercahaya tuk selamanya.
Label:
puisi
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Hidup kita ibarat bak...
Nama bak itu enak dimakan dan disukai oleh banyak orang, jika diikuti dengan kata seperti, mie, moei, so dan wan.
Bak mie ; Bak mie masih bisa diembel-embeli lagi dengan bak mie goreng, bak mie godhong, bak mie nyemek.
Bak moei ; bak moei merupakan makanan yang fleksibel jika digunakan sebagai menu dalam sebuah pertemuan. Jika yang datang banyak, irisan daging ayam, potongan tahu dapat dikurangi, tetapi jika yang datang sedikit irisan daging ayam dan potongan tahu dapat diperbanyak. Asal kuahnya enak plus ada lempeng dan sambel kecap dijamin laris manis.
Bak so ; siapa yang tak kenal dengan makanan itu. Berbagai variasi dilakukan untuk memikat hati pembeli seperti bakso tenis, bakso tomat, bakso daging ayam dan masih banyak lagi.
Bak wan ; makanan kecil yang bisa disajikan di angkringan, warteg dan penjual gorengan. Biasanya enak disantap pakai sambel atau cabai.
Semua makanan itu mengundang selera orang ingin segera menyantapnya. Dan tak jarang banyak orang rela mengantri untuk membeli makanan kesukaan tersebut di warung-warung langganan.
Tetapi ada bak yang setelah diembel-embeli kata dibelakangnya membuat orang jadi malas makan. Seperti kata bak sampah, bak mandi. Siapa yang mau makan di dekat bak sampah, atau makan di dalam bak mandi? Tentu orang itu akan pikir-pikir dulu, masak makan di dekat tempat sampah. Pasti ingin segera menjauh dari tempat itu.
Hidup kita terkadang seperti kata bak. Kadang bisa disukai banyak orang, dan rasanya ingin lama menghabiskan waktu bersamanya. Namun terkadang tak disukai orang, rasanya ingin segera menyingkir dan menjauhinya sesegera mungkin darinya.
Apakah hidup kita seperti kata bak yang diikuti kata moei, so, mie, wan ataukah kata sampah dan mandi?
Label:
coretan singkat
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Buaya yang tak tahu berterima kasih
Seekor buaya sedang menyantap makan paginya dengan rakus. Tiba-tiba sepotong tulang tersangkut di tenggorokannya. Ia mencoba memuntahkannya, tetapi usahanya sia-sia saja. "Tulang kurang ajar," gerutu buaya sambil memegangi lehernya. Ia merasa tersiksa dengan tulang itu. Ia hampir menangis ketika tiba-tiba matanya menangkap bayangan seekor angsa yang mau berenang ke danau. Katanya dalam hati,"aku akan meminta tolong kepada angsa, ia memiliki leher yang panjang, kuharap ia dapat mengeluarkan tulang celaka ini dari tenggorokanku." Dengan tergesa-gesa buaya mendatangi sang angsa. Ia segera mendekati sang angsa yang sedang berdiri di pinggir danau. "Selamat pagi angsa" kata buaya dengan suara lembut dan merdu. Sang angsa buru-buru akan melarikan diri ketika melihat siapa yang menyapanya. Ia sangat takut kepada buaya, mengingat saudara-saudaranya banyak yang menjadi santapan si buaya. "Sang angsa jangan tinggalkan aku, aku butuh bantuannya, aku pnya masalah besar sekarang," suara buaya terdengar memelas. "Baiklah" sahut angsa. Tetapi angsa tetap berdiri jauh-jauh dari si buaya sambil berkata : "seekor buaya membutuhkan bantuan angsa? Kau pikir aku percaya? Bagaimana dengan saudara-saudaraku, bukankah kau telah membunuh mereka, kau ingat itu ?" Baiklah angsa, saya minta maaf dan kita lupakan kejadian yang sudah-sudah. Aku menyesal telah melakukannya, sekarang aku sangat membutuhkan bantuanmu " kata buaya sambil melangkah maju. "Tetap di sana buaya" teriak angsa. "Aku belum mau mati ditanganmu." "Tenanglah angsa aku tidak akan memangsamu percayalah padaku. Aku akan memberimu hadiah kalau kamu bisa menolongku." "Menolongmu ?" cibir angsa. "Aku tidak bisa kau bodohi, aku tahu kau sedang lapar dan kau akan memangsaku." "Angsa tidakah kau lihat, aku sangat menderita? sebuah tulang menyangkut di tenggorokanku. Jika tidak segera dikeluarkan, aku akan segera mati" kata si buaya dengan suara pelan. "Kasihan sekali tapi apa yang bisa kulakukan untukmu? Aku bukan seorang dokter?" "Aku tahu kau bukan dokter, tetapi kau punya leher yang panjang, kau bisa memasukannya ke dalam mulutku dan mengeluarkan tulang itu." "Memasukan leher panjangku ke dalam mulutmu? Itu sangat berbahaya tuan buaya, aku minta maaf, aku tidak melakukan." "Aku sekarat, tolonglah aku angsa" rengek buaya. "Hanya kau satu-satunya yang bisa menolongku. Aku berjanji akan memberi hadiah yang istimewa." "Baiklah aku akan mencobanya, sekarang bukalah mulutmu" Sang angsa segera memasukan lehernya ke mulut buaya dan mengeluarkan sepotong tulang yang berada di tenggorokannya. "Apakah kau merasa baik sekarang?" tanya si angsa, kemudian buaya yang merasa tenggorokannya sudah kembali normal, merasa senang dan tertawa dengan suara nyaring. Tetapi tiba-tiba ia menghentikan tawanya lalu memandang angsa. "Kenapa kau berdiri di situ memandangiku? Sana pergi!! usir buaya dengan suara lantang. "Tapi kau berjanji akan memberiku hadiah. Sekarang berikan hadiah itu buaya" seru si angsa. "Hadiah? seharusnya kau berterima kasih aku tidak menelanmu ketika lehermu berada dalam mulutku. Bukankah itu sudah cukup hadiah buatmu. Pergilah!! sebelum aku menerkammu dan menjadikanmu santapan siangku."
Ada banyak orang yang sikapnya seperti buaya yang tidak tidak tahu berterima kasih. Tetapi kita sebagai anak-anak Tuhan yang manis, harus selalu berterima kasih kepada sesama kita yang telah membantu menolong kita. Apakah orang tua kita, kakak kita,adik kita atau teman-teman kita. Dengan berterima kasih, itu menunjukan bahwa kita senang telah dibantu atau telah diberi. Terlebih lagi kepada Tuhan yang selalu memberkati dan melindungi kita setiap waktu. Kita harus selalu berdoa untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepadaNya setiap hari.
Label:
cerita bijak
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Sabtu, 10 September 2011
Suara Radio di kala listrik tak mengalir
Ketika mati listrik hampir seharian ternyata ada yang dikangenin yaitu suara radio. Malam hari tanpa listrik mengalir yang tersisa hanya sunyi senyap. Tak terdengar suara jangkrik, apa lagi suara katak seperti di desa. Suara radio yang menyiarkan ketoprak, uyon-uyon dan wayang kulit tak terdengar lagi.
Hampir setiap rumah, radio usang dengan batu battery tak dijumpai lagi. Berganti dengan mini compo, mp3, komputer dan media elektronik lainnya. Semua teknologi itu mengandalkan arus listrik dari PLN. Akibatnya jika mati listrik seharian, yang tertinggal hanya kesunyian. Mati listrik selama 24 jam, dijamin banyak orang yang kelimpungan, mengingat hp, blackberry mereka yang butuh segera asupan listrik.
Ternyata suara radio masih dikangenin, jika kepentok dengan mati listrik. Tapi apalah daya, radio sudah tak punya. Mau mendengarkan mp3 atau radio dari hp tak mungkin karena batterynya sudah mulai habis. Ya...apalah daya sambil menunggu listrik menyala, tak ada suara musik. Hanya kesunyiaan malam, sambil berharap listrik segera mengalir.
Label:
cerita hari itu
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Hati yang kering
Pernah kita berkunjung di daerah yang kering, daerah yang sudah lama tak diguyur hujan? Lihatlah permukaan tanahnya kering dan mulai banyak dijumpai rekahan-rekahan yang mengangga.Tanah kering yang sudah lama tak dibasahi air, hanya panas terik mentari akan membuat tanah mudah pecah-pecah. Permukan tanah yang retak-retak itu akan hilang retakannya jika hujan datang membasahi daerah itu. Daerah dengan tanah yang retak-retak tersebut tentu menjadi tanah yang tandus. Tak mudah untuk tanaman tumbuh. Hanya semak dan ilalang saja, serta tanaman yang tahan di musim panas saja yang mampu bertahan.
Daerah dengan permukaan tanah yang mudah retak-retak tentu tak baik didirikan bangunan. Karena jika bangunan didirikan di daerah tersebut, bangunan akan mudah rusak dan akhirnya roboh. Mengingat permukaan tanahnya yang mudah kembang kerut. Mengembang jika musim kemarau dan mengkerut jika musim dingin.
Hati dan jiwa kita dapat diibaratkan seperti tanah. Apakah hati kita telah kering kerontang, sehingga hati kita mudah pecah-pecah? Ataukah saat ini hati kita bagai tanah yang subur?
Jika hati kita saat ini merasa kering, tentu setiap masalah yang datang menghampiri kita dapat mudah memecah-mecah hati kita, mudah memecah-mecah perasaan kita menjadi berkeping-keping. Dan akhirnya dengan mudah kita hancur dan tak kan mampu bangkit lagi.
Sebelum kita terlambat carilah segeranya air dari sumber mata air yang tak pernah habis. Dari sumber airNya, basahilah seluruh hatimu, jangan biarkan ada ruang hati yang masih kering. Jangan pernah lelah dan bosan menyirami hati, hari demi hari dengan air segarNya yang menyejukkan.
Menjadikan hati yang subur agar, setiap pribadi yang dekat dengan kita merasakan kesejukan hati kita. Bukan saja membawa kesejukan bagi orang-orang di sekitar kita, namun mampu membawa jiwa dan kepribadian kita tumbuh dan menghasilkan buah yang melimpah.
Setelah merasakan air kesejukanNya, jangan lekas merasa puas untuk hanya menikmati saat itu. Namun segerkanlah hari demi hari. Jangan hanya mencari kesejukan airNya waktu merasa kita mengalami masalah berat, atau sibuk mencari kesejukan airNya waktu menjelang hari raya keagamaan saja. Diluar hari raya ataupun waktu kebahagian datang menghampiri kita, kita lalu lupa kepada sang punya sumber air. Jika itu kita lalukan maka kita samalah dengan tanah yang mudah kembang kerut dan mudah pecah-pecah. Dan bangunan yang didirikan di tanah tersebut tak kan lama bisa berdiri kokoh. Lambat launpun akan retak dan akhirnya roboh.
-siGal-
Label:
renunganku
"ku berjuang sampai akhirnya, KAU dapati aku tetap setia"
Langganan:
Postingan (Atom)