Catatan Jejak Langkah Misioner, Senin 10 April 2017
Pagi hari beberapa warga sibuk angkut-angkut air untuk keperluan mandi bagi kami. Air-air dibawa dalam drijen-drijen kecil. Ada seorang bapak yang membawa dirgen air yang besar. Jadilah seharian kami nanti bisa mandi pagi dan sore hari. Untuk urusan mencuci, nampaknya tak bisa mengingat terbatas nya air yang ada. Selesai sarapan kami ke gereja karena ada janji pukul 08.00 pagi akan ada latihan kor buat tugas tri hari suci. Sampai di gereja, belum ada orang sama sekali, dan kami[un langsung gabung dengan beberapa bapak dan ibu yang sedang santai dibawah pohon melihat anak-anaknya yang sedang bermain bola. Dalam obrolan santai mereka menceritakan bahwa sudah dua tahun ini mereka berhenti sadap karet. Dikarenakan harga yang jatuh, dari yang dulu bisa dihargai per kilo Rp. 25.000,00 kini cuma dihargai Rp.7000,00. Harga yang jatuh ditambah harga kebutuhan pokok yang juga naik, maka mereka jadi malas sadap karet..Penduduk lebih suka menjual hasil dari kaben mereka berupa pisang, rambutan, dan durian..
Selang beberapa waktu nampaklah tiga orang anggota kor yang mengampiri kami, lalu mereka menuju ke gereja untuk membuka pintu gereja tempat kami akan latihan. Sambil membersihkan dan menyampu gereja dari sisa-sisa potongan daun palma, satu persatu anoota yang lainnya mualia berdatangan. Dan koordinator koor ibunya Yosefina dan Yosefina pun datang. Segeralah kami mulai latihan. Dengan suara khas yang yajam melengking khas ibu-ibu dari Aiwat kami latihan kora untyk tugsa kamis putih hingga sabtu suci.
Selesai latihan lagu penutup untuk sabtu suci, hujan turun dengan derasnya, dan saya tawarkan bagaimana jika kita latihan buat tugsa minggu paskahnya. Dan dengan semangat ibu-ibu menjawab…mari lanjutkan…
Hujan belum reda saat kami tlah selesai latihan untuk tugas minggu paskah, maka saya ajarkan mereka membuat cerita bergambar tentang Pekan Suci. Ibu-ibu saya ajarkan melipat dan merangkai potongan-potongan gambar untuk dibuat memory cross card cerita pekan suci. Sebagian bisa membuatnya dan bisa menggunakannya. Sebagian lagi kertas penuh dengan lem…dan sobek…;0
Lalu saya berpesan kepada mereka, minggu ini kita akan memasuki tri hari suci, jadi gunakanlah media ini untuk bercerita kepada anak-anak nya yang ada dirumah yaa… dan mereka menjawab yaaa…
“Untuk Tuhan mereka ingin memberikan yang terbaik yang mereka punya dengan bersusah payah datang latihan kor”
Pagi hari beberapa warga sibuk angkut-angkut air untuk keperluan mandi bagi kami. Air-air dibawa dalam drijen-drijen kecil. Ada seorang bapak yang membawa dirgen air yang besar. Jadilah seharian kami nanti bisa mandi pagi dan sore hari. Untuk urusan mencuci, nampaknya tak bisa mengingat terbatas nya air yang ada. Selesai sarapan kami ke gereja karena ada janji pukul 08.00 pagi akan ada latihan kor buat tugas tri hari suci. Sampai di gereja, belum ada orang sama sekali, dan kami[un langsung gabung dengan beberapa bapak dan ibu yang sedang santai dibawah pohon melihat anak-anaknya yang sedang bermain bola. Dalam obrolan santai mereka menceritakan bahwa sudah dua tahun ini mereka berhenti sadap karet. Dikarenakan harga yang jatuh, dari yang dulu bisa dihargai per kilo Rp. 25.000,00 kini cuma dihargai Rp.7000,00. Harga yang jatuh ditambah harga kebutuhan pokok yang juga naik, maka mereka jadi malas sadap karet..Penduduk lebih suka menjual hasil dari kaben mereka berupa pisang, rambutan, dan durian..
Selang beberapa waktu nampaklah tiga orang anggota kor yang mengampiri kami, lalu mereka menuju ke gereja untuk membuka pintu gereja tempat kami akan latihan. Sambil membersihkan dan menyampu gereja dari sisa-sisa potongan daun palma, satu persatu anoota yang lainnya mualia berdatangan. Dan koordinator koor ibunya Yosefina dan Yosefina pun datang. Segeralah kami mulai latihan. Dengan suara khas yang yajam melengking khas ibu-ibu dari Aiwat kami latihan kora untyk tugsa kamis putih hingga sabtu suci.
Selesai latihan lagu penutup untuk sabtu suci, hujan turun dengan derasnya, dan saya tawarkan bagaimana jika kita latihan buat tugsa minggu paskahnya. Dan dengan semangat ibu-ibu menjawab…mari lanjutkan…
Hujan belum reda saat kami tlah selesai latihan untuk tugas minggu paskah, maka saya ajarkan mereka membuat cerita bergambar tentang Pekan Suci. Ibu-ibu saya ajarkan melipat dan merangkai potongan-potongan gambar untuk dibuat memory cross card cerita pekan suci. Sebagian bisa membuatnya dan bisa menggunakannya. Sebagian lagi kertas penuh dengan lem…dan sobek…;0
Lalu saya berpesan kepada mereka, minggu ini kita akan memasuki tri hari suci, jadi gunakanlah media ini untuk bercerita kepada anak-anak nya yang ada dirumah yaa… dan mereka menjawab yaaa…
“Untuk Tuhan mereka ingin memberikan yang terbaik yang mereka punya dengan bersusah payah datang latihan kor”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar