Kamis, 19 April 2012
Sepenggal kisah di hari Kamis
Sepenggal kisah di hari kamis sore hingga malam hari ini, diawali sekitar pukul empat sore. Seperti biasa tiap kamis sore harus mendampingi adik-adik kelas 4 SD belajar di Sambel. Sudah kurang lebih 3 kali pertemuan saya tidak datang, baru hari kamis ini bisa lagi menyempatkan waktu. Sampai di Sambel ternyata sudah ada pendamping yang mengajar. Lalu kulangkahkan kaki ke gereja Kumetiran, karena ada urusan lain dengan mas Pur (koster). Ketemu koster buat nitipkan bulletin Kompak edisi Januari yang lalu untuk diambil suster Stanlis hari Sabtu pagi. Katanya hari minggu, bulletin kompak yang berisi Natalan di Hellen Keiller mau dibawa ke Belanda. Dicari di kamar tak ada, yasudah aku tunggu di tangga pintu masuk gereja sambil menikmati irama senam lansia. Tak berapa lama datang mas Pur, kuserahkan buletin kompak dan bilang besok sabtu pagi akan diambil suster Stanlis. Mas Pur bilang, "kok gak ada yang lain po? Itu bagian belakan sobek." ku jawab saja, "wah aku malah gak tau je mas, ah yang penting berita dan liputan di dalamnya kok." "memang yang lainnya gak ada?" tanya mas Pur. "Gak ada mas," jawabanku selain malas mencari. Dan tugaspun telah selesai.
Mendungpun mulai bergerak dari arah utara, sesampainya di gereja Kotabaru pukul lima sore hujanpun turun. Rasa terima kasih kepada Tuhan, karena hujan turun pas saya tiba di gereja. Sekitar duapuluh menit doa pribadi dan dilanjutkan doa rosario. Setengah enam kurang lima menit, langkah kaki menuju ke panti koor. Awalnya hanya enam orang maklum cuaca lagi hujan jadi tak sebanyak seperti biasa. Namun lambat laun bertambah lima orang. Putera altarpun hanya seorang dengan rambut basah akibat kehujanan. Misa sore ini dipimpin oleh rm.Andalas, SJ. Seperti biasa jika yang memimpin romo Andalas petugas koor menerima komuni dua rupa. Lagu pembuka hingga komuni aman karena tak ada keterangan solis (s). Asal ada kata s (solis) di lagu tanpa dikomando pasti langsung ada yang nyelonong jadi solis hehehe. Ketika lagu penutup dari MB 435 benar ada tulisan solis. Dan bisa ditebak langsung ada solis yang nyelonong dengan PD. Misapun berakhir sekitar pukul enam sore. Daripada menunggu satu jam janjian dengan teman. Akupun mampir dulu di angkringan depan Widyamandala. Sampai di angkringan sudah ada koster gereja Kotabaru sedang menyantap dua bungkus nasi yang dijadikan satu. Akupun memesan segelas teh panas. Kamipun mengobrol, dan akupun dibilang orang yang rajin misa sore di kotabaru (tuambah besar kepalaku hehehe). Beliau juga cerita dulu sewaktu romo Bono masih di seminari Kentungan sering meditasi bersama dalam kelompok. Sewaktu aku beritahu penjaga malam di gereja Kumetiran mbah Totok meninggal, diapun kaget. Mas koster (aduh maaf aku lupa namanya) pun tak bisa berlama-lama karena harus bekerja lagi.
Sekitar setengah tujuh malam aku meninggalkan angkringan. Menuju kapel pastoran Gereja Kidul loji. Awalnya memang sekitar pukul tujuh malam ada janjian dengan wartawan senior majalah rohani. Sesampainya di gereja kidul loji kembali aku sms, bahwa aku sudah sampai. Akupun tak menunggu balasannya. Pikirku daripada aku menunggu diluar lebih baik kugunakan waktu untuk berdoa di kapel pastoran tempat piscis berisi purificatorium mengusap darah tempat hosti hilang terjatuh. Sesampainya di depan kapel disediakan buku tamu. Dan kutulis namaku diurutan 277. Di dalam sudah ada sekitar 13 umat yang berdoa dengan kusyuknya. Keadaan di dalam kapel sendiri terdapat altar kecil dengan dua lilin. Disampingnya gambar kerahiman Yesus dengan ukuran besar terbingkai dengan indahnya.. Dibelakang altar kecil terdapat tabernakel. Diatas tabernakel inilah terdapat piscis yang berisi purificatorium yang ada bekas noda darah. Diatasnya piscis terdapat purificatorium untuk membungkus piscis ketika hendak mau dimasukan ke tabernakel. Hanya sujud syukur, menunduk, dan doa yang terucap. Dan tanpa terasa matapun berkaca-kaca.
Sekitar duapuluh menit berdoa di dalam kapel. Akupun keluar, lalu kuaktifkan kembali hp ku. Benar saja ada sms dari temanku, bahwa hari ini tak jadi meliput. Akupun tak langsung pulang, akupun duduk di ruang tamu pastoran ngobrol dengan koster gereja Kidul loji. Katanya kapel pastoran mulai ramai atau dibuka untuk umum mulai hari ini. Hari selasa dan rabu kemarin masih sistem buka tutup. Ngobrol ngalor ngidul pun diakhiri sekitar pukul setengah sembilan malam. Turut nimbrung ngobrol pak joko bing dan isterinya.
Sepenggal kisah di kamis sore ini, menyisakan pengalaman aku tiga kali berjumpa dan ngobrol dengan ketiga koster dari gereja yang berbeda. Sore hingga malam mengunjungi ketiga gereja yang berbeda dengan tugas dan keperluan yang berbeda pula. Sungguh hari kamis yang meneguhkan dan menguatkan aku. Terima kasih Tuhan atas penyelenggaranMu dalam hari-hariku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar