Pada suatu hari sang guru memberikan perintah kepada murid-muridnya. Perintahnya esok hari para murid disuruh membawa kentang yang sudah dimasak. Kentang itu harap dimasukan dalam tas plastik dan diikatkan dalam pinggang para murid. Keesokan harinya para murid melakukan apa yang diperintahkan oleh sang guru. Sang guru lalu bertanya pada para murid, "apakah semua pinggang tlah berikat kentang? Ingat tiap kali kalian berangkat ke sekolah, kalian harus tetap mengikatkan kentang dalam pinggang kalian. Dan kentang yang terikat haruslah kentang yang sama waktu awal mulai dipasang, tak boleh diganti dengan yang baru."
Para muridpun hanya mengangguk-angguk tanda setuju, namun mereka tak tahu apa maksud guru memberikan perintah itu. Sehari...dua hari para murid masih menuruti perintah sang guru. Pada hari ketiga ketika masuk ke kelas, para murid mulai menutup hidup. Mulai tercium bau yang tak enak yang ditimbulkan dari kentang yang mulai membusuk. Semua murid saling menyalahkan kentang yang mereka bawa. Kentangmu itu yang bau busuk, bukan itu kentangmu. Saling ejekpun terjadi hingga sang guru masuk ke dalam kelas. Anak-anaku di hari ketiga ini, apakah ada yang berbeda dengan kentang yang kalian bawa? Anak-anakpun menjawab, iya dikelas ini sudah mulai tercium bau busuk dari kentang-kentang yang kita bawa, saut salah satu murid. Sang guru bertanya lagi, "Apakah kalian masih sanggup untuk membawa kentang yang kalian bawa selama satu minggu lagi atau satu bulan lagi?" para murid serentak menjawab, "Tidak...!"
Murid-muridku, kentang yang kalian bawa itu ibarat sebuah kesalahan yang kita lakukan kepada sesama, seperti menyakiti teman, masih memiliki dendam dengan sesama. Perasaan pendendam, belum bisa memberi pengampunan kepada sesama, belum berani minta maaf kepada orang yang pernah kita sakiti, lambat laun akan seperti kentang yang kita bawa. Kentang itu akan membusuk dan akan mempengaruhi diri kita dan orang-orang disekitar kita. Sekarang kalian tahu, betapa baunya kentang yang sudah 3 hari kita bawa. Jika hari ini murid-muridku masih punya dendam dengan sesama, belum mau mengampuni dan memberi pengampunan teman yang bersalah. Lekaslah sambil menanggalkan kentang yang kalian bawa, minta maaflah segera kepada teman yang pernah kita sakiti. Jangan biarkan hati kita terus membusuk seperti kentang.
-siGal-
Senin, 19 September 2011
Seplastik kentang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar