Senin, 23 April 2012
Berani karena ada temannya, coba sendiri, beranikah?
Kenapa geng motor, suporter, dan ormas sering melakukan tindak pengeroyokan/tawuran dan pengerusakan? Jawabannya karena mereka memakai identitas berupa "seragam" dan atribut dalam sebuah kelompok besar. Ketika "seragam" yang melabeli identitas mereka, baik geng motor, suporter bola dan ormas, orang-orang yang ikut didalamnya akan mempunyai rasa percaya diri yang lebih. Merasa aman dan nyaman, karena ada teman-temannya yang pasti akan mendukungnya. Dari orang yang sebenarnya penakut, namun ketika berada dalam kelompok rasa takutpun menjadi hilang.
Identitas yang melekat di "seragam" atau atribut menjadi tak berarti ketika mereka tak lagi bersama-sama dalam sebuah kelompok. Tak ada yang berani melakukan pengerusakan seorang diri. Mengajak berkelahi satu lawan satupun tak jarang ada yang berani. Seringpula aparat keamanan menggunakan cara mencopot label seragam dan atribut kelompok suporter bola, untuk menghindari bentrokan antar suporter bola.
Jika geng motor, suporter bola dan ormas yang sering membuat rusuh berkaca pada diri sendiri. Mencoba bertanya jika aku seorang diri yang dikeroyok, jika aku pemilik warung atau toko yang dagangannya dijarah, jika rumahku dibakar dan dirusak. Bagaimana perasaan mereka? Ya, mungkin mereka tak sempat berpikir seperti itu. Mereka lebih cenderung emosional, dan hanya berpikir sesaat. Tak memikirkan jangka panjangnya, bagaimana jika tindakan yang mereka lakukan mengantar mereka masuk ke bui.
Para pahlawan bangsa ini mungkin akan malu melihat ulah para geng motor, suporter dan ormas yang sering membuat ulah. Tawuran antar sesama bangsa sendiri, merusak aset bangsa sendiri, tak jarang nyawa melayang ditangan anak bangsa sendiri.
Banyak persoalan bangsa yang menumpuk di negara ini, kemiskinan, pendidikan, pengangguran, korupsi, narkoba yang belum terselesaikan. Janganlah menambah persoalan bangsa dengan hal-hal yang memalukan. Terlebih peristiwa yang sangat memalukan, yang terjadi hari Minggu malam di Gorontalo, tawuran antara Kostrad dan Brimob. Jika yang diatas memberi contoh tawuran dengan melabeli diri baju "seragam," lalu bagaimana mau memberi contoh yang baik kepada geng motor, suporter dan ormas?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar