Jurnalistik kasih sayang adalah jurnalistik yang dibangun atas dasar cinta kasih. Jujur pada sumber dan terutam jujur pada diri sendiri. -Arswendo Atmowiloto
Lama berkecimpung dalam dunia tulis menulis rasanya menuju sebuah jurnalistik kasih sayang merupakan hal yang tidak mudah. Berita yang seharusnya netral terkadang berat sebelah. Kritik-kritik yang dikeluarkan rasanya tidak terbalut dalam rangka kasih sayang. Lebih cenderung dominan balutan emosi sesaat penulis, biar disebut kritis katanya.
Belajar dari kasus Nazaruddin yang membuat media menjadi terkena imbasnya. Ada yang bilang tak berimbang, ada yang bilang asal menjadikan berita untuk memojokan seseorang atau pihak tertentu. Ada yang bilang masih sesuai dengan treknya. Sangat wajar sekali bila ada pro dan kontra mengenai sebuah pemberitaan dari sebuah media.
Sudah barang umum orang tau bahwa media itu selalu ada yang punya. Siapa pemiliknya tentu akan mempengaruhi materi dalam pemberitaan dan itu sudah merupakan hal yang wajar. Tengok saja berita pendirian ormas Nasional Demokrat diberbagai daerah yang selalu diberitakan di Metro TV, tidak pernah diberitakan oleh stasiun televisi lain. Begitu juga dengan hal yang berkaitan dengan ketua umum Golkar tidak pernah luput dari pemberitaan TV ONE. Ditataran nasionalpun terlihat jelas pemberitaan sudah tak berimbang.
Dalam lingkup skala yang terbatas seperti dunia blog, bagaimana menerapkan jurnalistik kasih sayang sangat perlu diasah hari demi hari. Bagaimana membalut kekritisan kita yang tajam dalam balutan kasih sayang. Sebuah hal yang tentunya tidak mudah, dibutuhkan ketenangan hati dan sebuah tawaran solusi untuk mengurai suatu masalah.
Walaupun sudah menerapkan jurnalistik kasih sayang, tak mungkin dapat menyeragamkan gaya bicara dan hasil karya tulis dari setiap penulis. Karena setiap penulis selalu mempunyai ciri tersendiri, karakter sendiri, watak dan kemampuan yang membedakan satu sama lainnya. Sehingga apa yang dihasilkan oleh penulis selalu berbeda satu sama lain walaupun idenya sama.
Melakukan jurnalistik kasih sayang tanpa sadar dapat semakin mengenali jati diri kita, semakin mengenal siapa diri kita. Dalam sebuah tulisan orang dapat mengetahui kejujuran kita. Sebuah tulisan yang tanpa sadar dapat membuat dan membentuk perspektif orang mengenai diri kita yang sebenarnya.
Sebuah tulisan dapat mengandung 1000 arti, tetapi yang pasti selalu ada satu makna yang berarti tuk dapat dimengerti. Sudahkah kita menulis dengan jujur selama ini?
-siGal-
Sabtu, 06 Agustus 2011
Menulis dari hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar