Senin, 02 April 2012
Begitu susahnya sepenuh hati
Melayani, mencintai dan berbuat kasih itu dengan sepenuh hati bukannya setengah hati.
Walaupun itu terasa tak mudah namun harus terus dicoba.
Karena ada persoalan lalu merubah sikap hati.
Awalnya mau niat sepenuh hati.
Namun ketika terbentur masalah menjadi berkurang perlahan demi perlahan.
Hingga tak terasa tinggal setengah hati.
Dihantam lagi masalah dan melihat keadaan tak sesuai dengan bayangan yang kita inginkan, mulai berkurang lagi dan lagi.
Dari yang tinggal setengah lalu menjadi se perempat hati.
Beruntung masih sisa sedikit, bayangkan jika tak ada sisa.
Hati menjadi kering dan mati.
Hati ini bukanlah sebuah lingkaran yang mampu dibagi-bagi sesuai dengan prosentase.
Hati ini bukanlah sebuah gelas yang berisi air yang lama kelamaan akan berkurang.
Hati ini sebenarnya seluas samudera.
Pengalaman pahit bagaikan segelas jamu yang dibuang di samudera.
Pahitnya jamu seakan tak berasa dengan luasnya samudera.
Janganlah mencoba mengecilkan peran hati.
Janganlah mencoba mengurang-ngurangi peran hati.
Biarlah hati itu tetap penuh, dan selamanya penuh.
Segala beban biarlah berlayar dan tenggelam dalam samudera hati yang luas.
Saat segala hal dilakukan dengan setengah hati, carilah bagian yang setengahnya itu di dalam diri kita.
Biarlah setengah itu menjadi penuh.
Dan pada akhirnya segala hal dapat dilakukan dengan sepenuh hati.
Tentu hal itu tak mudah dilakukan.
Butuh perjuangan dan keikhlasan diri, tuk menerima segala hal yang terjadi dalam diri kita.
Semoga segala pengalaman demi pengalaman hidup, membuat hati menjadi penuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar