Sebuah gerhana kasih terkadang menyelimuti jiwa kita. Hati kita seakan tak melihat apa yang terjadi di sekitar kita. Semua tertutup dengan yang namanya gerhana kasih. Jiwa-jiwa yang membutuhkan cahaya belas kasih kita tak kunjung menerimanya. Seakan tertutup lama dengan apa yang disebut gerhana kasih. Apakah sekarang kita lagi mengalami gerhana kasih, yang menyebabkan kita kurang peka terhadap penderitaan sesama?
Menemukan kejujuran akhir-akhir ini sangat sulit sekali. Lihatlah korupsi yang semakin merajalela. Banyaknya suap menyuap, adanya permainan mafia di semua sektor. Mungkinkah bangsa ini sekarang lagi diselimuti gerhana kejujuran? Semuanya gelap dan abu-abu. Bukan hanya bangsa ini, tapi lihatlah ke dalam hati kita, apakah kita sekarang juga mengalami gerhana kejujuran? Sulit berkata jujur, sulit berbuat jujur. Hari ini mampukah kita menghalau gerhana kejujuran yang menutupi hati? Biarlah cahaya kejujuran segera memancar dalam diri kita, memancar menerangi bangsa ini. Dan orang masih bisa berkata, ternyata masih banyak orang jujur di negeri ini.
Perkelahian, permusuhan, peperangan, saling caci maki, pembunuhan, rasanya tak pernah berhenti diberitakan. Keluarga banyak yang retak, perceraian, konflik anak dan orang tua yang tak pernah kering dalam pemberitaan. Rasanya gerhana cinta tlah menutupi kalbu kita. Pancaran cinta seakan redup oleh kesibukan, hedonisme, konsumerisme, dan perkembangan arus jaman yang semakin mengerus makna cinta. Sibakanlah gerhana cinta yang menutupi mata, hati, telinga kita. Biarlah pancaran cinta yang kita punyai dapat menjangkau setiap orang yang kita jumpai.
Jika setiap kebaikan yang kita punya selalu tertutup dan tak mau kita bagikan. Lalu bagaimana mungkin "aku dapat menjadi sesama bagi manusia?"
Menyibakan gerhana yang telah menutupi simpul-simpul kebenaran yang kita punya mulai sedikit demi sedikit patut kita lakukan. Jangan sampai menjadi gerhana total dan permanen yang tak kan mampu disibakan.
-siGal-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar